5 |Begin

990 88 8
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan Vote dan Komentar dilapak ini.

☆Happy Reading☆
——••——

Ketika seorang pemburu mendapatkan hasil buruannya, tentu dia tidak akan melepaskannya begitu saja. Hal itu pun sama berlakunya dengan apa yang tengah pria bermarga Min itu lakukan, dirinya tidak akan dengan mudah melepaskan apa yang telah ia dapat sebelumnya.

Perumpamaan, anggap saja pria Min itu sebagai pemburunya dan gadis bermarga Ryu itu bak seekor burung Magpie yang langka. Bagaimana tidak, disaat para wanita diluaran sana mengantri untuk masuk ke dalam Mansion ini dirinya bahkan tanpa diminta telah berhasil masuk dalam Mansion megah ini. Ingat! Sebagai tawanan untuk saat ini, kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi ke depannya.

"Tuan, bisa'kah kau melepaskanku? Aku berjanji akan melunasi hutang Ayahku," pinta Hana, melihat kedua netra hazel itu tengah berkaca-kaca membuat sang penguasa hanya menyeringai.

"Melepaskanmu? Jangan bermimpi, Nona." sarkas Yoongi.

"Aku memberikan uang tiga miliarku secara percuma pada pria sialan itu!"

"Dia Ayahku!" tukas Hana cepat, gadis itu tidak suka jika seseorang menyebut Ayahnya seperti itu.

"Tentu saja dia Ayahmu dan kau putrinya. Jadi-- jangan pernah bermimpi untuk bisa keluar dari mansionku tanpa izin dariku. Karena mulai saat ini kau-- milikku!" tegas Yoongi yang menekan kata diakhir kalimatnya. "Budak!"

Satu kata ucapan pria itu bak pedang yang menusuk tepat dibagian jantung, menghentikan nafas untuk sesaat. Hana tidak percaya ini, budak? Apa dia serendah itu sebagai jaminan hutang.

"Kuharap kau tidak membawa sifat keras kepalamu di rumahku," sang penguasa pun mulai menjauh dari jangkauan gadis yang saat ini masih termenung akan ucapan pria dingin itu.

"Segera hilangkan phobiamu, karena setelah ini kau bisa kapan saja melihatnya." tutur pria Min itu tepat di ambang pintu.

Keadaan dalam ruangan pun seketika hening setelah kepergian pria Min. Gadis Ryu itu pun masih diam dengan kebungkamannya, dirinya masih tak percaya dengan semua yang terjadi saat ini. Bagaimana bisa satu hari ini dirinya diberikan kejutan-kejutan yang tak terduga? Mulai dari sang Ayah yang pergi, kemudian interview dirinya, dan sekarang-- berakhir disini. Terkurung dalam rumah besar bak istana dan kamar yang besarnya empat kali lebih besar dari kamar di rumahnya.

Tanpa Hana sadari, kini cairan bening itu kembali jatuh. Hana sungguh tidak percaya, bagaimana bisa hidupnya bak dalam buku cerita yang sering dirinya baca waktu sekolah menengah.

Hana merindukan rumah kecilnya, merindukan suasana hangat dalam ruang kamarnya dan senyuman sang Ayah saat melihatnya bertingkah konyol. Namun, dari semua itu tak menutup kemungkinan jika Hana juga merasa kecewa pada sang Ayah lantaran menyembunyikan semua masalah ini dari dirinya.

Tok.. Tok..

"Nona, waktunya makan malam." lantaran tak kunjung mendapat sahutan dari dalam, pun pada akhir orang itu memutuskan untuk membukanya.

Pintu itu lantas terbuka, menampilkan sosok wanita paruh baya yang tengah berjalan ke arah Hana sembari tersenyum. "Siapa kau?"

"Anda tidak perlu takut, Nona. Saya kepala pelayan di Mansion ini, anda bisa memanggil saya bibi Go." ujar wanita paruh baya itu.

MAFIA MIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang