1 |Intro

1.6K 107 6
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan Vote dan Komentar dilapak ini.

☆Happy Reading☆

——••——

Pagi ini kicauan merdu yang berasal dari burung yang hinggap di pohon dekat kamar telah berhasil membangunkan seorang gadis yang tengah bergerumul dengan selimut hangatnya.

Ryu Hana- gadis cantik yang baru menginjak usia duapuluh tahun itu, tinggal disebuah perdesaan terpencil dipinggir kota Daegu bersama sang Ayah lantaran sang Ibu telah lebih dulu meninggal saat ia berusia lima tahun.

Kendati demikian, ia merasa tak kekurangan kasih sayang sebab sang Ayah yang terus memberikannya banyak cinta serta kasih sayang. Hana tentu harus merasa bersyukur untuk itu.

Ketukan dari pintu luar kamar itu pun terdengar, membuat Hana yang setengah sadar terduduk di atas ranjang sembari berusaha mengembalikan kesadarannya "Hana sayang," ucap seseorang dari luar.

"Iya, Ayah. Hana sudah bangun," suara serak khas bangun tidur itu pun membuat pria paruh baya tersenyum dari balik pintu.

"Segera bangun, Ayah harus segera berangkat kerja." setelah mendengar sahutan sang putri dari dalam, pun Ryu Hansung segera bergegas menuju dapur guna membuat sarapan.

Hal ini pun telah menjadi rutinitas setiap harinya semenjak sang istri -Ryu Somin pergi meninggalkannya dan sang putri yang baru berusia lima tahun saat itu.

Tak membutuhkan waktu lama kini dua potong sandwich, segelas susu dan secangkir kopi telah tersaji di atas meja. "Hana, ayo turun."

"Iya, Ayah. Sebentar," Hansung hanya menggelengkan kepalanya sembari tersenyum kecil. Tak lama kemudian turunlah Hana dari lantai atas kamarnya. Kini wajah gadis Ryu itu pun tampak lebih segar.

"Selamat pagi Ayah," ucap Hana sembari mencium kedua pipi sang Ayah secara bergantian. "Pagi kembali."

Senyum yang terpatri diwajah Hana pun tak berlangsung lama lantaran atensinya tertuju pada sajian di atas meja, "bukan'kah Hana sudah melarang Ayah agar tidak memasak lagi, eoh?"

"Biarkan Hana saja yang memasak Ayah," Hansung hanya terdiam saat sang putri terus mencercahnya.

"Baiklah, sekarang diam dan makan sarapanmu." Hana langsung berhenti berucap dan segera duduk disamping sang Ayah, kemudian mulai memakan sarapannya.

"Ayah akan keluar kota selama satu bulan, Hana tidak apa jika Ayah tinggal?" Hansung memulai percakapan setelah ia selesai dengan acara makan paginya.

Hana yang mendengar pun segera menghentikan aktivitas makannya dan memandang sendu Ayahnya, "lama sekali?"

"Ini tugas kantor, Nak. Setelah Ayah kembali dan berhasil bekerja sama dengan perusahaan lain maka Ayah akan naik Jabatan." Hana terdiam, hal itu membuat Hansung bingung.

Disatu sisi ia tidak ingin meninggalkan putri satu-satunya dirumah sendirian, namun disisi lain ia juga tidak ingin kehilangan kesempatan ini dimana kesempatan inilah yang ia impikan selama ini -Menjadi kepala Manajemen diperusahaan.

"Baiklah jika kau tidak mau, Ayah ak--"

"Tidak. Ayah boleh pergi," ucapan Hana barusan membuat Hansung terdiam.

"Ayah boleh pergi. Hana mengizinkan Ayah pergi."

"Benarkah?" gadis Ryu itu pun mengangguk, "terima kasih."

"Ayah akan segera kembali, sayang."

"Ayah, kapan berangkat?" tanya Hana.

"Hari ini."

MAFIA MIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang