"gue mau putus." Sarkas Dhamar di depan Sellia dan juga para dayang dayangnya.
"Byy , byy bercanda kan?. Aku gamau putus sama kamu byy." Rengek Sellia dengan berlinang air mata.
"Kisah mutualisme kita udah berakhir sell , gue sama sekali ga pernah ada rasa sama lo. Gue cuma ngikutin alur permainan kita aja Sel."
"T-tapi aku.."
"Cukup Sell gue gak mau nerusin permainan konyol ini. Gue gak pernah sayang ataupun cinta sama lo. Dan gue mau perjuangin cinta pertama gue." Potong Dhamar di sela sela kalimat Sellia.
"Dhamaaarr. Dhamar gue gak mau putuss. Dhaaammmm."
Dhamar tak menghiraukan teriakan Sellia yang semakin menyatu dengan tangisnya. Ia melengos pergi dan melajukan motornya yang sedari tadi terparkir di parkiran motor sekolahnya.
Dhamar berhenti di sebuah toko bunga yang bersebelahan dengan toko buah. Ia membeli sebuket bunga dan separsel buah. Di fikirannya sudah terbayangkan wajah manis seseorang yang selama ini menghiasi fikirannya. Dan rasa yang mengganjal dalam hatinya yang ia sangkal dan merubahnya menjadi benci.
"Makasih buk. Kembaliannya ambil aja." Dhamar membayar lebih buah yang telah ia beli sengaja untuk bersedekah fikirnya.
Ia kembali melajukan motornya dengan kecepatan diatas rata rata. Ia memarkirkan motornya di sebuah rumah sakit tempat Arra berada. Ia bergegas menuju ruangan Arra dengan riang. Namun orang yang ingin ditemui nihil. Ruangan itu kosong. Bahkan telah rapi.
"Sus sus. Pasien atas nama Reyvianda di kamar melati nomor 11 dimana sus?." Tanyanya pada seorang suster penjaga administrasi.
"Pasien atas nama Reyvianda sudah di perbolehkan pulang tadi pagi mas."
Dhamar terbelalak. Fikiran nya menjalar kemana mana. Tanpa fikir panjang ia bergegas menuju motornya dan menuju rumah Arra.
***
Tok tok tok. Sudah 9 kalinya Dhamar mengetuk sebuah pintu berwarna coklat itu. Namun nihil. Rumah ini semacam tak berpenghuni."Cari siapa dek?." Tanya seorang perempuan paruh baya sambil menutup pintu mobil. Dhamar tau betul itu suara siapa. Ia menoleh kearah wanita itu. Ia saling pandang sampai akhirnya keluar sesosok laki laki dari mobil. Matanya terbelalak demikian pula dengan Arya yang kaget akan kehadiran Dhamar.
"Arra ada tan?." Tanya Dhamar dengan hati hati.
"Gak ada udah minggat beberapa hari yang lalu." Jawab Claudia enteng dengan membuang muka pada Dhamar.
Pikirannya terus berputar akan keberadaan sesosok Arra. Tak ingin berlama lama di kediaman Claudia. Dhamar segera pamit tanpa menyalami Claudia dan Arya.
Dhamar melajukan motornya diantara pengguna jalan lainnya. Ia tak tau harus kemana lagi mencari Arra. Hingga fikirannya terhenti pada satu tujuan. Rumah Azra. Mungkin Arra ada disana pikirnya.
Sampailah ia di sebuah rumah bernuansa putih mawar. Tak begitu besar namun terlihat sangat mewah. Ia mengetuk pintu itu dengan penuh harap.
"Dhamar???. Masuk Dham. Tumben lo ke rumah." Tanya Azra dengan alis sedikit tertaut.
"Arra disini kan?." Tanyanya to the point.
"Dia di kamar. Masuk aja , temuin. Tapi jangan di apa apain." Ucap Azra lalu mengantarnya ke sebuah kamar yang di huni Arra. Pintu itu tidak tertutup jadi menampilkan sosok Arra yang tengah menonton sebuah acara tv dengan memeluk sebuah boneka pinguin
"Hai Ra." Sapa Dhamar ramah. Arra terbelalak. Mukanya pucat pasi. Seperti ada yang ia takutkan. Nafasnya memburu , sorot matanya tajam menatap Dhamar yang berada diambang pintu dengan buket bunga dan sekeranjang buah di tangannya.
