Bagian 36 : friendship 🍁

71 9 0
                                    

Now playing | beranjak dewasa ~ Nadin amizah

Happy reading


***

"JIO LO KOK NGGA JEMPUT GUE SIH ???!"

Qilla melangkah dengan mesah-mesuh, ia baru saja datang tepat saat gerbang hendak ditutup.

Berkat tubuhnya yang kecil, ia berhasil menyelusup masuk ke dalam gerbang yang sedang ditutup oleh satpam berkumis tebal menyeramkan yang pernah Qilla ceritakan pada kalian waktu itu.

Setelah sampai di depan meja yang di tempati sahabatnya itu, Qilla dengan berani menggebrak nya.

Sontak saja membuat perhatian seisi kelas, yang semula ramai menjadi hening dan langsung menatap ke arahnya.

Qilla tentu saja begitu kesal saat ini, pasalnya Kejio berangkat duluan tanpa menyusulnya seperti biasa. Dan lelaki itu tidak mengabarinya sama sekali kalau hari ini dia tidak bisa berangkat dengan Qilla.

Membuat dia menunggu seperti orang bodoh dan hampir saja telat.

"Duduk di bangku Lo sekarang, berisik"

Qilla mengerutkan keningnya, balasan dari Kejio membuat nya terkejut.

Mungkin bukan hanya dirinya, tapi melainkan semua teman sekelasnya.

Terbukti pada Adam dan Aileen yang sudah melotot.

"Gue ngga akan berisik kalau Lo gak seenaknya, dikira nunggu enak apa. Untung gue ngga telat gara-gara nungguin lo, kalau emang ngga bisa bareng gue Lo bisa ngomong. Jangan gajelas, gue ngga akan marah"

Suasana hening setelah Qilla menyelesaikan ucapannya. Tidak ada tanda bahwa Kejio hendak membalas ucapan nya. Lelaki itu malah mengambil buku di laci bawah meja dan membacanya, menghiraukan Qilla yang menatapnya sengit.

"Jio Lo denger gue ngomong kan?"

Kejio menutup bukunya dengan kencang, tatapan nya beralih pada Qilla, alisnya sudah menekuk, tanda bahwa dia benar-benar merasa terganggu

"Apaan sih. Lo ngga denger gue suruh Lo duduk tadi? Ngga usah kaya bocah, gitu doang di permasalahin"

Qilla mematung di tempat, ia tak lagi membalas perkataan Kejio. Hanya memandang diam sang sahabat dari tempat nya berdiri.

Seisi kelas pun tidak ada yang berani mengeluarkan suara. Pasalnya ini adalah pertikaian paling serius antara Qilla dan Kejio.

Adam menarik lengan Qilla, membawanya duduk di bangku bersama Aileen. Lelaki itu bisa melihat tatapan syok di mata Qilla.

"Nih minum" Adam menyodorkan Tumbler yang sebelumnya ia minta pada Aileen "Lo habis lari tadi dari gerbang, pasti capek"

Qilla masih diam, tidak melakukan apa pun. Matanya terus menatap Jio yang duduk di depan sana. Lelaki itu tampak fokus kembali pada buku nya, tak merasa terusik sedikit pun.

"La..." Tegur Adam, tangannya masih menyodorkan tumbler yang masih Qilla diamkan.

Aileen mendecak kesal, ia mencengkram dagu Qilla, menghadapkan kearahnya. "ngga usah dipikirin, Jio pasti lagi capek, besok dia udah mulai olimpiade. Ngertiin aja"

Perkataan Aileen membuat Qilla sedikit tenang. Mungkin benar adanya, Jio pasti tak sadar berbicara kasar pada Qilla tadi.

Dia terlalu letih karena terus belajar.

FRIENDSHIP [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang