sorry ya updatenya malem banget
selamat membaca ✿♡___
Pintu rumah Luna terbuka. Luna berjalan ke arah Gara sambil menguap. Gara menyipitkan matanya, melihat ada yang aneh dengan wajah Luna.
Saat Luna sudah semakin dekat ke arah Gara, Gara melebarkan matanya. "Anjir. Mata lo kenapa gitu?" Mata Luna terlihat sembab.
Luna menguap sekali lagi hingga membuat matanya berair. "Gue begadang nonton drakor. Drakornya sedih, jadi gue mewek-mewek. Makanya mata gue kayak gini."
Gara menggelengkan kepalanya. Bisa-bisanya menangisi drama hingga seperti ini. Tapi memang suara Luna terdengar berbeda dari biasanya.
"Ayo berangkat," ucap Luna.
Gara naik ke motornya lebih dulu lalu disusul oleh Luna. "Lo tumben minta gue jemput," celetuk Gara. Biasanya jika berangkat sekolah, Luna bareng dengan Arsen.
"Lagi pengen aja." Luna memasukkan kedua tangannya di saku jaket Gara. Pagi ini udara terasa sangat dingin.
Gara dan Luna menoleh kala pintu rumah kembali terbuka. Gara mengangguk ramah pada orang tua Luna. "Om, Tante," sapa Gara.
Mario mengangguk juga sambil tersenyum, sedangkan Ersa melambaikan tangannya. "Hati-hati ya," ucap Ersa.
"Iya, Tante," jawab Gara.
Motor Gara mulai bergerak, menjauhi pekarangan rumah Luna. Luna memandangi setiap bangunan yang mereka lewati.
"Eh, Gar," panggil Luna. Ia teringat sesuatu.
Kepala Gara sedikit menoleh ke belakang dengan mata yang tertuju pada jalanan. "Apa?"
"Ntar malem temenin gue ke mall ya. Gue mau beli kado."
"Siapa ulang tahun?" tanya Gara.
"Kak Clara," sahut Luna.
Gara kembali menghadap ke depan. Namun, belum sampai semenit, Luna kembali memanggil namanya.
"Gar."
"Apa?" Gara menurunkan kecepatan motornya agar dapat mendengar ucapan Luna.
"Kita bikin perjanjian gak boleh ngumpat atau ngomong kasar. Kalau sampai ngelanggar, ada hukumannya," ucap Luna.
Kening Gara berkerut. Kenapa tiba-tiba sekali? Dan setaunya, yang lebih sering mengumpat itu Luna.
"Apa hukumannya?" tanya Gara.
"Traktir gue makan."
Gara menghela napasnya. Terlepas dari perjanjian ini, hanya satu tujuan Luna, membuatnya bangkrut.
"Kalau lo yang ngumpat, terus gue minta lo cium gue. Lo mau?"
Luna menganggukkan kepalanya. "Mau-mau aja."
"Dih. Jadi cewek gak ada jual mahalnya. Lo kalau ke cowok lain bakal begini juga?" ketus Gara. Ia tidak habis pikir dengan Luna.
"Heh! Ya enggaklah. Gue gak semurahan itu kali." Luna tidak terima Gara mengatainya seperti itu.
"Jadi cewek jual mahal dikit. Jangan mau-maunya dimanfaatin sama orang karena bego lo itu. Ntar kalau lo diapa-apain orang, gimana?"
"Gak bakal ada orang yang ngapa-ngapain gue kok. Kan ada lo yang jagain gue," jawab Luna seraya tersenyum.
"Dasar goblok," umpat Gara.
Plak!
Luna memukul paha kiri Gara hingga membuat Gara sedikit hilang keseimbangan, tapi untung saja tidak tumbang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGARA
Novela Juvenil[UPDATE SETIAP HARI SABTU] Seperti yang banyak orang katakan bahwa tidak ada pertemanan murni antara perempuan dan laki-laki. 2 tahun bersahabat dengan Gara, Luna mulai merasakan ada yang berbeda dengan dirinya ketika bersama Gara. Namun, mungkinka...