Now playing | ajariku ~ Aliyah Massaid
Vote dan komen jangan lupa
Happy reading
Diluar hujan semakin deras, angin berhembus kencang membuat tirai kamarnya bergoyang-goyang. Petir pun sesekali mampu memekikan telinga.
Cuaca seperti ini sangat mendukung untuk tidur selain makan mie rebus sembari streaming film.
Hujan langsung turun dengan derasnya saat Qilla baru saja sampai dirumah setelah pulang sekolah tadi. Selama perjalanan pun langit sangat gelap.
Qilla semakin menarik selimut agar mampu menutupi seluruh tubuhnya. Ia memutuskan untuk tidur terlebih dahulu sebelum ia memutuskan untuk nonton film horror dilaptopnya setelah ia bangun nanti.
Semoga disaat ia setelah bangun dari tidurnya sudah ada coklat hangat diletakkan di nakas samping tempat tidurnya.
Gadis itu tersenyum setelah menyusun rencana hal apa yang akan ia lakukan beberapa jam nanti.
Semenit setelah Qilla mencoba memejamkan mata, suara pintu kamar tampaknya dibuka. Ia berharap semoga itu bukan mamihnya yang akan memaksa dia untuk turun menjaga Farel dan membatalkan jadwal tidurnya.
Cara terampuh adalah harus segera terlelap. Walau belum, Qilla masih bisa ber pura-pura kan?
Ia langsung memejamkan matanya rapat-rapat dan mengeluarkan suara dengkuran. Agar acting nya ini tampak seperti nyata.
Selimut yang Qilla pakai ditarik. Berusaha mati-matian untuk tidak merasa terganggu. Qilla tetap diam dan mempertahankan pura-pura tidurnya itu.
Setelah menunggu beberapa menit ternyata pelaku yang menarik selimutnya adalah Kejio. Qilla membuka mata nya sedikit, untuk mengintip.
Pantas saja, tidak bersuara apa pun. Kalau mamihnya, pasti sudah ngomel-ngomel dan berteriak membangunkan nya dengan cara ekstrim.
Dengan cara menarik paksa Qilla agar berdiri.
Mamihnya adalah seorang ibu yang tangguh memang.
"puppu belum di kasih makan ikan. Dirumah stok ibu lagi habis. Apa gue ambil salah satu Budi aja untuk puppu ya"
Qilla langsung melotot. Budi kesayangannya akan diberikan untuk puppu oleh Jio? Kejam sekali. Ia tidak boleh membiarkan ini terjadi.
Ia langsung duduk tegap, dan turun dari kasurnya. Menghampiri Jio yang sedang memperhatikan para kumpulan Budi di akuarium yang Qilla letakkan di meja belajar yang tidak pernah ia pakai belajar itu.
"Pergi Lo"
Jio langsung menoleh ke belakang dan mendapati Qilla yang sedang berkacak pinggang dan melotot kepadanya.
"gue minta satu si Budi"
Qilla langsung saja menarik lengan Jio agar berdiri, dan mendorongnya keluar kamar.
"gue ngga akan ngebiarin anak-anak gue dibunuh sama Lo, pulang sana"
Jio langsung menahan pintu dengan kakinya saat Qilla akan menutup pintu kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDSHIP [ SELESAI ]
Fiksi RemajaQilla dan Kejio. Bukti bahwa seorang perempuan dengan laki-laki bisa bersahabat. Tanpa melibatkan perasaan [ ? ]