selamat membaca ALGARA dengan kisah yang baru. semoga kalian suka ♡
___
Luna merangkul bahu Gara yang lebih tinggi darinya. "Gar, beliin gue bittersweet by najwa yang keju dong."
Gara menjauhkan tangan Luna dari bahunya. "Gak! Beli sendiri," ucapnya.
"Pelit!" teriak Luna dari belakang karena Gara sudah mulai berjalan menjauhinya.
Luna berjalan menyusul Gara yang tidak kembali menghampirinya. Menyebalkan. "Garaa!"
"Berisik lo, nyet," kesal Gara karena Luna yang terus berteriak-teriak. Luna memandang sinis ke arah Gara. Punya sahabat tidak ada baik-baiknya, tapi lebih tepatnya gebetan sih.
"Lagian lo pelit. Duit lo kan banyak. Beliin gue bittersweet juga gak bakalan bikin lo bangkrut," ujar Luna.
"Ayo dong, beliin gue." Luna menampilkan puppy eyes-nya, berharap Gara luluh dan membelikan bittersweet untuknya.
Gara menghela napas. Ia berhenti kemudian mendorong pelan dahi Luna. "Lo kan juga banyak duit. Kenapa gak beli sendiri?"
"Kalau ada lo yang bisa gue manfaatin, kan uang gue bisa gue simpen. Jadi hemat deh dikit."
Gara mengelus dadanya mendengar penuturan Luna, tapi tiba-tiba ia terpikir sesuatu. Gara meminta Luna mendekat. "Sini."
Luna mendekat sesuai perintah Gara. "Apa, apa?" keponya.
Bibir Gara mendekat ke telinga Luna. Gara kemudian membisikkan sesuatu. "Gue beliin lo bittersweet, tapi sebagai gantinya lo seharian ini di apartemen gue, gimana?"
Luna berpikir sebentar. "Ngapain? Ikut lo belajar? Gak mau ya gue," tolaknya mentah-mentah.
Gara menjauhkan wajahnya sambil tersenyum miring. "Ada deh. Mau atau enggak?"
"Hmm ...."
"Oke deh. Asal gak ikut lo belajar ya," ucap Luna.
"Suka-suka gue dong." Gara memeletkan lidahnya ke arah Luna, kemudian melanjutkan langkahnya ke parkiran. Hal itu membuat Luna sebal. Ia malas jika harus ikut Gara belajar yang bisa sampai berjam-jam.
Luna meraih ponselnya dan memesan bittersweet varian keju kesukaannya lewat go-food. Awalnya ia hanya ingin memesan satu, tapi tiba-tiba terbesit ide jahilnya.
Luna melirik Gara yang sudah sampai di motor. Di dalam kesepakatan mereka tadi Gara tidak membatasi berapa banyak ia boleh membeli. Jadi, baiklah. Jika Gara bisa mengerjainya, maka dirinya juga bisa.
Luna memencet tombol tambah hingga angkanya bertambah menjadi lima. "Rasain tuh!"
-algara-
Luna mengipas-ngipas wajahnya. Gara membuka pintu apartemennya dan AC langsung menerpa wajah Luna yang bercucuran keringat.
"Akhirnya." Luna langsung membanting tubuhnya di atas sofa. "Definisi orang kaya. Pergi sekolah AC gak dimatiin," ujar Luna.
"Emang lo, miskin," sahut Gara sambil membuka seragamnya.
Luna memutar matanya malas. "Shombong amat!"
"Lagian bukan duit lo juga. Kalau lo didepak dari sini, jadi gelandangan lo," ledek Luna.
"Sok tau lo!"
Luna membuka satu per satu kancing seragamnya, tapi baru saja membuka 2 kancing pertama, Gara menghentikan aksinya. "Mau ngapain lo?"
"Buka baju, gerah," jawab Luna.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGARA
Teen Fiction[UPDATE SETIAP HARI SABTU] Seperti yang banyak orang katakan bahwa tidak ada pertemanan murni antara perempuan dan laki-laki. 2 tahun bersahabat dengan Gara, Luna mulai merasakan ada yang berbeda dengan dirinya ketika bersama Gara. Namun, mungkinka...