08🍁

84 28 1
                                    

Tidak ada cobaan yang berat
Hanya saja kita yang mampu atau tidak
Untuk melewatinya.
-Arra-

"makanya jangan begadang mulu , sakit kan lo?." ucap Raya sambil mencubiti Arra.

"sakit ih ."

"eh iya iya sorry khilap."

"Raa??."

"hm?."

"gue mau nanya boleh gak sih?."

"iya?."

"apa yg diucapin sama anak anak itu bener gak sih?."

"menurut lo?."

"ya gue maunya denger dari lo nya langsung."

Arra pun menceritakannya dengan derai air mata yang berlinangan. Raya pun memeluk Arra penuh arti dan simpatik.

"kalo lo mau pergi , pergi aja Ray ,gue gak maksa lo jadi temen gue."

"orang guenya gamau pergi gimane?." ucap Raya menenangkan yang disambut peluk haru dari Arra.

"ehh tunggu tunggu kok keknya ada yang kurang ya , tapi apaan."

"emang apaan??." tanya Arra hati hati.

"bingkisan gue astaga , bentar gue ambil dulu."

"nihhh !!!." Raya menyerahnan bingkisan yang ia ambil dimobilnya untuk Arra.

***

Dhamar melihat jam dinding yang berada di tembok atas ranjangnya. Ia bersiap akan berangkat ke sekolah. Ada pertandingan karate antar SMA , dan kabarnya SMA Harapan Bangsa akan melawan Harapan Nusa yang extrakulikuler karatenya menjuarai tingkat nasional 3 kali berturut turut. Dhamar mencoba fokus dan merilekskan dirinya. Seorang Dhamar haruslah tetep cool di depan para kaum hawa.

Dengan balutan busana karate warna putih serta sabuk berwarna hijau menali pinggangnya , dan tak lupa gelang tali yang melingkar di pergelangan tangannya , menambah aura ke fuckboy-an seorang Dhamar Erza Ananta.

"ya haloo nii??."

"Dhamar semangat yaa nini yakin kamu bisa. Cucu nini apa sih yang gak bisa?."

"siaapp nii."

"yaudah jangan lupa doa , nini tutup ya."

Tut tut tutt , sambungan di putus sepihak.
Dhamar melajukan motornya yang kurang dari 1 menit sudah bergabung dengan kendaraan lainnya. Ia memarkirkan motornya di dekat sebuah sepeda beroda 2 dengan keranjang di depannya. Itu adalah sepeda Arra , Dhamar turun dari motornya namun fikiran jahil terlintas dalam otaknya.

"mampuss lo . Ntar pulangnya jalan kaki sambil dorong sepeda !!!." gerutu Dhamar.

Dhamar menyunggar rambutnya yang membuat kaum hawa di sekitarnya melting saat melihatnya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
introvertTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang