37

565 30 0
                                    

Suga tengah berdiri di depan rumah Jennie. Ia terdiam cukup lama sambil menunduk menyembunyikan wajahnya. Dengan sengaja, Suga pun mengetuk pintu rumah tersebut dan sepertinya takdir sedang berpihak padanya karena hanya ada Jennie sendirian di rumah.

Jennie membuka pintu dengan baju kaos pink dan hotpants hitam.

"Ya? Mencari siapa?" Tanya Jennie datar.

Cukup lama Suga terdiam dan akhirnya ia mengangkat kepalanya, menatap Jennie dengan penuh amarah. Jennie tidak mengenali Suga, karena Suga menutupi tubuhnya secara sempurna.

Suga pun melenggang masuk ke rumah Jennie selayaknya rumah sendiri.

"Maaf ?!" Jennie menatap perilaku orang itu (Suga) dengan tatapan kesal.

Kini Suga berdiri di hadapan Jennie, membelakangi pintu dan menutupnya.

Suga pun berjalan maju, dan Jennie berjalan mundur.

Dengan lirih, Suga bergumam,

"Bitch"

Suga langsung menyerang Jennie yang membuat Jennie berteriak dan terjatuh di sofa.

Dengan sekuat tenaga, Jennie pun menendang perut Suga hingga ia jatuh ke lantai. Tidak ingin menyiakan kesempatan, Jennie pun menyerang Suga dan berhasil membuka maskernya.

"Su-suga?"

Sementara Jennie lengah, Suga langsung merubah posisi menindih Jennie.

Melihat Suga menggenggam sebuah pisau kecil, membuat Jennie mengembangkan smirknya.

"Mau apa lo? Mau sok ngerjain dengan cara pura - pura bunuh gue?" Ujar Jennie dengan smirk yang menantang.

"Mensiv kita masih lama sayang, prank sama ngerjainnya nanti dulu dong" Ujar Jennie dengan senyum yang menganggap ini semua hanya candaan Suga semata.

Suga pun langsung membalas dengan smirk, lalu bangkit berdiri dan berjalan menuju dapur. Jennie pun acuh dan bangun pergi ke ruang tamu. Melihat Jennie yang lengah lagi, Suga langsung memukul kepala Jennie menggunakan panci dengan kencang.

Pang!

Jennie pun pingsan seketika.

***

Jennie terbangun dengan diikat di kursi tempat ia biasa berias. Ia kenal tempat ini, ini di kamarnya. Tapi kenapa mulutnya di perban? Kenapa tangannya di ikat?

"Hmmmph!!"

"Oh, sudah bangun, sayang?" Ujar Suga masuk dari pintu.

"Hmmmph!"

"Hm? Kau bicara apa?" Suga meletakkan tangannya di telinga.

"Hmmph hmmpp"

"Ah, bodohnya aku, mulutmu kan di perban"

Srak!

Suga menarik perban itu dengan sangat kuat hingga membuat air mata Jennie menetes.

"Suga, ini kenapa..? Hiks"

"Kenapa menangis?" Suga berjongkok mensejajarkan posisinya dengan Jennie.

"Ta-takut" Jennie terbata.

"Takut kenapa hm?" Tanya Suga.

Jennie merasakan benda dingin bersentuhan dengan kulit pipinya.

"Akh!" Akhirnya pipi Jennie berdarah.

"Suga, lo kenapa? Apa yang salah dari gue? Kenapa lo lakuin ini? Hiks" Jennie menangis dan air matanya pun mengenai luka di pipi Jennie yang membuatnya meringis perih.

"Gua? Kenapa?" Suga pun berdiri dan berjalan ke belakang Jennie.

Ia pun menyobek baju belakang Jennie hingga menyisakan Jennie yang menggunakan bra.

Cetas

"AAAAAA" Jennie berteriak merasakan perih di punggungnya.

Cetas

"SUGA PERIH! HIKS"

Suga pun mendekat ke telinga Jennie dan berbisik,

"I don't care, babe"

Suga pun melanjutkan cambuk nya pada Jennie, tidak lupa ia memeras jeruk nipis di punggung Jennie yang memerah.

"AAAA HUHU PERIH"

Suga pun berjalan ke hadapan Jennie dan mendongakkan kepalanya.

Plak

Suga menampar pipi Jennie.

"Berhenti mengeluh, aku benci itu, aku lebih suka mendengarmu menjerit dan memohon padaku"

Suga pun keluar dan kembali lagi dengan membawa tang di tangannya.

"Aku suka jarimu yang lentik ini,"

Kruk!

Terdengar suara tulang jari yang dipatahkan.

Suga langsung memutuskan jari telunjuk kanan Jennie tanpa aba - aba.

"AAAAAAAAAAA" tentu saja hal itu membuat Jennie berteriak sangat kencang karena kesakitan.

Melihat Jennie yang merunduk, Suga langsung menarik rambut Jennie hingga membuatnya mendongak dan memperlihatkan matanya yang merah.

"Cih cengeng. Masa baru 1 jari aja dah nangis. Masih ada 9 jari lagi loh yang belum ku potong"

"Suga, lo....hiks...kenapa? Kalau gua ada salah bilang, kenapa lo jadi kek psikopat gini?" Jennie memejamkan matanya sambil menangis.

Sedangkan Suga hanya menampilkan smirk singkat dan ...

Plak

Tamparan tersebut mengenai pipi Jennie yang luka.

"Lo tanya gua kenapa?" Tanya Suga berbisik di telinga Jennie. Ia langsung menendang meja rias Jennie dengan kencang hingga Jennie terkejut.

"Gua udah tulus cinta sama lo, gua pacaran sama lo tanpa ada maksud tertentu. Dan lo? Lo bikin gua suka sama lo karena mau dendam sama Tae? Busuk lo"

"Sekarang lo seneng udah bisa balasin dendam lo? Sekarang senang dah bisa dapatin gue?"

Jennie hanya menggeleng. Dendam itu..... tak ada artinya lagi, ia sudah tak peduli karena cintanya pada Suga tulus. Jennie tak bisa bohongi perasaannya lagi, ia mencintai dan menyayangi Suga.

"Ta-tapi itu dulu. Sekarang gua udah beneran cinta sama lo hiks. Gua nyesel...hiks"

"Nyesel nya kenapa baru sekarang?"

"Gu-gua minta maaf Ga, hiks..." Air mata Jennie tak henti mengalir dengan deras daritadi.

Cetas!
Cetas!
Cetas

Suga mencambuk Jennie dengan kuat tanpa jeda sedikitpun.

Jennie tidak bisa mengeluarkan suaranya lagi, tenggorokannya kering, suaranya telah habis.

Kruk
Kruk

2 jari Jennie terpotong.

"Bunuh gue, gue gak tahan disiksa gini, gua gak kuat" Jennie sudah berteriak dalam hati. Seolah bisa membaca isi hati Jennie, ia pun segera mengayunkan palu ke kepala Jennie.

"Goodbye by, i hope we will meet in the hell"

KRAKKK...

PSYCHO [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang