42

441 25 1
                                    

"Joy mana?" tanya Irene saat sampai di rumah.

"Loh? Bukannya Unnie tadi sama dia?" tanya Seulgi bingung.

"Lah? Tapi tadi dia bilang ke gua kalau dia ke rumah duluan." Raut wajah Irene berubah menjadi cemas.

"Telfon gih,"

Irene pun mengeluarkan ponsel di kantong jaket yang belum ia lepas tadi. Ia pun mencoba menghubungi, tapi telfon Joy tidak aktif.

"Gak aktif! Aduh gimana ini?" Irene semakin cemas. Kenapa ia bisa tidak sadar dan tau Joy kemana?

"Telfon polisi, gimana?" tanya Yeri memberi usul.

"Apa lo gak terlalu terburu - buru? Masalahnya ini belum 24 jam Joy hilang," sahut Seulgi.

"Terus, kita harus gimana? Gak mungkin kan kita diam aja disini sambil nunggu dia pulang? Telpon dia aja gak aktif." Yeri pun mengigit kukunya—cemas.

Sedangkan mereka berempat masih bingung apa yang harus mereka lakukan, apa mereka harus kembali lagi ke minimarket tempat mereka belanja tadi?

*Flashback*

"Unnie ikut turun?" tanya Joy ketika mereka sudah sampai di parkiran minimarket.

"Gak, unnie tunggu disini aja, lagian kan kita parkir di depan minimarket nya juga. Daftar belanjaannya udah kamu bawa kan?"

"Udah, ok kalau gitu, unnie mau beli cemilan gak? Siapa tau mau ngemil nanti selain beli barang pokok,"

"Boleh deh, beliin yoghurt sama makanan ringan buat ngemil kita berlima,"

"Ok, soju beli gak?"

"Boleh, terserah lo aja,"

Akhirnya Joy pun masuk ke dalam dan mulai berbelanja. Sambil menunggu, Irene pun memutuskan untuk bermain game di hp nya sambil mendengarkan musik di mobilnya. Setelah sekitar 25 menit, akhirnya Joy kembali dengan membawa 2 kantong plastik besar. Irene pun membantu membuka pintu belakang agar Joy dapat meletakkan belanjaannya.

"Ehm. . . Aduh unnie, aku mau ke wc dulu yah???" ujar Joy dengan wajah gelisah sambil nyengir.

"Yee ada - ada aja, Ya udah cepetan sana,"

Akhirnya Joy pun berlari ke toilet di samping minimarket tersebut. Setelah selesai, tiba - tiba ia di tarik oleh seorang berjaket tebal dan memakai masker. Mulutnya pun ditutup menggunakan kain agar ia tak dapat berteriak.

"Telpon kakak lo itu, bilang kalau lo sudah sampai ke rumah duluan dengan alasan tadi di tawarin temen lo buat ikut dia," ujar orang itu tidak lupa sambil menodongkan pisau ke leher Joy memberi tanda ancaman.

Joy dengan mata terbelalak pun hanya bisa mengangguk pasrah dan mengambil ponsel dari kantung hoodie nya.

Ia pun menarik nafas dan berusaha bersikap tidak ketakutan.

Halo? Dimana Joy?

Unnie, maaf yaa, tadi aku habis ketemu sama Nancy jadi aku pulang sama dia.

Nancy siapa?

Temen SMP aku dulu un, maaf ya

Oh ya udah, jadi unnie pulang ya

Joy pun hanya mengangguk sambil bergetar hebat yang sudah pasti tidak bisa Irene lihat.

Saat panggilan di putuskan sepihak, sebelum sempat Joy berbalik menghadap orang itu, pandangannya buram dan akhirnya ia pun pingsan dan orang tersebut mengambil dan menghempas hp Joy, sengaja menghancurkannya. Sementara mobil Irene baru saja melewati Joy dan orang itu dan ia tidak sadar karena fokus menyetir, sedangkan orang yang menggendong Joy di punggung belakangnya itu hanya tersenyum saat mobil Irene mulai menjauh.

PSYCHO [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang