53

33 5 4
                                    

Saat Sooyoung bergegas masuk sambil melihat sekitar supaya tidak ada yang melihatnya, ternyata ada Suga yang sudah berdiri di depannya sambil bersedekap dada.

"I-ini pisau daging anda, master,"

Suga menerima pisau itu dengan masih menatap Sooyoung.

"Kau bertemu seseorang yang kau kenal?"

"Ti-tidak..."

"Kau yakin?"

"Iya...master,"

"Lalu, kenapa terlihat tegang sekali? Ada sesuatu yang kau sembunyikan?"

Hanya hening, Sooyoung daritadi hanya merunduk dengan wajah pasrah.

"Lihat aku, Park Sooyoung," ujar Suga penuh penekanan. "Take off your clothes,"

Sooyoung tercekat dan mendongak.

"Take. Off. Your. Clothes. Can you hear me? Atau lo mendadak tuli?"

Mau tak mau, ia harus melepaskan pakaiannya hingga menyisakan bra dan celana dalamnya saja.

"Berbalik." perintah Suga singkat yang terdengar sangat mematikan itu. Perlahan ia mendekati tubuh wanita itu, mulai mengusap punggungnya yang putih dan juga halus. Sooyoung merasakan sensasi geli dan ketakutan di saat yang bersamaan.

"Your skin is too beautiful, akan merasa sia-sia jika dibiarkan seperti ini," Suga berbisik di telinga Sooyoung yang menimbulkan efek merinding yang luar biasa.

CETASSS

"AAAAAAAAA" lengkingan yang menggema di seluruh gubuk itu berhasil lolos dari mulut wanita itu. Rasa punggungnya panas.. dan perih.

CETASSS

kalian berpikir pria itu akan mencambuk Sooyoung dengan pending? Tidak.. ia menggunakan kayu bulat tipis seperti bambu untuk memukul punggung wanita itu. Laki-laki itu terus memukul punggung Sooyoung hingga terlihat biru memar, bahkan lumayan banyak darah yang mengalir dari punggungnya.

Ia kemudian berjalan ke hadapan wanita itu, berjongkok, mengangkat dagu wanita itu dengan jarinya. Dapat ia lihat Sooyoung terlihat sangat gemetaran dengan mukanya yang memerah yang mungkin menahan sakit yang luar biasa.

"Sudah ku bilang, jangan pernah berbohong padaku. Atau hidupmu akan ku akhiri di mesin penggiling itu untuk makan hewan buas disini, mengerti?"

Sooyoung hanya diam saja sambil masih terisak.

"JANGAN MENGACUHKANKU. CUIH" Suga berdiri lalu meludahi wanita itu.

"I-iya, aku mengerti, master.. hiks.. ma..maaf..."

***


Ketika mereka selesai membayar barang pecah belah, Irene berjalan keluar duluan diikuti Wendy, Yeri, dan Seulgi terakhir. Namun ketika Seulgi hendak beranjak keluar, tangannya tiba-tiba di tarik oleh penjaga kasir tersebut.

"Mohon maaf sebelumnya. Saya diberitau untuk memberikan ini pada anda jika bertemu, dan sepertinya sangat kebetulan sekali anda datang lagi ke toko kami,"

FYI, ini bukan sekali dua kali RV mengunjungi toko barang pecah belah. Mereka sering kesini terkadang ingin membeli barang diskon, atau bahkan membeli mug untuk menjadi barang kesayangan dan ciri khas masing-masing.

Seulgi menerima kertas itu, hanya kertas kecil. Isinya seperti di tulis dengan terburu-buru, namun Seulgi masih bisa membacanya.

PSYCHO [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang