Mungkin tuhan lebih sayang aku
Hingga di beri cobaan yang begitu
Berat yang belum tentu
Orang lain bisa melewatinya.
Buat kamu yang lagi ada di posisiku
Semangaatt teruss ya:)
-Arra-
.
.
."KALO LO KASIAN TOLONGIN AJA SANA , PACARIN AJA SEKALIAN !!!!." kata damar dengan nada sedikit tinggi.
"Kok lo nyolot sih?."
"Gue gak suka ada orang yang belain si cupu."
"Kenapa??."
"KARNA GUE MAU HIDUP DIA SENGSARA."
"gila lo Dham gilaaa, lo tau gak sih dia dirumah gimana haa?."
"GUE TAU TAU BANGET. PENUH KASIH SAYANG. GUA APA ZRA GUE APA???. GUE KESEPIAN GUE CUMA SAMA NENEK."
"DIA GAK SEBAHAGIA ITU ANJINGGGG."
"KALO LO TERUS BELAIN ARRA LO KELUAR DARI THIERS."
"GUE JUGA MAU KELUAR EMANG GUE MUAKKKK. GUE UDAH MUAK SAMA KALIAN SEMUA TERUTAMA LO DHAM!!!!."
Azra berlalu pergi dengan tangan terkepal. Sedangkan Dhamar hanya bisa mentatap punggung Azra yang kian lama semakin menjauh dan hilang dengan nanar.
"ARKHHHHHHHHH. CUMA GARA GARA TU CEWE CUPU AZRA KELUAR DARI THIERS. GUE GAADA NIATAN BUAT NGELUARIN DIA."
"ARKKHHHHHHHHH."
Dhamar berkali kali mengusap wajah kasar. Ia berlalu menuju rooftop untuk sekedar menyesap sebatang rokok untuk menenangkan diri.
***
Dilain tempat Arra sedang mencoba membersihkan sisa tanah dan tepung dari seragam dan badannya. Namun nihil noda itu tak mudah hilang begitu saja dari seragam putih Arra. Masih meninggalkan sisa warna kecoklatan dan gumpalan tepung tak tak bisa sepenuhnya bersih.
Air mata Arra tak bisa lagi tertahan di pelupuk mata Arra. Kini perlahan tapi pasti cairan bening itu tumpah dari tempatnya. Raya pun merangkul Arra dan berkata lirih padanya.
"Lo pasti bahagia:) Fighting."
Arra menghamburkan pelukannya pada sahabat yang terbilang baru itu. Ia semakin menangis walaupun kini garis bibirnya telah sedikit melengkung ke atas karena perkataan Raya.
Terlepas dari adegan perpelukan mereka berdua memilih menuju kelas untuk menenangkan diri dan memang sebentar lagi memang jam pelajaran telah dimulai.
Byuuuurr. Satu ember tumbah dari atas kepala Arra saat ia membuka pintu. Air itu begitu bau , entah air apa yang tumpah itu. Semu yang ada di kelas tertawa melihat ember itu menumpahi Arra dan membuat Arra seperti tikus kecebur got. Lagi dan lagi ada sumber masalah dan tukang bullying harapan bangsa. Siapa lagi kalau bukan sellia, ia berdiri dan menyender di meja dibarisan paling depan, dengan melipat tangan di dada.
"Well well well. Ada tikus kecebur got nih , upss. Ih mana bau lagi. Iyuhhhh. Hahahaha."
"pergi lo dari sini pulang sana pulang. Udah bau , nyusahin , pembawa sial pula. Sana lo sanaa." ucap salah satu siswi di kelas Arra.
Arra berlari entah kemana dan Raya sama sekali tak mengejarnya karena di tarik oleh Bodyguard sellia dan mengikatnya pada salah satu kursi disana. Dan 2 bodyguart lain mengejar Arra.
***
"hikss hikss hiksss. Kak Andraa Arra capek kak , Arra capek. Hikss hikss."
"Arra mau sama kakak aja. Arra ga kuat disini kak , semua orang jahat sama Arra. Hikss hikss hikss."
Merasa ada yang berbicara Dhamar menoleh kesumber suara. Ia menyipitkan mata untuk melihat siapa yang kini tengah berjongkok dengan kedua lutut menutup i kepalanya tersebut.
~Cupu?? Gue harus bikin peritungan gara agra dia Azra keluar dari THIERS.~ kemarahan Dhamar telah menggebu gebu kala menyadari sosok itu adalah Arra. Dhamar menghampiri Arra dengan nafas terengah engah menahan amarah.
"Woyyy cupuuuuu. GARA GARA LO AZRA KELUAR DARI THIERS. LO KENAPA SIH HAA?? SUKA BANGET CAPER?? KENAPA SUKA BANGET CARI PERHATIAN?? KURANG PERHATIAN BOKAP NYOKAP LO HAA ? KURANG PERHATIAN LO DARI KELUARGA LO ?? DAN SEKARANG BOKAP GUE JUGAAA LO RAMPAS."
"Dhamar gak gitu Dham , aku gatau kenapa kak Azra keluar. Kok kamu nyalahin aku??."
"KARNA DIA LEBIH MILIH BELAIN LO KETIMBANG TEMEN TEMENNYA SENDIRI."
"a-aku gatau Dham aku gatau."
Arra menahan air mata yang sedari tadi ingin terjungkal dari pelupuk matanya. Begitupun Dhamar yang memandang raut muka Arra yang terlihat menahan tangis dengan wajah sedikit pucat.
Amarah Dhamar semakin tak terbendung , semua isi kebun binatang keluar dari mulut Dhamar , bahkan kata kata yang selama ini bekum pernah Arra dengar sebelumnya dari seorang Dhamar. Hingga titik puncaknya, tangannya tak tinggal diam menjambak rambut Arra.
Tak lama para dayang Sellia datang dan dengan seenaknya ikut berlaku tak berperikemanusiaan pada Arra.
"Ehh Arra sayang disini."
"Eh ada Dhamar juga."
"ma-mau apa kalian?? Arkkhhh lepas Dham sakit. Arkhhhh."
"Gue mau main dong sama lo sama Dhamarku sayang.."
"ntar lo di tampol sama pincess tolol , Dhamar punyanya princess bukan punya lo."
"Nihh lo aja yang main gue muak liat mukanya, abisin aja sekalian." Ucap Dhamar dengan mendorong tubuh Arra ke pada 2 dayang sellia yang bersedekap dada di depannya.
Dhamar meninggalkan Arra beserta dayang dayang sellia begitu saja. Dan menuruni anak tangga tanpa memperdulikan suara raungan kesakitan Arra. Dhamar meluncurkan kakinya menuju kantin dan berencana ingin makan mie ayam mang anton.
Tak berselang lama mie ayam yang ditunggu tunggu kini ada di hadapannya.
"Gue akan buat hidup lo menderita Arra sayang."
Drakkk. Prangggg. Suara garpu itu menyatu dengan meja. Dan emang hampir menancap lalu ditarik kembali dan di lempar begitu saja ke lantai oleh Dhamar.
Dhamar menggambil sebilah garpu lagi diatas meja. Sekarang sasarannya bukan meja lagi melainkan mie ayam yang sangat menggiurkan orang lapar.
"Gue akan buat lo menderita seumur hidup lo Arra, gue gaakan biarin lo hidup bahagia."
KAMU SEDANG MEMBACA
introvert
Teen Fiction‼️WAJIB FOLLOW SEBELUM BACA.‼️ ‼️WAJIB NINGGALIN JEJAK SESUDAH BACA.‼️ Reyvianda Niarra azalea seorang gadis manis namun tidak dengan hidupnya. Ia bahkan tak pernah merasakan kebahagiaan setelah kejadian besar menimpa hidupnya dan membuat semua oran...