51

44 4 5
                                    

CKLEK

Suara kalung yang mirip seperti kalung untuk peliharaan disatukan ke leher wanita yang tengah berlutut di hadapan Suga kini terpasang dengan liontin huruf S. Tidak hanya itu, ia juga diberikan baju dress polos berwarna biru kalem selutut dan lengannya di atas sikut.

"Namamu, Sooyoung. Peraturan untukmu, jangan berbicara sebelum aku mengizinkan, jangan melakukan apapun jika belum mengatakannya padaku kecuali kau ingin buang air kecil, dan jika kau melanggar siap-siap mendapat hukuman dariku. Kau mengerti?"

Wanita itu hanya mengangguk sambil tertunduk.

"Ah satu lagi, karena aku majikanmu, jadi panggil aku master. Kau mengerti?"

Wanita itu lagi-lagi hanya mengangguk.

"Jawab dengan berbicara,"

"Mengerti, master,"

Suga tersenyum miring menatap wanita di hadapannya ini.

"Anjing pintar. Lupakan semua yang pernah terjadi di hidupmu dan orang-orang yang kau kenal, karena hidupmu digunakan hanya untuk mengabdi kepadaku, Sooyoung,"

"Baik, master,"

Wanita dihadapannya benar-benar bertekuk lutut. Mau tidak mau, ia harus menjadi budak seorang psikopat daripada nyawanya terbuang sia-sia.

"Kau awasi mereka semua disini, aku akan keluar membeli perlengkapan dan ada sesuatu yang perlu ku urus,"

Setelah berkata itu Suga benar-benar keluar dan hanya menyisakan Sooyoung dan korban lainnya yang kini tinggal berjumlah 5 orang saja. Banyak dari mereka yang mati karena tidak diberi makan dan minum sama sekali, di tambah lagi Suga menyiksa mereka tanpa rasa belas kasihan sama sekali.

"Ku mohon...tolonglah aku.." rintih seorang wanita terdengar di sudut ruangan. Sooyoung iba, bagaimanapun ia masih memiliki hati dan rasa kasihan, namun ia tidak bisa apa-apa.

"Diamlah.." Sooyoung berkata lirih dan mengalihkan pandangannya ke arah lain. Ini sungguh menyiksanya.

***

"Apa ada kabar terbaru dari kepolisian tentang kabar Joy?" tanya Irene saat melihat Seulgi yang baru saja masuk ke rumahnya.

Seulgi menggeleng pasrah. Seolah-olah mencari Joy adalah hal yang sia-sia sekarang.

"Kita tidak boleh menyerah sampai kita menemukannya! Bagaimanapun, dia adalah keluarga kita!" ucap Irene tegas pada ketiga temannya—Seulgi, Wendy, dan Yeri.

"Haruskah ku meminta Chanyeol untuk membantu mencarinya juga?" tanya Wendy.

"Ya! Kerahkan semua usaha yang bisa kau lakukan untuk mencarinya." Wendy mengangguk dan membuka ponselnya untuk menghubungi seseorang, "Sepertinya aku juga harus meminta tolong pada Taehyung juga." Irene juga ikut mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi pacarnya itu.

'Halo?'

'Halo by? Kenapa?'

'Euhm Tae..bolehkah aku meminta tolong padamu?'

'Katakan'

'Joy menghilang beberapa bulan ini dan kami tidak mendapatkan informasi apapun dari polisi. Bolehkah aku meminta tolong padamu untuk ikut mencarinya?'

'Akan ku bicarakan dengan teman-temanku'

'Aku akan sangat berterimakasih jika kau mau membantuku'

'Aku akan membantumu sebisa ku sayang'

'Baiklah'

Panggilan di putuskan oleh Irene. Setidaknya ia akan mendapat se cercah harapan.

PSYCHO [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang