--------------------------------------------------
Sorry for typos and happy reading.
--------------------------------------------------
- 15 -
"Bagaimana hubunganmu dengan Suzy?" Seulas senyuman mengembang di mulut Yun Seok, dia sudah jauh lebih baik hingga dokter memperbolehkannya untuk istirahat di rumah.
Myungsoo yang saat itu baru datang hanya mengulum senyuman tipis, "kami baik-baik saja ayah." Menjawab seadanya karena tidak ingin membuat ayahnya khawatir, kondisi sang ayah bisa saja kembali menurun jika dia mendengar rencana Suzy yang ingin membatalkan perjodohan mereka. Untung saja dia bergerak cepat; membuat kesepakatan dengan Suzy.
"Ayah sudah merasa lebih baik?" Sejujurnya Myungsoo merasa bersalah karena selama ini selalu membangkang pada orangtuanya, terutama sang ayah. Penyesalan selalu datang diakhir, disaat keadaan sudah tidak lagi memihak.
"Akhirnya kau mengkhawatirkan ayahmu yang tua ini." Yun Seok masih bisa menyindir Myungsoo meski dia terbaring di ranjang rumah sakit, Myungsoo tertawa kecil dengan gelengan kepala. Ayahnya tetap seperti biasa, tidak heran dia sampai terkecoh; tidak tau kalau sang ayah sedang sakit parah.
"Kau harus baik-baik dengan Suzy, tidak mudah membujuk ayahnya untuk setuju dengan perjodohan kalian."
Jika Myungsoo adalah dia yang dulu, mungkin dia akan menertawakan sang ayah, tidak percaya dengan pengakuan barusan. Namun, karena dia mendengar itu sekarang, saat ayahnya sedang sakit, Myungsoo bisa mengerti.
"Iya. Ayah tidak perlu mengkhawatirkan kami." Myungsoo bicara hangat, pria itu masih tersenyum, sudah lama rasanya dia benar-benar bicara dengan suasana tenang seperti ini dengan sang ayah. Biasanya selalu ada saja yang mereka perdebatkan, akhirnya mereka akan berpisah dengan kondisi saling kesal satu sama lain.
Sekarang Myungsoo baru menyadari, bahwa ada banyak hal yang tidak sempat ia lakukan bersama kedua orangtuanya. Menyesal? Tentu saja dia merasa demikian.
-oOo-
Stephanie Lee membuat Suzy risih dengan tatapannya, "kenapa? Kenapa kau menatapku begitu?" dia menyerah mengabaikan, akhirnya menjauh dari meja kerja dan mendekat ke arah sofa tamu yang ada di ruang kerja.
"Aku dengar beritanya, tentang penyakit Kim Yun Seok."
"Kabar cepat sekali menyebar."
"Jadi itu benar?"
Suzy duduk di hadapan wanita Lee itu, menyilangkan kaki dengan punggung yang menempel pada kepala sofa, dia menatap temannya tersebut. "Ya, dan itu cukup parah."
Stephanie menatap Suzy, "kau tidak memutuskan bersama Myungsoo karena itu, kan?" Suzy memasang ekspresi wajah ambigu membuat Stephanie menajamkan pandangan. "Jangan bilang kalau kau benar-benar melakukannya karena alasan itu. Shit! Kau pikir sedang syuting drama makjang?"
Kekesalan Stephanie membuat Suzy menarik kedua sudut bibirnya semakin ke atas, "ayolah, ini tidak sedramatis itu."
"Aku seperti dapat melihat akhirnya jika kalian bersama."
"Memang akan seperti apa?"
"Kau akan terluka."
Suzy menurunkan kaki yang ia silangkan, wanita itu mengangguk singat karena balasan cepat sang teman. "Aku tau." Dia sertuju dengan pernyataan itu.
"Tapi tetap memilih bersamanya?"
"Kau tau―" Suzy memainkan jari jemari di atas paha, "suatu hubungan itu tidak hanya memberikan bahagia, tapi juga luka. Banyak orang yang jatuh cinta lalu terluka, tapi itu hanya sesaat karena setelahnya mereka akan jatuh cinta lagi, jika mereka terluka lagi, mereka kemudian akan jatuh cinta lagi, begitu terus sampai akhirnya mereka akan benar-benar mati rasa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Complete Me [END]
Fiksi PenggemarBae Suzy merasa telah memiliki segalanya, latar belakang keluarga, latar belakang pendidikan, pekerjaan sampai penampilan, dia tidak pernah merasa kurang. Sedangkan Kim Myungsoo, dia bisa memiliki segala yang ia inginkan, uang, teman, wanita. Tapi―...