4 |Welcome

1K 96 8
                                    


Setiap pilihan akan terasa menyulitkan ketika keduanya terlalu berharga dalam hidupmu.


Jangan lupa tinggalkan jejak dengan Vote dan Komentar dilapak ini.

☆Happy Reading☆
——••——

"Tidak!" teriak Hana yang menggelegar diseluruh sudut ruangan, gadis itu baru saja tersadar dari pingsannya. Ruangan ini masih sama yang dilihatnya sebelum dirinya jatuh tak sadarkan diri, bahkan kedua tangannya pun masih terikat.

Sontak atensi gadis Ryu itu kembali tertuju pada tempat dimana Ayahnya berdiri, pria itu masih disana.

Jadi, tembakan tadi hanya uji coba?

"Kumohon, jangan lakukan itu pada Ayahku. Kau-- kau bisa membawaku bersamamu sebagai jaminan, akan tetapi lepaskan Ayahku." pinta Hana sembari memohon pada pria di depannya.

Hanya dirinya yang harus berkorban disini. Meski berat, namun ini harus dilakukannya. Hana hanya punya Ayahnya sebagai tempat satu-satunya untuk berlindung. Maka dari itu, dirinya harus mengorbankan kebahagiaannya demi sang Ayah.

"Kau terlambat, Nona."

"Kumohon, Tuan. Akan aku lakukan apapun itu. Tapi, jangan bunuh Ayahku."

"Hana," lirih pria paruh baya itu sembari menggeleng, berharap anak gadisnya tidak bergerak lebih jauh untuk membebaskannya.

"Lalu bagaimana dengan senjataku ini?" tanya Yoongi sembari melirik pada pistol yang berada di tangannya.

"Anda bisa menurunkannya apa itu sulit?" pria Min itu hanya tersenyum kecil kearah Hana, kemudian dirinya menunduk dan kembali menegakkan kepalanya dengan sorot mata yang terlihat tengah dipenuhi dengan amarah. Senyum kecil yang tadi terlihat pun sirna, tergantikan dengan senyum devil khas seorang Min Yoongi.

"Tidak semudah itu, Nona. Ketika aku sudah mengayunkan senjata, maka harus ada nyawa yang pergi dari dunia ini. Kau sendiri yang memancingku."

Ini gila!

"Tidak. Kumohon, Tuan." air mata itu kembali turun, labium tipis itu pun ikut bergetar menahan tangis. Netra kedua insan berbeda jenis itu pun saling bersirobok.

Yoongi hanya tersenyum remeh pada Hana sembari kedua netra itu saling bertemu, pun tanpa melihat target pria Min itu telah melepas timah panas tersebut tepat pada sasaran.

Dorr!

Keadaan seketika menjadi hening ketika bunyi nyaring itu terdengar, Hana hanya mampu memejamkan kedua matanya lantaran tak kuasa melihat sang Ayah ditembak mati oleh pria yang berada di depannya. Kali ini mungkin sungguhan!

"Hiks.. Hiks.. Hiks.." isak tangis Hana pun tak tertahankan.

"Ayah, hiks.. Maaf."

"Hana," perlahan kedua mata gadis itu pun terbuka, Hana terkejut dimana dirinya masih menemukan sang Ayah yang masih hidup tengah tersenyum kearahnya. Apa ini?

MAFIA MIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang