epilogue

223 9 7
                                    


Song recommendation | Dream ~ Bolbbalgan 4


***

Suasana kelas tampak sama, setiap sudut sekolah pun tak ada yang berubah sama sekali. Yang berubah hanya lah tidak ada nya kehadiran Sifa dengan Kejio tentu nya.

Dua orang sahabat nya yang sudah jauh keberadaan nya. Entah apa yang sedang mereka berdua lakukan di sana.

Kalian tidak perlu menanyakan apa kah Qilla merindukan dan merasakan kehilangan mereka, karena jawabannya sudah lah jelas.

Satu tahun. Waktu yang tidak sebentar.

Dan dari hari ke berangkatan, Jio baru terhitung 7 hari tidak ada di sisinya.

Tidak, ini semua tidak bisa di katakan baru. Qilla sangat susah menyesuaikan diri tanpa Kejio di sampingnya.

Tak ada lagi Kejio yang memberinya susu strawberry di pagi hari. Tak ada lagi Kejio yang membeli kan nya jajanan kaki lima saat tengah malam. Tak ada lagi punggung tegap Kejio yang rela ia duduki karena kaki nya yang malas berjalan.

Semua sudah berbeda, kini Adam yang menggantikan itu semua, namun tetap saja rasanya berbeda.

"ADAM LO KALAU SEKOLAH MANDI DULU" teriak Qilla melempar sebelah sepatunya tepat mengenai kepala orang yang ia teriaki. Adam hanya diam tak membalas, melainkan meletakan sepatu itu kembali di depan Qilla.

"ADAM SUSU STRAWBERRY GUE MANAAAA"

"itu di laci meja Lo, udah gue beli tadi"

"ADAM NYONTEK PR"

"gue bodoh, ngga bisa nyontekin. Nanti gue cari contekan dulu"

Qilla menjatuhkan kepalanya ke meja dengan keras sampai menimbulkan suara benturan, lalu meringis sendiri merutuki kebodohan nya.

"pake ini" Adam mengangkat kepala Qilla dengan hati-hati menaruh bantal kecil yang ia sengaja bawa dari rumah di atas meja. Gara-gara gadis itu hidupnya menjadi repot sekarang. "Mau ke kantin?"

"Jio lagi sibuk ya dam? kok chat gue belum dibales daritadi" Qilla memandang layar ponselnya yang menunjukkan riwayat pesan antara gadis itu dengan sahabatnya.

"Jam disana beda jauh sama disini la, Jio pasti hubungin Lo. Ayo ke kantin Lo belum makan nasi"

Adam menarik paksa Qilla dari tempat duduknya, menyeret gadis itu keluar kelas mengikuti langkahnya. "Buset Lo berat banget, banyak dosa nih"

"Adam gue ngga mau ke kantin!!!" seru Qilla tidak terima, ia berpegangan pada pintu agar tubuhnya tidak bisa ditarik lebih jauh lagi.

"Harus! Lo nanti sakit karena perut nya kosong"

"GAMAUUU"

"Buruan Qilla"

"GUE BILANG NGGA MAU. GUE NGGA LAPAR"

"ngga. Perut Lo harus diisi, nurut sekarang sama gue"

"GUE BILANG NGGA MAU YA NGGA MAU. BISA NGGA SIH LO KAYA ADAM BIASANYA???" teriak Qilla dengan sangat kencang sampai anak murid lain yang ada di sekitar pun memperhatikan mereka.

Adam terdiam namun kedua mata nya tak lepas menatap Qilla yang berusaha melepas kan diri. Dengan gerakan cepat Adam mengangkat tubuh Qilla, menggendongnya bagai karung beras dengan posisi kepala yang berada dibawah dan kaki di atas.

"LEPASIN GUE ADAM JELEEK" Qilla meronta-ronta dengan kekuatan penuh memukul punggung tegap lelaki yang mengangkatnya tanpa izin. Mereka sudah menjadi pusat perhatian. Qilla tidak tahu hendak dibawa kemana dirinya sekarang.

FRIENDSHIP [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang