Bab XXV

1.6K 342 51
                                    

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

- 25 -

Fokus pada pekerjaannya, Suzy mengabaikan Stephanie sebentar. Mengerti bahwa ada hal yang tak bisa Suzy tinggal, Stephanie duduk diam di tempatnya. Tidak sepenuhnya diam karena dia bermain dengan ponsel, mengamati sesuatu lewat benda canggih tersebut.

Menit demi menit berlalu begitu saja, akhirnya Suzy selesai dengan apa yang dia kerjakan. Wanita Bae itu menolak kursi nya dengan bagian belakang kaki, berjalan mendekati Stephanie sembari berkata― "kau ingin bicara apa?"

Stephanie menurunkan ponsel, "dari mana kau tau ada sesuatu yang ingin aku bicarakan?" wanita itu menatap serius Suzy, seakan kagum. Suzy tersenyum tipis, "kau datang ke ruanganku saat jam kerja itu artinya ada yang ingin kau bicarakan, jangan terkejut begitu."

Stephanie tertawa kecil. Dia menganggukkan kepala, sepenuhnya mengabaikan ponsel karena sekarang dia menatap Suzy dan berujar, "Yoon Soo meneleponku, katanya dia diterima kerja di kantor utama Naver."

Pupil mata Suzy membesar, "benarkah? Kenapa dia tidak meneleponku?"

"Karena dia tau kau tidak akan mengangkat panggilan darinya." Balasan Stephanie membuat Suzy terdiam, "kenapa kau menjaga jarak dari Yoon Soo? Bukankah dulu kalian sangat dekat?"

Suzy menyandarkan punggung pada kepala sofa, "aku tidak menjaga jarak." Sangkalnya, sembari mengangkat kedua bahu dengan tenang. Namun Stephanie menggeleng tak setuju, "kau menjaga jarak. Yoon Soo bercerita padaku dan aku juga merasakan itu."

Suzy menatap Stephanie tanpa kata.

"Kau begitu sejak kunjungan terakhirmu ke Belanda, apa yang terjadi pada kalian?"

Orang yang ditanya memalingkan wajah ke samping, "perasannya membuatku tak nyaman." Menjawab pelan tanpa menatap sang lawan bicara. Saat bertanya, "karena dia menyukaimu, makanya kau menjaga jarak?" Stephanie memajukan sedikit posisi duduk.

"Aku tidak ingin menyakitinya." Suzy menatap Stephanie lagi, "aku tidak bisa membalas perasannya tidak peduli betapa sayangnya aku padanya." Wanita itu bicara tenang namun dengan mimik wajah yang sangat serius. Stephanie tau bagaimana Suzy, wanita itu tidak suka saat keadaan menjadi rumit.

"Aku tidak ingin membahas masalah ini lagi, rasanya aneh." Wanita Bae itu kembali berdiri, "masih ada sisa waktu sepuluh menit sebelum pertemuan, tolong jangan rusak mood ku karena masalah pribadi." Ucapnya, bicara sembari membelakangi Stephanie. Suzy menyalakan mesin kopi otomatis.

Stephanie mengangguk meski Suzy tak melihat, "baiklah. Sampai jumpa di ruang pertemuan." Ujarnya, hanya pada punggung Suzy. Dia keluar dari ruangan itu, masih dengan Suzy yang membelakangi.

-oOo-

Suzy benar-benar tidak tau dimana letak kesalahannya. Selama ini dia bertindak dengan pikiran bahwa dia adalah kakak perempuan Yoon Soo, tapi bagaimana bisa Yoon Soo memiliki perasaan lain padanya? Sungguh, Suzy tidak mengharapkan jenis perasaan seperti itu. Dia tidak nyaman. Sangat.

"Kau sudah membantu Yoon Soo mengisi apartemen barunya? Bagaimana? Apakah dia nyaman?" Suzy menemani ayahnya menikmati waktu ngeteh nya di ruang keluarga, hanya mereka berdua karena sang ibu baru saja masuk ke kamar utama.

"Iya, dia menyukainya." Suzy membalas pertanyaan sang ayah, sembari mengangguk dengan senyuman. "Ayah tau dia akan mulai bekerja di Naver?"

"Tentu saja ayah tau. Dia akan masuk kerja lusa." Suzy kembali mengangguk. Dia belum mendengar apapun dari Yoon Soo, tapi sepertinya sang ayah sudah. Pria Nam itu belum menghubunginya. "Berbeda lantai denganmu, ayah harap dia betah."

Complete Me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang