Now playing | Teman saja ~ CJR
Happy reading
Macam-macam Snack serta minuman berkaleng tergeletak di karpet bulu kamarnya. Komik-komik sudah turun sebagian dari rak buku. Sarung bantal dan guling sudah lepas. Entah bisa dinamakan 'kamar' atau tidak kamar Jio sekarang. Penyebabnya karena ulah Adam yang tiba-tiba datang dan memutuskan untuk bermalam dirumahnya.
Jio mendengus sebal. Tanpa rasa bersalah teman gilanya itu malah tidur di kasurnya. Membiarkan dia merapihkan kekacauan dikamarnya sendirian.
Kalau bukan karena ibu nya yang menerima anak itu dengan senang hati untuk berminap. Jio sudah menendang Adam dari rumahnya sejak tadi.
"Yo.. jam berapa sekarang?" ucap Adam dengan suara parau, sepertinya dia baru saja bangun.
Jio melirik sekilas, lalu kembali menyapu lantai kamarnya "bangun juga Lo. Kirain udah di alam lain"
Tiba-tiba satu buah lemparan bantal mendarat mulus di kepalanya. Jio menoleh menatap tajam si pelaku "Lo mau gue usir?"
Adam melengos mencebikkan bibirnya. "oke-oke sorry". Lebih baik dia menurut daripada di usir tengah malam begini, ada yang mau Adam bicarakan pada Jio. Itulah alasan sebenarnya dia kerumah temannya ini.
"Duduk cepet. Gue mau ngomong serius" ujar Adam membuat Jio langsung menoleh mengernyitkan keningnya. Lalu sedetik kemudian kembali melengos, tidak mendengar kan apa yang dibilang Adam.
Jio tidak mau percaya pada manusia itu lagi, mana pernah Adam bicara serius.
"Kejio gue serius"
Melihat raut wajah Adam yang memang benar serius, dan seperti ada yang ingin dia bicarakan. Jio pun menurut, ke kamar mandi untuk mencuci tangan dan kakinya sebentar setelah selesai merapihkan kamarnya.
"Apa? aneh-aneh Lo gue tendang beneran dari rumah gue" ancam Jio sebelumnya, membuat Adam mendengus menatapnya.
"Apa yang Lo lakuin ke Mira tadi sore itu jahat"
Jio mengernyit, merasa heran dengan apa yang dibicarakan Adam "jahat?"
Adam menghela nafasnya sebelum kembali berkata, ia menatap temannya yang tampak kebingungan ditempat "Lo tinggalin Mira gitu aja, dan pulang sama Qilla. Lo ngga mikirin perasaan dia?"
Sekarang, Jio tahu kemana arah pembicaraan ini. Dia memijit alisnya, merasa pusing.
"Gue kan udah bilang dari awal kalau – "
"Ya sama aja Jio pintar. Lo itu kenapa sih? Kalau Lo emang bener kasian sama Mira, Lo ngga usah nurut aja waktu dia ngajak Lo pacaran. Jangan kasih dia harapan"
"gue udah kasih peringatan sebelumnya. Mira yang maksa"
Adam menepuk nepuk pundak Jio, lelaki ini masih dengan prinsipnya. Susah menghadapi orang semacam Kejio.
"Sebenarnya gue ngga mau ikut campur. Gimana pun ini masalah pribadi Lo. Tapi gimana pun juga Lo itu teman gue" Adam menjeda ucapannya "gue ngga mau teman gue jadi cowo brengsek"
"Lo tau ngga dam? Sebelumnya gue bersikap biasa aja dan perhatian ke Mira sebagai teman, gue kasian ke dia" Jio berucap dengan sungguh-sungguh seolah menyampaikan pada Adam bagaimana pemikiran dan perasaannya lewat ucapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDSHIP [ SELESAI ]
Roman pour AdolescentsQilla dan Kejio. Bukti bahwa seorang perempuan dengan laki-laki bisa bersahabat. Tanpa melibatkan perasaan [ ? ]