Bab XIII

1.4K 339 33
                                    

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

- 13 -

Jang Dongwoo tertawa terbahak-bahak, dia menuangkan minuman ke dalam gelas Myungsoo lantas menepuk-nepuk bahu pria itu berulang.

"Itu artinya kau sudah menemui pawangmu," Dongwoo berucap dengan puas, seakan senang melihat Myungsoo kesal karena merasa diinjak-injak harga dirinya. Oleh siapa lagi kalau bukan Bae Suzy.

Dia merupakan salah satu pengacara muda yang terkenal hebat dengan tingkat kemenangan yang tinggi, tapi entah kemana perginya semua keahlian yang ia punya jika berhadapan dengan CEO Naver Corporation itu. Kalimat wanita itu selalu berhasil membuatnya tak bisa berkata-kata, dia terdiam dengan semua kekesalan yang bertumpuk.

"Walaupun tidak tau banyak tentangnya, tetap saja aku kenal siapa itu Bae Suzy. Gila saja kau bisa berurusan dengannya." Dongwoo masih takjub dengan cerita Myungsoo.

Pria Kim yang sudah lama tidak mampir ke clubnya, malam ini akhirnya menunjukkan batang hidung, langsung memesan kamar dengan minuman beralkohol, alih-alih bersenang-senang, pria Kim itu tidak mengizinkan siapapun masuk kecuali Dongwoo.

"Jadi―" Dongwoo beringsut mendekati Myungsoo, "kau ditolak olehnya?" Myungsoo langsung mendengus, menghabiskan isi gelasnya dengan sekali teguk.

"Sudah aku duga kau akan kalah, sedari awal juga kau tidak percaya diri." Dongwoo mengingat awal-awal Myungsoo enggan bicara siapa wanita terbaru yang sedang ia dekati, Dongwoo kenal sekali Myungsoo, pria itu akan banyak bicara tentang kehebatannya; entah itu pekerjaan ataupun percintaan.

"Kalau kau hanya mau mengoceh, keluar saja sana!" Myungsoo mulai kesal dengan kehadiran Dongwoo, teman laknatnya itu hanya datang untuk mencibir dirinya yang sekarang sedang kesal. Suzy benar-benar telah menginjak harga dirinya sebagai seorang lelaki.

"Mau aku bawakan penghibur tidak?"

Myungsoo langsung menggeleng, "aku sedang tidak minat, keluar saja sana. Biarkan aku minum sendiri." Yang dibalas oleh Dongwoo dengan anggukan kepala. Myungsoo memang butuh waktu sendiri untuk kembali menata ulang harga dirinya yang sudah terinjak-injak dengan sangat menyedihkan.

Akhirnya dia terkena karma juga― kekeh Dongwoo dalam hati. Tidak pernah dia melihat Myungsoo galau.

-oOo-

Sambil menunggu, Suzy memainkan jari jemarinya. Menundukkan kepala sembari duduk tenang di kursi. Langkah kaki seseorang membuat ia mengangkat kepala, bertemu tatap dengan mata sosok orang yang semakin mendekat ke arahnya di lorong sepi itu. Suzy tidak tersenyum, dia memalingkan wajah dengan kembali menundukkan kepala.

"Melihatmu di sini membuatku yakin bahwa kau sudah tau." Orang itu duduk di sebelah Suzy, agak membuat jarak dengan mengosongkan bagian tengah kursi. Keduanya sama-sama menegakkan punggung sekarang, namun tidak saling tatap; mereka menatap dinding putih rumah sakit.

"Sejak kapan kau tau?"

Suzy melirik ke samping, mendapati Myungsoo juga menautkan jari jemarinya dengan tubuh yang sekarang sedikit membungkuk, kedua tangannya bertumpu pada paha yang terbuka.

"Apakah itu sebelum perjodohan kita? Kau menerima proposal pernikahan itu karena kondisi ayah."

Kim Yun Seok dalam keadaan yang tidak baik, kesehatannya menurun hingga akhirnya dia terpaksa dibawa ke rumah sakit. Karena kepanikan yang ada Myungsoo pun akhirnya tau tentang penyakit sang ayah. Pria itu marah, namun tidak tau harus marah pada siapa, berujung dengan dia yang terdiam seribu bahasa sedari tadi.

Complete Me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang