3 |Caught

1K 93 11
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak, Vote dan komentar di lapak ini.

☆Happy Reading☆

——••——

"Eughh.."

Leguhan lirih keluar dari labium seorang gadis yang saat ini tengah berdiri dengan posisi kedua tangan terikat dan mata yang tertutup dengan sebuah kain.

"Ah, dimana ini?" gadis itu berujar dengan lirih sembari kepala yang sengaja mendongak, berharap setidaknya kain yang berada di wajahnya bisa sedikit renggang.

"Akhh.." sebuah tangan dengan tiba-tiba membuka kain penutup netranya secara paksa, membuat gadis itu sontak menoleh kesamping lantaran berusaha menerima sorot cahaya yang masuk.

Secara perlahan netra hazel itu terbuka, pun atensi pertamanya jatuh pada seorang pria dengan tubuh kekar penuh tatto yang mengerikan. Lantas menelisik pada ruangan yang tampak asing baginya, terlebih bangunan yang telah usang itu banyak ditumbuhi lumut di dinding. Saat bergerak pun ia baru sadar jika sekarang dirinya tengah terikat disalah satu tiang dengan posisi berdiri. Sebisa mungkin dirinya berusaha untuk melepaskan tali yang mengikat kedua tangannya di belakang, akan tetapi hal itu sia-sia.

"Bisa 'kah kau membantuku melepas tali ini?" pinta gadis bermarga Ryu.

Lebih tepatnya, Ryu Hana.

Namun, pria itu hanya menatap datar pada Hana tanpa berniat membalas pertanyaannya sedangkan gadis Ryu itu pun tak berniat kembali bertanya lantaran percuma saja jika dirinya terus bertanya tanpa sebuah jawaban.

Dirinya pun berusaha kembali mengingat, bagaimana bisa dirinya berakhir terikat diruangan ini. Namun nihil, dirinya tak mengingat apapun setelah seseorang berhasil membuatnya tak sadarkan diri.

"Anda sudah bangun, Nona?" Hana menoleh saat atensinya jatuh pada seorang pria dengan topi serta masker yang menutup wajahnya.

Gadis bermarga Ryu itu mengernyit, seolah tak asing dengan preferensi pria itu. "Kau, bukan 'kah pria pagi tadi?" tebaknya.

"Anda masih mengingat saya?" Hana mengangguk.

Tentu saja, Hana tidak setua itu untuk mudah lupa. Terlebih, gadis itu juga memiliki daya ingat yang tinggi.

"Tentu saja. Ah, sudah lupakan! Sekarang tolong bantu aku melepas tali ini. Aku meminta tolong pada pria itu, namun dia mengabaikanku. " protes Hana.

Pria itu tampak menggeleng sembari tersenyum dibalik masker, lantas melepas masker tersebut kemudian kembali tersenyum menyeringai. Hana yang melihat pun kembali dibuat bingung akan sikap pria itu, "kenapa?"

"Sudah sadar rupanya?" tutur seorang pria yang berada diambang pintu sembari menyilangkan kedua tangannya di depan dada, hal tersebut pun membuat kedua orang itu menoleh.

Hana dapat melihat dengan jelas wajah pria itu. Wajah datar, kulit putih pucat, mata mengantuk yang menatapnya dengan tajam serta penampilan yang terkesan maskulin.

"Si-- siapa anda? Apa aku mengenalmu? Kurasa kita tidak saling mengenal." ucap Hana.

Pria dengan tatapan dingin itu berjalan menuju Hana, hal itu tentu membuat gadis bermarga Ryu merasa sedikit takut.

"Akan tetapi setelah ini kau akan mengenalku, Nona Ryu."

Hana menatap manik mata teduh itu dengan wajah bingung, "A- apa maksud anda?"

"Yoongi. Min Yoongi, setidaknya ingat namaku."

"Kurasa aku sungguh tidak mengenalmu, Tuan. Aku bahkan baru kali pertama mendengar namamu." Hana berucap, membuat pria Min itu mendecih lantas menatap tajam pada gadis Ryu itu.

MAFIA MIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang