36. Beraksi

509 37 0
                                    

Boboiboy beraksi ....

Boboiboy beraksi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

___

Karena mendapat izin, di sinilah Luna berada, apartemen Gara. Ia tidak jadi diusir oleh Gara karena memaksa Ersa mengizinkannya menginap.

Ersa dengan baik hati mengizinkan Luna menginap, walaupun awalnya sempat kebingungan. Namun, Luna hanya diperbolehkan menginap semalam saja.

Menjelang berganti hari, Luna dan Gara masih melek. Mereka duduk di balkon ditemani oleh kesunyian. Luna menoleh ke arah Gara.

"Lo udah mau cerita?" tanya Luna dengan sedikit ragu.

Kepala Gara menoleh. "Lo mau gue mulai dari mana?"

"Dari lo ada hubungan apa sama Kak Monica." Luna masih begitu penasaran.

"Lo beneran gak selingkuh kan? Gue gak becanda ya waktu gue bilang lo jangan selingkuh," ucap Luna. Wajahnya terlihat sedikit mengancam.

"Iya." Gara menjawab dengan santai.

Mata Luna membulat. "Iya apanya?"

"Iya, gue selingkuh."

Luna langsung menatap Gara dengan tatapan ingin membunuh. "Serius!"

Gara tertawa pelan. "Gue gak ada apa-apa sama Monica," ucap Gara. "Lo denger kan apa yang gue obrolin sama Monica?"

Kepala Luna mengangguk. Walaupun Luna mendengar dengan telinganya sendiri, ia tetap saja masih tidak percaya.

"Gue awalnya juga kaget waktu tau dia hamil." Gara mengatakan yang sejujurnya.

"Lo tau dari mana?"

"Dari waktu gue nganter dia ke rumah sakit," sahut Gara. Ia berusaha sebisa mungkin untuk menyembunyikan hal itu dari siapa pun, termasuk Monica.

Mulut Luna melebar. Ia sekarang paham. "Oh ..., yang pas lo cerita Kak Monica kepeleset itu?"  

"Iya," jawab Gara. "Pas gue ngobrol sama dokter, dokternya bilang kalau kandungan Monica gak kenapa-napa."

Luna terdiam. Tidak bisa ia bayangkan betapa terkejutnya Gara saat itu. "Lo sengaja gak cerita detailnya ke gue karena lo tau dia hamil?"

Gara mengangguk. Ia berusaha seolah tidak mengetahui apa-apa, tapi ternyata keesokannya menjadi beban kepikiran. Dan itu sampai berimbas ke suasana hatinya.

"Harusnya lo cerita dari awal. Pasti gak gampang nyimpen rahasia sebesar itu sendirian," ujar Luna. Sekarang ia tahu mengapa Gara terasa berbeda waktu itu.

Awalnya Gara sempat berniat begitu. Ia ingin memberi tahu Luna, tapi karena begitu bimbang, akhirnya ia memutuskan untuk menyimpannya sendiri saja.

"Tapi siapa orangnya?" Luna tiba-tiba bertanya.

"Siapa?"

"Itu, orang yang ...." Luna memperagakan perutnya seolah-olah besar, seperti perut ibu hamil.

ALGARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang