--------------------------------------------------
Sorry for typos and happy reading.
--------------------------------------------------
- 4 -
Tebakan Myungsoo tidak salah, setelah menunggu lama di lobi, dia juga harus menunggu lama di ruang tunggu untuk bertemu dengan Bae Suzy. Dia akui, ini semua adalah salahnya karena tiba-tiba datang, seakan Suzy bekerja sebagai pegawai biasa di perusahan kecil. Nyatanya wanita itu adalah seorang CEO, di perusahan yang sangat besar juga. Berdiam diri di ruang tunggu membuatnya bisa berpikir jauh lebih jernih.
"Maaf membuatmu menunggu."
Perhatian Myungsoo teralihkan karena bunyi pintu yang terbuka serta permintaan maaf dari seseorang, Bae Suzy akhirnya muncul setelah membuat Myungsoo menunggu selama satu jam.
"Tidak perlu menunggu, aku akan langsung naik setelah selesai." Suzy bicara dengan seorang wanita yang sepertinya adalah sekretaris di depan pintu yang terbuka, setelah berkata demikian dia baru melangkah maju mendekati Myungsoo. Pria itu telah menghabiskan dua kaleng minuman berperisa, dia benar-benar menunggu dengan sabar.
Akan sangat memalukan jika aku pulang tanpa berhasil menemuinya― dia dan harga dirinya yang terlalu ia jaga.
"Ada apa menemuiku tiba-tiba?" Suzy duduk di hadapan Myungsoo, wanita itu menggenakan kemeja berlengan panjang serta celana kain yang agak besar di bawah, gaya andalannya.
"Kim Myungsoo." Suzy memanggil karena pria di hadapannya tak kunjung menjawab, padahal dia sudah berulang kali bicara.
Myungsoo berdehem― "sebenarnya aku ingin mengatakan hal-hal buruk padamu, tapi tidak jadi." Jawaban itu membuat kening Suzy seketika berkerut. Apa maksud pria itu?
"Yah intinya―" karena melihat wanita itu menatap tak mengerti ke arahnya, Myungsoo mencoba untuk menjelaskan, "perkataanmu terakhir kali benar-benar menyinggung, lalu kau pergi begitu saja tanpa meminta maaf sama sekali dan itu membuat kekesalanku padamu bertahan sangat lama." Katanya.
Suzy mengangguk paham, "apakah kau ke sini untuk menuntut permintaan maaf dariku?" dia menatap Myungsoo, setelah menaikkan sebelah kakinya; menindih kaki yang lain.
"Tapi bagaimana ya, aku tidak akan meminta maaf untuk apa yang aku katakan, karena― yah, itu memang benar adanya."
Bola mata Myungsoo berputar, sudah dia duga akan demikian. "Sebenarnya aku tidak mengharapkan apapun." Sambung pria itu.
"Lalu?" Sejujurnya Suzy agak kaget ketika sekretarisnya memberitahu bahwa ada seseorang ingin menemuinya, seseorang dari K&K dan orang itu bernama Kim Myungsoo.
"Mari kita tidak bahas itu lagi." Myungsoo berubah pikiran setelah menunggu wanita itu cukup lama di ruang tunggu, rencananya untuk membuat sang wanita kesal telah menguap entah kemana. "Sebagai gantinya― kau benar-benar tidak akan datang di pertemuan kita selanjutnya?"
Suzy mengangguk tanpa ragu, "aku sudah mengatakan pada ayahku dan dia mengatakan bahwa aku tak perlu datang jika memang tidak ingin."
"Kau sudah bicara dengan ayahmu?" Myungsoo seketika gugup, itu artinya dia akan dipanggil oleh sang ayah sebentar lagi, dan juga dilempari garam oleh ibunya. Kesialan yang beruntun.
"Ya, aku sudah memutuskan."
"Setidak suka itu kau padaku?"
Suzy tersenyum tipis, perlahan dia menurunkan kakinya, merapatkannya hingga lutut bertemu lutut. "Begitulah." Dia menjawab tegas sembari membalas tatapan Myungsoo, "aku tidak pernah memandang pria yang mengganggap remeh wanita, seakan wanita hanya sejenis barang yang bisa diganti dengan mudah ketika mereka bosan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Complete Me [END]
Fiksi PenggemarBae Suzy merasa telah memiliki segalanya, latar belakang keluarga, latar belakang pendidikan, pekerjaan sampai penampilan, dia tidak pernah merasa kurang. Sedangkan Kim Myungsoo, dia bisa memiliki segala yang ia inginkan, uang, teman, wanita. Tapi―...