39

587 30 8
                                    

"Hiks..." Tangis Kai pecah juga pada akhirnya.

"Gu-gue bahkan belum sempat minta maaf sama dia..hiks"

"Gu-gua gak bermaksud ninggalin dia waktu itu. Gua sayang sama Jennie, tapi tiba - tiba Krystal...." Kai tidak bisa melanjutkan kata - katanya lagi. Mulutnya terasa kelu. Otaknya seolah berkata jangan bicara lagi.

"K--krystal...di..dia...datang dan...." Kai berbicara sesenggukan.

"Udah hyung, lo jangan banyak bicara dulu. Keluarin semua emosi lo, gua tau lo gak bermaksud jahat sama Jennie. Gua kenal lo" Ujar Sehun.

"Lagipula lo gak bisa maksa perasaan lo kan? Gua tau lo ada di pilihan yang sulit saat itu, mencintai dan menyayangi 2 wanita di waktu yang sama" sahut Baekhyun.

"Gua bener - bener ngerasa bersalah. Gua ngerasa jadi pengecut. Seandainya gua memilih Jennie daripada Krystal yang sering gak ada kabar, semuanya gak bakal gini"

"Itu gak ada hubungannya sama sekali! Lo sama sekali gak ada sangkut pautnya sama kematian Jennie. Kematian Jennie karena psikopat berhati iblis itu, lo cuman ngebunuh perasaan dia aja Kai!" bentak Kyungsoo atau sering di panggil dengan D.O. Ia sama sekali tidak mengerti dengan jalan pikiran Kai yang mengira kematian ini adalah salahnya.

"Lo gak salah, lo gak bunuh dia. Lo cuman perlu minta maaf karena udah nyia - nyiain dia" sambung Kyungsoo melemah, ia merasa bersalah karena emosi di saat yang menurutnya tidak tepat.

"Maaf" Ujar Kai yang bermakna ambigu bagi seluruh para member. Maaf untuk apa dan siapa? Untuk dirinya karena di bentak oleh D.O tadi atau untuk Jennie?

"Lo bisa minta maaf sama dia pas di pemakaman nanti, gua yakin dia pasti bisa dengar apa kata lo" Chanyeol terlihat menepuk bahu Kai--berusaha menghibur sahabatnya tersebut.

"Dia pasti maafin lo" Sahut Lay lagi.

"Gak boleh sedih, yok makan!" Ajak Chen dengan semangat. Ia tau, anak EXO kalau ada apapun pasti larinya ke makan, entah itu saat senang atau pun sedih. Semuanya langsung menoleh ke arah Chen.

"Iya iya, gua yang bayar"

(Jika saja mereka tau kejadian sesungguhnya dari awal, akankah mereka tetap menganggap Kai tidak bersalah? Karena Kai lah yang meninggalkan dan membuat Jennie mengejar Tae namun tertolak hingga akhirnya ia melampiaskan semuanya ke Suga, si pembunuh berdarah dingin itu)

***
Di malam yang sunyi, Suga belum pulang ke apartementnya. Ia ingin mencari udara segar. Di saat itu juga ia melihat seorang wanita kantoran tengah berjalan menuju sebuah apartement sederhana tidak jauh dari tempat dia sekarang. Dengan sigap, Suga langsung menyusun langkah mengikuti wanita itu dan berusaha agar tidak di curigai. Entah karena kelelahan atau apa, sepertinya wanita itu sama sekali tidak menyadari Suga yang membuntutinya sampai ke depan pintu apartementnya.

Dengan sangat teliti, Suga perlahan mundur, dan menatap keseluruhan apartement itu, lalu meletakkan jari telunjuknya.

"Lantai 4, kamar di pertengahan" Suga menunjukkan senyumnya dan langsung memasuki apartement itu dan berjalan ke kamar wanita itu tinggal.

"Nomor 410 ya?" Perlahan ia membuka kenop pintu itu, tidak terkunci!

Wanita itu keluar dari kamar mandi, dan melihat Suga mengunci pintu kamarnya.

PSYCHO [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang