ARJUNA;39

3.3K 205 7
                                    

Memasuki kelas, Arjuna terdiam di depan pintu. Netra nya menatap tak percaya tentang apa yang sekarang ada di hadapannya. Dengan langkah tak tenang ia mendekat. Meneliti wajah yang beberapa minggu ini tidak ia temui.

Rendi. Tersenyum tipis menatapnya dengan tubuh bersandar di sisi meja.

"Ren?" panggil Arjuna memastikan.

Rendi memeluk tubuh Arjuna. Tidak disangka jika ia juga merindukan sahabatnya ini. Arjuna membalas, menepuk beberapa kali bahu Rendi.

"Gue denger kabar waktu itu lo menang voli," ucap Rendi seraya melepaskan pelukan. Arjuna mengangguk sebagai jawaban. Raut wajah Rendi berubah, ia menghela nafas. "Sorry gue baru tau Bunda lo nggak ada. Sorry banget, gue temen yang nggak bisa--"

"Oke. Gue tau pasti disana lo juga sibuk sama acara keluarga lo," ujar Arjuna yang sebenarnya mencoba memaklumi Rendi. Namun, berefek berbeda untuk Rendi. Tubuh cowok itu sedikit menegang dan dengan sebisa mungkin Rendi memaksakan senyum.

"Sorry, Jun."

Arjuna mengangguk.

Ini hari pertamanya masuk setelah beberapa hari lalu masih di rumah. Dan ia tak menyangka jika akan diberi kejutan dengan kedatangan Rendi. Sahabatnya dari kelas 10.

Tidak lama kemudian, kelas menjadi ramai. Dewa, Surya, dan Farza juga sudah datang. Kelima cowok itu langsung membuat perkumpulan membahas hal-hal tidak penting seperti biasanya.

"Lo kemana aja sih? Untung lo ngilang nggak sampe empat minggu kayak izin lo," celetuk Dewa yang duduk di samping Rendi dengan tangan tidak bisa diam. Sesekali mengelus punggung, sesekali juga menepuk bahu Rendi.

"Tangan lo!" peringat Rendi dengan tatapan tajam. Asal tahu saja, Rendi merasa geli karena elusan tangan Dewa.

"Ya Gusti. Gue kira lo ngilang, sifat lo juga ikut ngilang." Dewa mencebik.

"Nggak ilang kalau sama lo, Wa. Pantes soalnya," sahut Farza.

"Jadi lo kemana?" tanya Arjuna.

"Jangan-jangan acara keluarganya itu, lo yang udah sold out, Ren?" Rendi mengalihkan pandangan pada Surya. Menatap dengan begitu pekat lantas menggeleng tegas.

"Nggak ada gituan."

Rendi bangkit bersamaan dengan bel masuk yang berbunyi. Keempat lainnya mengikuti lantas menuju bangku masing-masing.

Ada yang menyita perhatian Rendi. Saat pandangannya mengedar, ia tidak menemukan apa yang menganggu pikirannya.

"Si cewek itu kemana? Di keluarin?" tanya Rendi yang juga asal menebak.

Dewa menatap ketiga teman lainnya, Arjuna, Farza, dan Surya. Kemudian menatap Rendi yang tampak menunggu jawaban.

"Clarisa?" tanya Surya memastikan.

"Jangan bilang lo kangen lagi?" goda Dewa yang sayangnya mampu membuat Rendi mengalihkan pandangan. Salah tingkah.

"Clarisa diskors sebulan--"

"Kenapa?" sahut Rendi cepat.

Keempat orang lainnya mulai saling tatap. Di pikiran mereka sama-sama saling memendam kebingungan. Rendi masih menunggu jawaban keempat temannya, namun sekarang yang ia dapat malah tatapan Anatar keempatnya.

"Nanti lah, lebih jelasnya." Walaupun sedikit tidak lega atas jawaban Surya. Rendi tetap berharap akan tahu apa yang menyebabkan cewek itu terkena skors.

***

Meja pojok kantin yang biasa ramai sekarang senyap setelah beberapa saat Arjuna menceritakan secara rinci mengapa Clarisa bisa diskors. Dari yang bisa Rendi tangkap, Clarisa diskors karena ulahnya pada Ariana.

ARJUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang