2 |Choice

1.1K 92 6
                                    


Jangan lupa tinggalkan jejak, Vote dan komentar di lapak ini.

Happy Reading☆

——••—

Hana terkejut mendengar jawaban dari pria yang berada disampingnya.

'Tidak?!'

Kenapa sendari tadi jawaban itu terus yang keluar? Apa pria itu tidak tahu kosakata lebih selain penolakan? Ingin sekali mengumpat tepat di depan pria ini.

Bak jawaban mutlak yang barusan diucapkan oleh pria itu, "ke-kenapa?" Hana berujar tanpa sadar.

"Karena—" Hana mendengarkan dengan raut wajah serius, sembari menunggu ucapan selanjutnya dari pria di sebelahnya. Eh, ayolah dia penasaran.

"Tuan, anda diperintahkan untuk segera menemui boss." seseorang tiba-tiba datang dan memotong ucapan pria bermasker itu, Hana maupun pria bermasker itu langsung menoleh.

"Aku akan pergi sekarang," pria itu membungkuk dan berlalu pergi. Setelah kepergian orang itu, pun pria bermasker itu juga ikut berdiri dan beranjak pergi meninggalkan Hana di taman sendirian dengan rasa penasarannya.

Lalu bagaimana denganku?

Perlu diketahui Hana adalah salah satu gadis yang mempunyai rasa keingintahuan yang tinggi, jadilah dirinya penasaran dengan segala hal yang baru ia tahu maupun dengar. Kecuali urusan orang lain, ia sama sekali tidak ingin tahu!

"Ya, Tuan! Beritahu aku alasannya?!" teriak Hana, akan tetapi tampaknya pria itu tidak ada niatan sedikit pun untuk menoleh.

"Tuan," teriaknya kembali.

"Dasar!"

✿ฺ••✿ฺ

Sedangkan ditempat lain, seorang pria paruh baya tengah terduduk dengan keadaan terikat serta mulut yang dilakban. Penampilannya pun tampak kacau.

Tak lama kemudian terdengar suara ketukan sepatu yang beradu dengan lantai hingga menggema keseluruh penjuru ruangan itu, menampilkan sosok seorang pria dengan diikuti dua pria berjas dibelakangnya.

Tampak pria paruh baya itu meronta-ronta ingin dilepaskan. Pria yang baru saja datang itu pun segera memberi perintah pada anak buahnya untuk menyingkirkan lakban yang ada dimulut pria itu tanpa berucap.

Srakkk.

"Ahh," ringis pria paruh baya saat lakban yang ada dimulutnya ditarik secara paksa, kemudian ia menatap pada pria yang lebih muda darinya dengan tatapan memohon.

"Katakan."

"Sa-saya mohon maafkan saya Tuan."

"Penghianat!"

Brakkh.

Pria paruh baya itu tampak ketakutan saat meja yang ada disampingnya ditendang kuat oleh pria yang berada di depannya.

"Saya mohon ampuni saya Tuan, saya janji akan melunasi semuanya."

Pria itu menyeringai, "Janji? Melunasi?" pria paruh baya itu mengangguk cepat.

Pria itu tertawa sumbang dengan suara yang menggelegar keseluruh penjuru ruangan. "Hei, pak tua! Kau mengatakan akan melunasi semua hutangmu, sedangkan tadi pagi kau mencoba kabur dari anak buahku. Lucu sekali."

"Sa-saya tidak---"

"Tutup mulutmu!"

"Mohon ampuni saya Tuan," pinta pria paruh baya itu dengan raut wajah ketakutannya.

MAFIA MIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang