Ada yang kangen?
Jangan lupa Vote dan Comment!
☆Happy Reading☆
--••--
"Nona, saatnya makan malam."Gadis Ryu itu mengernyit, mengedarkan pandang kesetiap orang yang berada diruang makan- lantai dua. Namun, sepertinya sosok yang dicarinya tak ada disana.
"Dimana kak You--" Hana sadar dimana dirinya sekarang, beruntung bibi Go belum menyadari panggilan barunya pada gadis Choi itu.
"Maksudku, dimana Choi Youra? Aku tidak melihatnya sejak sore tadi."
"Pelayan Choi ada tugas lain, Nona." jawab bibi Go.
Hana mengangguk mengerti meski raut wajahnya mengatakan hal lain, tersadar akan suatu hal lantas gadis itu kembali bertanya. "Dimana yang lain? Maksudku, dimana Tn. Min dan Seo?"
"Tn. Min, dan Tn. Jung tengah berada diluar Nona. Begitu pun dengan Tn. Jeon dan Tn. Kim," gadis itu kembali mengangguk mengerti.
Dicuaca sedingin ini?
Ada gurat kecewa yang ditunjukkan Hana, ditengah puluhan Maid yang berada diruangan ini Hana merasa sendiri. Terlebih mereka disini hanya diam dan menunggu dirinya makan, bukankah terlihat tidak sopan? Dia hanya jaminan dirumah ini, lantas kenapa harus diperlakukan bak seorang putri?
Usai dengan makan malam yang terasa hambar, Hana berniat beranjak menuju kamarnya. Namun sebelum itu suara bibi Go lebih dulu mencapai rungunya. "Nona, Tn. Min berpesan untuk mengantar anda kelantai tiga."
"Untuk apa? Bukan'kah bibi mengatakan bahwa Tn. Min sedang keluar?"
"Saya tidak tau, Nona." jawabnya, "Mari saya antar kelantai tiga."
Hana tidak menolak atau bertanya lebih jauh lagi, ia merasa akan sia-sia saja jika bertanya pada wanita paruh baya itu. Sesampainya mereka dilantai tiga, bibi Go mengantarkan Hana disalah satu pintu kamar. Selesai dengan tugasnya pun dirinya undur diri, meninggalkan Hana sendiri dengan segala pemikirannya.
Belum genap lima menit dirinya berdiri disana, rungunya telah menangkap sebuah suara samar yang berasal dari dalam kamar membuatnya mengernyit dan merasa tak asing dengan suara itu. "Suara apa itu?"
Mendekatkan salah satu daun telinga tepat di depan pintu, Hana merasa sudah seperti pencuri yang tengah mengintai keadaan. Namun ini dirinya lakukan untuk mencoba mengenali suara itu, lantaran tak merasa puas pun pada akhirnya gadis itu memutuskan untuk memutar knop pintu.
Persetan dengan sopan santun, dirinya merasa asing dengan suara itu. Tetapi juga, penasaran siapa orang yang berada di dalam! Dia yakin bukan hanya satu orang dalam ruangan itu, dan bukankah bibi Go menyuruhnya untuk masuk? Jadi, tidak masalah.
Pintu kayu jati itu terbuka, Hana berusaha mengatur matanya dengan baik saat melihat gelapnya ruangan menyergap iris lantaran hanya sedikit bantuan cahaya dari luar yang menyorot ke dalam dan itu tak membantu sepenuhnya. Suara itu semakin jelas terdengar dalam rungu gadis Ryu, berjalan dengan tertatih gadis itu mencoba mencari saklar lampu yang biasanya ditempatkan disisi pintu.
Dirinya berharap segera menemukannya dan menuntaskan rasa penasaran yang telah menggebu dalam dirinya.
Tak.
Mata itu mengerjap untuk menyesuaikan cahaya yang masuk dalam iris, mengedarkan pandangan kepenjuru ruangan sebelum menjatuhkan atensi sepenuhnya pada dua sosok yang tengah bergumul diatas ranjang.
Mata itu membelalak tak percaya pada apa yang dilihatnya saat ini, kedua tangan itu terangkat guna menutup mulutnya sendiri. Dia tak percaya ini dan sungguh Hana menyesal, seharusnya ia tak menuruti rasa penasaran yang justru telah merusak kesucian matanya mulai sekarang.
![](https://img.wattpad.com/cover/259453935-288-k935909.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA MIN
Random||END. [Beberapa part telah dihapus] [FANFIC 2- HARAP MAKLUM APABILA ADA PENULISAN YANG KURANG TEPAT] Ryu Hana- gadis dengan penuh kesederhanaan yang harus hidup bersama dengan seorang mafia lantaran dirinya digunakan sebagai jaminan oleh sang Ayah...