27. Sixteen

665 43 54
                                    

⋆ ★

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⋆ ★

Luna duduk di ranjangnya sembari tersenyum. Sebentar lagi jam di ponselnya akan berubah menjadi 00.00. Pasti orang terdekatnya akan memberi kejutan seperti tahun lalu.

Ponsel Luna berdering. Luna langsung mematikan alarm yang ia pasang lalu berdoa. Selesai berdoa, ia berbaring dan menunggu surprise.

Luna mengecek ponselnya. Apakah Gara benar-benar tidak ingat ini hari ulang tahunnya? Luna mencebikkan bibirnya.

Luna dikejutkan oleh bunyi ponselnya saat sedang termenung. Ia tidak tahan untuk tidak tersenyum. Segera ia raih ponselnya dan menempelkan ke telinga.

"Hbd, nyet."

"Katanya gak tau hari ini hari apa," cibir Luna.

"Awalnya emang gak tau, tapi karna lo nanyanya aneh, jadi gue ngecek."

Luna tersenyum. "Lo gak ada niat ngajak gue dinner birthday gitu?"

"Enggak." Gara menggelengkan kepalanya. Ia sama sekali tidak kepikiran hal seperti itu.

Luna menghela napas dengan berat. "Besok gue mau cari pacar baru aja."

"Cari aja," sahut Gara.

"Kenapa sih gue bisa suka sama orang modelan kayak lo gini? Ngeselin banget anjrit!"

"Ngomong apa lo barusan?" Gara menggoda Luna.

Luna langsung menutup mulutnya. Ia lupa! "Gak ngomong apa-apa."

"Lo utang nyium gue," ucap Gara sambil tersenyum kemenangan di apartemennya.

"Katanya waktu itu gak mau. Plinplan lo kek cewek." Luna berdecak sebal.

"Yang bilang gue gak mau siapa?" sahut Gara.

Luna terdiam sebentar. Sepertinya Gara memang tidak ada mengatakan tidak mau dicium. Waktu itu Gara sibuk berceramah.

"Ya udah," ucap Luna.

Mereka berdua diselimuti keheningan beberapa saat hingga Gara kembali mengeluarkan suara. "Nanti sore pake baju yang bagus, gue jemput," ucap Gara.

Mata Luna langsung berbinar. "Mau ke mana?"

"Ke mana aja."

"Oke!" Luna sangat antusias.

Gara memutuskan panggilan. Luna langsung kegirangan. Ia pergi ke lemarinya untuk mencari baju yang bagus.

Saat tengah mencari, listrik tiba-tiba padam. Luna membeku. Ia tidak bisa melihat apa-apa. "Tumben banget mati lampu jam segini," gumam Luna.

Dengan perlahan, Luna berjalan ke ranjang lalu meraba-raba kasur, mencari handphone-nya. Setelah mendapatkan handphone-nya, ia menyalakan senter.

ALGARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang