--------------------------------------------------
Sorry for typos and happy reading.
--------------------------------------------------
- 18 -
"Kau mau pergi makan siang?" Sambil mengikuti langkah kaki Myungsoo, Tae Oh buru-buru bertanya, "dengan Suzy?" menatap pria Kim yang kini langkah kakinya terhenti. Seulas senyuman tipis terbit di wajah tampan Myungsoo, pria itu menekan tombol turun pada lift, ya, dia memang akan pergi makan siang, dan ya lagi, dia memang akan pergi bersama Suzy.
"Bolehkah aku ikut?" Mengerti akan maksud dari senyuman tipis Myungsoo, Tae Oh kembali bertanya. Dia dan Myungsoo kini berada di dalam lift, bergerak turun menuju lobi.
"Kau mau mengganggu kencan kami?"
"Kalian bahkan tidak resmi berkencan."
Myungsoo mendengus, mengerling ke arah Tae Oh, tapi pria Kang itu malah menyengir. "Aku ikut ya?" matanya membulat, sisi Tae Oh yang tak banyak orang tau. Sudah lama Myungsoo tidak melihat Tae Oh begitu. Dia baru saja bersikap manis di depan Myungsoo dan itu hanya demi bertemu dengan Suzy?
Menggelikan― Myungsoo mengkritik Tae Oh, namun hanya bisa di dalam hati.
"Terserahlah." Balas sang pria, sembari keluar dari lift terlebih dahulu. Tae Oh masih mengikuti di belakang, mudah bagi pria Kang itu untuk menyamai langkah mereka kemudian.
"Kita akan menjemputnya di kantor?"
"Hem."
"Menurutmu dia akan marah jika aku ikut?"
"Tidak." Kini mereka keluar lewat pintu samping, menuju area parkir kantor K&K. "Syukurlah kalau begitu." Tae Oh terdengar lega, namun tidak dengan Myungsoo.
Jika kau ikut, bukan Suzy yang marah, tapi aku― sayangnya Tae Oh tidak peka dengan itu. Atau mungkin, hanya pura-pura tidak peka. Entahlah.
-oOo-
Seperti yang Myungsoo duga, Suzy tidak marah Tae Oh ikut, dia malah terlihat senang dengan mengajak teman Kang nya itu berbincang. Myungsoo merasa seperti dia menjadi supir kedua orang itu sekarang, seketika dia menyesal tidak bisa bersikap keras pada Tae Oh sebelum ikut tadi.
"Tidak semua orang mendapatkan kartu nama ini kan?" Tae Oh bertanya dengan nada suaranya yang riang, Myungsoo bisa mengerti kenapa pria itu senang, namun yang tidak bisa ia mengerti adalah― kenapa Suzy memberikan kartu nama pribadinya pada pria Kang itu?
Apakah dia minta ditelepon atau dikirimi pesan, atau apa sebenarnya?
"Aku biasanya memberikan kartu nama perusahan, hanya beberapa orang yang bisa memiliki kartu nama pribadiku." Suzy membalas dengan senyuman, dia duduk di sebelah Myungsoo yang mengemudi, sedangkan Tae Oh duduk di belakang.
"Suatu kehormatan mendapatkan ini langsung dari orangnya." Tae Oh adalah orang yang jujur, dia dengan mudah mengekspresikan apa yang ia rasakan. Seperti sekarang, dia benar-benar sangat bahagia. Terlihat sekali bagaimana dia menyukai Suzy. Jika ditanya apakah dia terganggu, Myungsoo mungkin akan menjawab iya.
"Tidakkah kau berlebihan?" Suzy tertawa kecil, sedari tadi memutar tubuhnya sedikit agar bisa leluasa berbicara dengan Tae Oh. "Itu hanya kartu nama." Tambahnya kemudian, masih dengan tawa kecil yang belum hilang. Kedua orang itu benar-benar akrab meski jarang bertemu.
Menyebalkan.
-oOo-
Selesai makan siang bersama, Myungsoo kembali mengantar Suzy ke kantor, sedangkan Tae Oh tidak ikut karena pria itu tiba-tiba mendapatkan panggilan dari client. Meskipun begitu, Myungsoo tidak senang karena sang teman sudah memiliki nomor Suzy di tangan, tidak ada jaminan bahwa dia tidak akan menghubungi Suzy kapan saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Complete Me [END]
ФанфикBae Suzy merasa telah memiliki segalanya, latar belakang keluarga, latar belakang pendidikan, pekerjaan sampai penampilan, dia tidak pernah merasa kurang. Sedangkan Kim Myungsoo, dia bisa memiliki segala yang ia inginkan, uang, teman, wanita. Tapi―...