___
Seorang anak kecil berlari-lari dan tanpa diduga dia terjatuh. Lutut anak kecil itu bergesekan dengan semen sehingga lututnya terluka.
Anak kecil tersebut berdiri. Ia melihat darah yang keluar dari lututnya. Lama-lama lukanya terasa perih hingga membuatnya hampir menangis.
Anak laki-laki itu masuk ke rumah. Dia pergi mencari keberadaan ibunya. Saat di ruang tamu, dia melihat ibunya sedang duduk.
Dengan kepala menunduk, anak itu berjalan mendekati ibunya. "Mama ...."
Ibu dari anak itu menoleh. "Mau apa kamu?"
"Kaki aku berdarah." Anak itu berbicara dengan suara agak bergetar, menahan tangis.
"Obatin sendiri," jawab wanita muda itu tanpa sedikit pun menoleh ke luka sang anak.
Pertahanan anak kecil tersebut runtuh. Akhirnya dia menangis sesenggukan. Bibirnya melengkung ke bawah dengan air mata yang terus mengalir.
Anak itu naik ke kamarnya. Dia menangis di balik pintu kamar tanpa henti. Mengapa mamanya tidak pernah peduli dengannya?
Langkah anak itu menuju ke kamar mandi. Dia mengguyur tubuhnya di bawah shower. Kini anak itu tidak lagi menangis. Dia berdiri dengan wajah tanpa ekspresi sembari merasakan perih di lututnya karena terkena air.
-algara-
Sebuah mobil berhenti di hamparan rumput yang sangat luas. Luna turun lebih dulu dari mobil. Ia menghirup napas dalam-dalam. Udara di sini sangat segar.
Gara kemudian ikut turun dan membuka bagasi mobilnya. Ia mengeluarkan semua barang-barang yang sudah dibawa.
Luna menghamparkan kain putih di jarak 5 meter dari mobil Gara. Mereka akan piknik kecil-kecilan di sini. Bisa disebut picnic date.
"Kuenya mana?" tanya Luna saat menyadari ada barang yang kurang.
Mulut Gara sedikit terbuka, membuat Luna memandang Gara tanpa berkedip. "Jangan bilang lo gak bawa?"
Gara terkekeh pelan sambil menggaruk tengkuknya. Luna langsung unmood. Baru saja ia ingin bersenang-senang. Akhirnya Luna menata apa saja yang ada. Ia mengeluarkan semua makanan dan minuman, beserta bunga.
Tiba-tiba Gara duduk di samping Luna sambil membawa sesuatu. Luna melirik kotak putih yang dibawa Gara. Wajah Luna langsung berubah menjadi sebal.
"Ish! Gue kira lo beneran gak bawa!" Luna memukul bahu Gara.
Gara hanya tersenyum. Ia meletakkan kedua tangannya di belakang sebagai penyangga tubuhnya.
Luna menyodorkan blueberry pada Gara. Gara langsung memakannya dari tangan Luna. Bahu Gara seketika terangkat dengan wajah yang berubah drastis.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGARA
Teen Fiction[UPDATE SETIAP HARI SABTU] Seperti yang banyak orang katakan bahwa tidak ada pertemanan murni antara perempuan dan laki-laki. 2 tahun bersahabat dengan Gara, Luna mulai merasakan ada yang berbeda dengan dirinya ketika bersama Gara. Namun, mungkinka...