43

336 27 17
                                    

Suara pintu apartement terbuka dan memperlihatkan JB sedang tertidur di sofa. Sedangkan orang yang masuk tadi melenggang menuju dapur dan mengganti bajunya. Setelah itu, ia pun mengambil air untuk membasahi tenggorokannya yang kering itu. Mendengar seperti ada suara air mengalir, JB mengerutkan dahinya dan membuka matanya.

"Yoon?!" panggil JB memastikan.

"Yoon?! Itu beneran lo kan?!

Suga pun hanya mendongak menengguk airnya itu dan beralih menatap JB tersenyum miring.

"Iya, ini gue Jae,"

"Yoon, lo darimana aja?" suara JB terdengar lirih, ada tersirat rasa sedih disitu.

"Lo bahkan gak kabarin gua, Bangtan juga bilang lo gak sama mereka selama ini,"

"Maaf Jae,"

"Lo tau? Gua kira lo hilang di culik sama psikopat misterius itu Yoon, gua sempat takut, psikopat yang bikin beberapa penduduk hilang akhir - akhir ini setelah kematian mantan lo,"

"........" Suga masih diam mendengarkan apa yang semua ingin JB sampaikan.

"Gua bahkan sampai minta tolong polisi buat mencari keberadaan lo yang hilang selama seminggu lebih ini Yoon," Mungkin terkesan lebay, tapi bagi JB, Suga adalah sahabat yang paling ia sayangi. Ia pun memeluk Suga dengan gaya pelukan khas lelaki.

"Jae, dengerin gue. Maaf gua sengaja hilangin jejak, maaf gua gada ngabarin lo pada, karena gua perlu waktu untuk nenangin pikiran gua Jae, gua perlu waktu untuk nerima semuanya, dan bagi gue dengan cara ini berhasil." Suga membalas pelukan JB dan mereka pun melanjutkan perbincangan ini di sofa.

"Lo gak papa kan?" tanya JB.

"Loh? Emang gua kenapa dah?"

"Lu gak takut sama kasus penculikan itu?"

"Ngapain gua harus takut? Kalau dia macam - macam ya tinggal gua bunuh," jawab Suga santai.

"Anjir,"

"Hahahaha ngakak,"

"Serius gua,"

"Lo pikir gua bercanda sama kata - kata gua?" tanya Suga lagi.

"Yoon, jangan mulai dah,"

"Gua gak bakal mulai kalau gak ada yang mulai main duluan sama gua Jae," Suga berbicara seperti nada menyindir seseorang. "Gua mah orangnya ikutin alur. Lo asik gua santai, lo usik gua bantai,"

"............."

"Intinya mah gini, kalau ada yang berani ngusik gua ataupun sesuatu yang berkaitan sama gua, berarti nyawa dia udah gak aman di tangan gua,"

"Jangan sampai psikopat lu kambuh lagi anjir, serem tau gak,"

"Haha santai aja santai, jangan gitu ah, lo mah gak berubah dari dulu, takut amat ama gua,"

"Ya lo main ngancemnya sama nyawa,"

"Gua jadi keingat lo nangis gegara gua bilang mau bunuh lo waktu kita pulang dari sungai Hann haha," (Baca part 5)

"Yoon, jangan bikin ngumpat,"

"Padahal waktu itu gua cuman bercanda, soalnya lo kalo lagi ketakutan gitu lucu gua liatnya,"

"Lu ngomong gitu kenapa serasa ambigu ya? Cringe banget anjir." JB mengendikkan bahunya merinding.

"Hayoloh mikir apa lo? Wah Jaebum udah besar sekarang nih anjay,"

"Gak gitu astaga, lu minta gua tabok lama - lama Yoon,"

"Haha ampun bang. Btw apa kabar lo sama Ji?"

"Lu ngapa datang - datang nanya gua ama Jiyeon dah?"

"Siapa tau kan gitu selama ini lu udah taken gitu,"

"Bacot! Temen lu noh, ada yang taken, si Seokjin ama Jisoo,"

"Iye, udah tau gua kalau itu mah,"

"Mereka ngasih tau lo?"

Suga menggeleng. "Gue tau sendiri, diem - diem ngawasin haha,"

"Kok lu makin lama makin nyeremin sih Yoon? Kek penguntit,"

"Hehe, namanya juga Min Yoongi." Suga menyengir sambil menampilkan gummy smile miliknya. "Jadi kangen markas gua. Etdah gua ngilang seminggu ae serasa berbulan - bulan aja anjir,"

"Bodo amat,"

***

"Wei!! Darimana aja lo hyung?!" Jimin tersenyum sambil menepuk bahu belakang Suga.

"Sepi nih markas, gak ada yang galak kek lo bro." Namjoon merangkul dan mengacak rambut Suga itu.

"Iye sorry, gua ngilang hahaha,"

"Gimana hyung? Masih galau gak lo?" tanya Tae sambil meminum soju di depan tv.

"Gak, justru gua ngilang biar gak galau lagi,"

"Santai bro, masih ada kita disini, Bangtan always forever."  Kini giliran Hoseok yang merangkul Suga sambil mengajak tos dengan gaya kepalan tangan 🤛, dan dibalas oleh Suga sambil tersenyum.

"Keknya cuman gua yang belum dapat traktiran dari hyung nih," ucap Suga tiba - tiba, dan semuanya memandang ke arahnya bingung, terutama Seokjin.

"Maksudnya?"

"Seokjin hyung kan taken nih sama anak BlackPink, gua belum dapat makan - makan dong,"

"Lo tau darimana anjer???" Seokjin terkejut. "JB ngasih tau lo?"

Suga menggeleng.

"Lu pada pikir selama gua ngilang gua gak tau kabar kalian? Gua ngawasin kalian bor,"

"Cem CCTV tersembunyi ae lo,"

"Hahahahaha. Ayo dah hyung, numpung gua lapar, cuman gua kan yang belum lo traktir?"

"Yaudah, kuy makan di luar,"

"Yey, di traktir Seokjin hyung!" Girang Jungkook.

"Kalau duit gua kurang lu tambahin ya." Seokjin beranjak bangun dari sofa.

"Gua juga ya hyung?" sahut Hoseok.

"Gua juga mau ih," sahut Jimin dari dapur.

"Yodah, kenapa gak semuanya aja sekalian," sahut Namjoon sambil memindah saluran televisi.

"Nah eta! Bener," sahut Tae.

"Yaudah, ayo. Tapi kalau uang gua kurang lu pada tambahin ya," ujar Seokjin.

"Yaelah, kalau gitu mending gua bayar sendiri ae elah." Suga berdecak.

"Bukan lo, maksudnya mereka, lu gua yang bayar,"

"Asiap bosque!" Suga mengangkat jempolnya dan mengarahkannya ke Seokjin.

"Yah, kok gitu sih hyung? Gak adil dong," rengek Jungkook.

"Banyak maunya lu ya, syukur - syukur gua cuman suruh nambahin daripada gua suruh bayar sendiri." Seokjin membelalakan matanya kesal pada Jungkook.

"Hehe, mian hyung,"

"Yodah yok jadi kaga?" tanya Seokjin.

"Lo serius hyung?!" Namjoon terkejut saat Seokjin sudah siap dengan jaket kulit hitam Bangtan.

"Mau gak? Kalau gak ya gapapa, gua gak masalah, kan rencana gua cuman mau traktir Suga doang,"

"Eh? Yodah tunggu gua siap - siap dulu weh." Namjoon pun ikut beranjak dari sofa, begitu juga dengan Hoseok, Tae, Jimin, dan Jungkook, mereka sudah siap dengan style mereka masing - masing, tak lupa memakai jaket kebanggan mereka, jaket kulit hitam dengan tulisan Bangtan bercetak tebal di dada sebelah kiri.

"Kuy meluncuuur. Pizza!! I'm comiiiiinggg" Suga duduk di bangku paling belakang mobil dan mengangkat kedua tangannya seperti anak kecil yang kesenangan di ajak kedua orang tuanya jalan - jalan.

PSYCHO [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang