Luna berbaring telentang di kasurnya dengan tangan memegang ponsel. "Gak bisa tidur."
"Sini tidur sama gue," ucap Gara.
Luna menggeleng. "Enggak. Nanti gue digrepe-grepe."
"PD banget. Siapa yang mau grepe-grepe lo?" Gara menyahut.
"Emang lo gak mau grepe-grepe gue?"
"Lo lagi nawarin diri digrepe-grepe sama gue?"
"Enggak. Gue nanya," jawab Luna.
Akhirnya Gara mengiyakan saja dan topik mengenai grepe-grepe berakhir. Mereka diam untuk sejenak sampai Luna berkata, "Lo ke sini dong."
"Ngapain? lo mau ngajak gue tidur bareng?"
"Sok tau lo," sebal Luna. "Gue laper."
"Laper ya makan." Gara menjawab dari kamar apartemennya.
"Gue mau makan bareng lo."
Gara sempat terdiam sebentar karena sedang berpikir. "Lo mau makan apa?"
"McD!" jawab Luna dengan sangat bersemangat. "Temenin gue beli McD yuk."
"Emang lo boleh keluar tengah malem gini?" tanya Gara. Sekarang sudah pukul 11 malam dan ia tidak yakin Luna diperbolehkan untuk keluar.
Seketika wajah Luna memelas. "Enggak."
"Ya udah."
Suasana hati Luna langsung anjlok. "Ya udah, gue mau tidur aja deh."
"Sana siap-siap," ucap Gara.
Luna tampak terkejut sekaligus bingung. "Siap-siap?"
"Hm. Gue jemput sekarang."
"Kan gak boleh," jawab Luna.
"Sekali-sekali boleh."
Luna bersorak di dalam hatinya. Bibir Luna langsung melengkung lebar. "Oke!"
Panggilan mereka terputus. Luna melompat dari kasurnya lalu mencari pakaian lengan panjang. Ia merasa sangat senang karena akhirnya bisa menikmati hal seperti ini lagi bersama Gara.
Selepas mengganti pakaian, Luna hanya menunggu Gara sambil bermain handphone-nya. Saat Gara mengabari bahwa ia sudah di bawah, Luna bergegas turun.
Ketika Luna turun, ia melihat Arsen yang tampaknya sedang memasak sesuatu. "Bang Arsen." Luna langsung merasa gugup.
"Kenapa?" Arsen menoleh disela kegiatannya memasak mi instan.
"Lo kok belum tidur?" Luna berbasa-basi.
"Gue kan nokturnal," jawab Arsen.
Melihat penampilan Luna yang rapi, membuat Arsen menatap curiga. "Hayo, mau ke mana lo malem-malem gini?"
Luna langsung mati kutu. Ia sudah menduga Arsen akan bertanya begitu. Apa yang harus ia jawab?
Arsen tertawa kecil. "Sana lo pergi."
Mata Luna membulat. Arsen menuangkan bumbu ke piring sambil berkata, "Mau pergi sama Gara kan lo?"
"Kok lo tau?" bingung Luna.
"Gara ngasi tau gue tadi."
Akhirnya Luna mengerti. Tapi agak mengejutkan ternyata Gara memberi tahu abangnya lebih dulu. "Lo gak marah gue pergi sama Gara jam segini?"
"Enggak. Ngapain marah?" sahut Arsen.
"Kalau misalnya Gara ngapa-ngapain gue?" Luna mencoba mengetes Arsen.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGARA
Teen Fiction[UPDATE SETIAP HARI SABTU] Seperti yang banyak orang katakan bahwa tidak ada pertemanan murni antara perempuan dan laki-laki. 2 tahun bersahabat dengan Gara, Luna mulai merasakan ada yang berbeda dengan dirinya ketika bersama Gara. Namun, mungkinka...