Bab XXI

1.6K 331 50
                                        

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

- 21 -

Malam datang dan pergi. Karena dikuasai kekosongan yang sulit untuk kembali diisi, Myungsoo menyibukkan diri dengan pekerjaan. Meski kasusnya bisa dialihkan pada pengacara lain, Myungsoo bersikeras bahwa dia bisa, mengatakan bahwa client tidak akan nyaman jika ada penggantian perwakilan. Alhasil, dia tumbang.

Dan― di sinilah dia sekarang, di sebuah rumah sakit. Berbaring dengan cairan infus mengalir ke seluruh tubuh di sebuah kamar inap pasien yang terbilang cukup nyaman. Pria itu akhirnya bisa tidur nyenyak setelah malam-malam panjangnya tanpa tidur. Dia sangat keras kepala.

Menyempatkan diri di tengah kesibukan, Suzy mengunjungi Myungsoo di rumah sakit. Dia tahu bahwa pada akhirnya Myungsoo akan sakit, dia bisa melihat kekosongan pria itu sejak dari hari pertama penghormatan paman Yun. Myungsoo diliputi rasa bersalah, dan Suzy bisa mengerti posisi pria itu.

"Kau datang." Myungsoo berucap lemah, menyapa Suzy yang baru datang dengan sekeranjang buah. Wanita itu tersenyum tipis, melihat sekeliling kamar dan tidak mendapati bibi Joo Ran di kamar tersebut.

"Aku menyuruh ibu pulang." Seakan tau pikiran Suzy, Myungsoo berucap demikian. "Bukankah aku sudah terlalu tua untuk di jaga dari pagi hingga pagi lagi?" pria itu terkekeh, perlahan bangkit dari posisi berbaring. Pria itu menyandarkan punggungnya pada kepala ranjang rumah sakit, masih menatap pergerakan Suzy yang kini semakin mendekat ke arahnya.

"Bagaimana keadaanmu?" Suzy meletakkan keranjang buahnya di meja tamu ruang inap tersebut, dia mendekati ranjang Myungsoo dan duduk di samping ranjang; ada kursi tanpa kepala di dekat ranjang. Suzy memperhatikan wajah Myungsoo, pria itu kembali terlihat hidup. Mungkin karena istirahatnya yang sudah cukup.

"Aku baik-baik saja. Hanya saja ibu terlalu keras kepala, dia tetap memintaku untuk dirawat inap."

Suzy mengangguk paham, dia tentu paham kenapa bibi Joo Ran melakukan itu. "Menurutku kau jauh lebih keras kepala," dia mengangkat bahu tak habis pikir, "kau pikir kau manusia super yang tidak butuh istirahat? Manusia bekerja untuk hidup, bukan bekerja untuk cari penyakit." Ceramahnya kemudian, membuat Myungsoo tertawa kecil.

"Kau mengomel lagi, aku merindukan itu."

Suzy berdecih.

"Sudah merasa lebih baik?" tanya wanita itu lagi.

"Begitulah." Myungsoo mengangguk singkat, "aku tidak tau seberapa lama aku tidur tadi, apakah mereka menyuntikkan sesuatu ke dalam kantong infus ku?" Tanya sang pria, menatap curiga kantong infusnya.

Suzy kembali berdecih.

"Bagaimana dengan makan, kau menghabiskan makananmu?"

Myungsoo menatap Suzy lagi, "apakah kau juga berpikir berat badanku turun?" Suzy memperhatikan Myungsoo, lantas dia mengangguk. "Kau benar-benar terlihat sakit." Akunya, jujur.

"Karena sudah melihat keadaanku, kau akan langsung pulang?"

"Kau menyuruhku pulang?"

"Bukan itu maksud kalimatku."

"Lalu apa?"

Keduanya saling tatap.

"Aku memintamu tinggal lebih lama."

Suzy menatap lama Myungsoo.

"Kau bosan?" Myungsoo mengangguk, "makanya jangan sakit." Dumel Suzy sebagai tambahan. Myungsoo terkekeh.

Complete Me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang