"Berarti bener?"
Arjuna yang baru saja meletakkan tas di atas meja mau tak mau mengangguk menjawab Dewa yang meminta kebenaran dari berita yang sejak kemarin malam terus berdatangan.
Berita itu masuk melalui postingan dari akun instagram yang memang berisi info baik buruknya SMA. Dan Arjuna tidak menyangka jika foto dirinya dan Ariana masuk hingga di repost oleh banyak siswa dalam bahkan luar SMA.
Rata-rata menuliskan caption jika tindakan yang diambil Arjuna sangatlah gentle. Bagaimana tidak? Ariana yang terkulai lemas, dan Arjuna yang menggendongnya dengan pandangan datar. Itupun karena efek kemarahan untuk Clarisa.
"Gila sih. Lama-lama bakalan sampe di ige lambe turah nih foto," celetuk Farza membuat Dewa dan Surya terkekeh.
"Ck. Biasa aja," ucap Arjuna.
"Tapi... gimana kalau Tiffany liat?"
Arjuna terhenyak, ia baru ingat jika ada perasaan seseorang yang saat ini masih harus ia jaga. Tiffany. Pacarnya. Entah apa yang harus Arjuna jelaskan jika cewek itu kecewa dengannya.
"Omongan lo, bener juga," ucap Dewa menyenggol lengan Surya. Orang dibalik ucapan yang langsung membuat Arjuna terdiam.
"Belum ada dua minggu, Jun. Masa lo lupa kalau lo punya pacar?" goda Farza sama sekali tidak membuat Arjuna berhenti diam.
Satu detik.
Dua detik.
Arjuna langsung menatap dengan pandangan penuh arti pada tiga sahabatnya.
"Gimana biar beritanya nggak nyebar?" tanya Arjuna yang terlihat mulai frustasi. Cowok itu mengacak pelan rambutnya, bingung.
"Nggak bisa lah, Jun. Semua grup kelas palingan juga ikut bahas. Termasuk grup kelas Tiffany sendiri," jelas Surya.
"Ya, kalau nanti Tiffany minta penjelasan. Lo jawab aja jujur. Lagian, keadaan buat cari alasan mendukung kok," celetuk Dewa menaik-turunkan alis.
"Oke, gue ikut rencana lo," final Arjuna.
Kemudian hening. Tidak biasanya mereka berangkat sepagi ini. Alasannya pun karena paksaan Arjuna.
Berita ini semalam membuat gempar semua siswa-siswi. Bukan bermaksud geer, tapi Arjuna tidak ingin menjadi pusat perhatian atau parahnya ditanyai tentang hal kemarin. Dan cara satu-satunya yang Arjuna tempuh adalah memaksa tiga temannya menemani berangkat pagi.
Brak.
"Santai dong," teriak Yossi.
Empat cowok itu beserta penghuni kelas lainnya menoleh ke arah sumber suara. Tepatnya ambang pintu dimana Yossi dan Clarisa saling melempar tatapan tajam.
Sepertinya, dua cewek itu sama-sama masuk dengan tergesa-gesa. Hingga tanpa sadar saling bertabrakan. Parahnya, Yossi sampai terjatuh menubruk meja dekat pintu.
Farza yang melihat itu, langsung bangkit dari duduknya di meja lalu menghampiri Yossi. Bermaksud membantu cewek itu berdiri. Namun, belum sempat karena Yossi lebih dulu menepisnya.
"Gue bisa sendiri!" ketus Yossi melangkah menuju meja.
Farza mendengus, telinganya bisa mendengar tawa cekikikan tiga temannya.
Tatapannya beralih pada Clarisa yang masih diam menatap arah lain dengan pandangan kosong. Farza membuang nafas, lalu berbalik kembali pada yang lainnya.
"Mana dua temen lo? Takut?" Clarisa mendongak. Menatap tajam Arjuna yang juga membalas tatapannya dengan sinis. Sesaat, ucapan Arjuna dan pandangan tajam Clarisa membuat kelas kembali hening. Mereka jelas tahu tentang apa yang Clarisa lakukan. Hingga Ariana yang berakhir di gendongan Arjuna.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARJUNA
Teen Fiction"Gue bakalan dateng ke acara sama dia." Arjuna menunjuk dengan jari telunjuknya kearah seorang siswi yang terlihat tengah sibuk menempelkan kertas pada majalah dinding. "Lo gila, Jun?" tanya Dewa tak percaya. "Hampir menyerupai lo," sahut Arjuna...