"Eng-enggaakk, ja-jangaan." Ucap Arra lirih namun masih terdengar. Kepalanya bergeleng geleng. Entah apa yang difikirkan. Matanya mulai meluruhkan cairan bening.
"J-jangan mendekat." Pekik Arra saat melihat Dhamar mulai mendekatinya dengan senyuman ramah. Dhamar bingung , ada apa gerangan dengan Arra. Dhamar hanya menatap Adra sendu. Melihat sorot mata ketakukan Arra. "Apa dia takut sama gue?." Gumamnya.
"Kak Azraa , kak Azraaa. Bawa dia pergi kak. Bawaa diaa pergi. Arra gak mau ada dia kak. Gak mauu." Teriak Arra sambil menunjuk Dhamar. Air matanya tak berhenti menetes. Wajahnya makin pucat.
"Dham mending lo pulang aja ya. Arra mungkin butuh waktu sendiri." Ungkap Azra dengan rasa tidak enak.
Dhamar hanya mengangguk anggukkan kepalanya lalu berjalan keluar seusai meletakkan bunga dan buah di sebuah meja.Sedangkan Azra mencoba menenangkan adiknya yang nampak kacau kembali setelah melihat sosok Dhamar. Seperti melihat setan. Bahkan lebih dari setan. Azra memeluk Arra erat. Begitupun Arra yang terisak dalam dekapan Azra.
"Arra takut kak. Dia jahat. Arra takut." Lirihnya ber balapan dengan isak tangisnya.
"Ada kakak Ra jangan takut. Kakak gak bakalan biarin siapapun nyakitin kamu."
***
Pagi ini Arra harus kembali ke sekolah setelah beberapa hari terbaring di rumah sakit. Waktu sudah menunjukkan pukul 06.15 dan matahari pun sudah melambaikan sinarnya pada bumi. Arra menatap keluar mobil dengan tatapan sendu. Sorot matanya nampak sayu.Tibalah mereka di sebuah sekolah yang cukup besar dengan nama SMA Harapan Bangsa terpampang jelas. Arra nampak kebingungan karena amnesia yang ia derita. Ia memandang Azra dengan raut muka bingung.
"Ini sekolah kita Ra. Lo adik kelas gue. Dan adik tiri gue tentunya." Ucap Azra saat mengerti raut muka Arra. Arra hanya mengangguk dan menggapai kruknya yang berada di belakang lalu keluar dari mobil Azra.
Arra melihat ke sekitar. Namun rasa pusing malah datang menyerang hingga ia hampir tumbang. Untung saja Azra menangkap Arra tepat waktu. Arra melihat beberapa kejadian yang berkeliling dalam fikirannya. Mulai dari pembullyan hingga kejadian di parkiran bersama seorang cowo.
"Lo gapapa dek? Mau pulang aja? Atau mau ke UKS?." Tanya Azra khawatir melihat wajah pucat Arra. Namun pertanyaan itu di sahut i dengan gelengan dari Arra.
Azra mulai memapah Arra pelan pelan menuju ke kelasnya. Di koridor sekolah banyak pasang mata menatap mereka berdua dengan tatapan tak bisa di definisikan, terutama kepada sosok yang kini di papah oleh Azra hati hati. Siapa lagi kalau bukan Arra. Arra yang mengerti pandangan merekapun hanya bisa menunduk sambil sesekali mendongak melihat jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
introvert
Fiksi Remaja‼️WAJIB FOLLOW SEBELUM BACA.‼️ ‼️WAJIB NINGGALIN JEJAK SESUDAH BACA.‼️ Reyvianda Niarra azalea seorang gadis manis namun tidak dengan hidupnya. Ia bahkan tak pernah merasakan kebahagiaan setelah kejadian besar menimpa hidupnya dan membuat semua oran...