15 |Bad

674 65 2
                                    

Ada yang kangen?

Baru bisa up lagi, jadi jangan bosen- bosen ya nunggunya. Sekalian mau kasih tau, kalau fanfic ini up sesuai mood Re. Gk pasti, bisa cepat bisa juga lama. Dan lagi, Re juga punya real life ya. Kalau kalian mau cepet Up jangan lupa Vote dan Comment!

☆Happy Reading☆
--••--

Hana tersentak dalam tidurnya, otak gadis itu tak sepenuhnya beristirahat. Dirinya seperti tertidur diawang, dimana batas kesadaran masih ia dapatkan dan hanya tubuhnya yang beristirahat. Mata itu menatap pada sesuatu dibalik selimut yang menghalau tubuhnya dari dingin cuaca diluar, merasa semua tak berubah sejak semalam gadis itu baru bisa bernafas dengan lega.

"Melakukan apa yang aku katakan sore tadi."

Ucapan pria itu masih melekat dengan jelas dalam ingatan, tatapan mata itu juga tak berubah sedikit pun padanya. Dingin dan selalu memandang rendah, seolah dirinya hanyalah sebuah boneka yang dipungut dari pembuangan.

Hana tersenyum miris mengingatnya, bagaimana wajah pria itu yang semalam berada diatasnya. Meraup labium tipis miliknya seperti sebuah permen yang takut dicuri, menekan tengkuknya dengan jemari kasar miliknya dan tangan yang lain menekan pinggang rampingnya untuk tetap ditempat tanpa memberontak.

Sungguh, Hana ketakutan saat itu. Kasar, menuntut, dan penuh gairah, pria itu ingin lebih. Pasokan udara mulai menipis dan Hana mulai merasa sesak pada dadanya, pria itu juga belum berhenti. Pun dengan sisa tenaga yang tersisa dirinya memukul dada bidang milik pria Min, meminta belas kasih untuk memberinya ruang bernafas.

Tepat setelah Yoongi melepas ciuman itu dengan segera Hana meraup rakus, seolah dalam detik berikutnya dirinya akan mati. Nafas keduanya terengah, manik mata itu kembali bersirobok. Merasa sang gadis telah mendapatkan yang diinginkan, pria itu berniat kembali menyusuri setiap inci tubuh dengan aroma lavender itu.

Namun, sepertinya keberuntungan berpihak pada Hana. Tepat saat labium milik pria itu akan menuju leher jenjangnya bunyi pintu kamar diketuk dari arah luar, membuat pria itu menggeram marah lantaran seseorang telah berani mengganggu aktivitasnya.

"Sialan!" pria itu mengumpat. Menatap pada manik hazel Hana yang telah lebih dulu menjatuhkan air mata, jemari itu terangkat untuk mengusap labium tipis milik gadis Ryu. Kemudian beranjak dari tubuh gadis itu tanpa berucap sepatah kata dan keluar dari ruang kamar.

Sepeninggal pria itu, Hana baru bisa bernafas dengan lega. Setidaknya malam ini dirinya tidak akan kehilangan sesuatu berharga dalam hidupnya, yang telah ia jaga selama ini untuk suaminya kelak.

Sedangkan disisi lain, Yoongi bersama dengan Jungkook dan Taehyung saat ini tengah berada dalam ruangan dengan minimnya pencahayaan. Malam tadi tangan kanan pria Min itu terpaksa menemui sang penguasa lantaran masalah kali ini berhubungan dengan seluruh anggota, awalnya Yoongi marah dan berniat menembak tepat pada jantung pria Jeon itu. Namun, diurungkan setelah mendengar penjelasan dari Jung.

"Bagaimana bisa sistem keamanan kita ditembus?"

"John mengatakan bahwa salah satu anggota berkhianat, Tuan." tukas pria Jeon.

"Itu tandanya salah satu dari kita seorang mata-mata dari kelompok itu?" sahut Taehyung.

"Untuk itu belum dapat dipastikan dia dari mana, yang kutahu jika orang ini sudah berhasil memprovokasi beberapa anggota untuk ikut berkhianat."

MAFIA MIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang