Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
gue ngga salah karena suka sama Lo kan, la?
****
"capek banget astaga padahal gue disekolah kerjaan nya cuma bengong doang"
Masih dengan balutan seragam dan kaos kakinya yang sudah terpasang setengah lepas Qilla menjatuhkan tubuhnya ke atas kasur.
Memejamkan mata, tangan nya memijit-mijit pundak karena pegal. Diluar panas banget, rasanya Qilla sampai ingin terbakar.
Qilla memegangi perutnya yang berbunyi, menghela nafas dengan pelan. Sejujurnya dia memang lapar, Qilla belum makan nasi sedari pagi. Tadi di sekolah cuma makan bakso nya mang Ujang.
Kalau Kejio tahu pasti sudah marah dan di ceramahi dengan panjang lebar. Sahabatnya itu hari ini pergi olimpiade bersama Sifa dan pak Ahmad. Lusa baru akan pulang dan membawa hasil antara menang atau kalah nya.
Yang Qilla dengar olimpiade itu berlangsung selama 3 hari, hari kesatu pelaksanaan babak awal bersaing dengan perwakilan 30 sekolah lainnya. Hari kedua pelaksanaan babak kedua, dimana sudah masuk ke tahap semi final yang menyisakan 10 tim untuk saling bersaing. Dan hari terakhir, finalnya 3 tim dari beda-beda sekolah bersaing untuk merebutkan juara ke 1. Dan hari itu juga pemenang langsung di umumkan dan para peserta lomba pulang.
Sumpah, Qilla bosen dan kesepian banget kalau ngga ada Kejio. Biasa nya lelaki itu datang ke rumahnya bawa banyak jajanan yang Qilla suruh belikan. Hari ini dan tiga hari ke depan tidak akan ada.
Pulang sekolah tadi saja ia nebeng ke Aileen. Mana mau Qilla dengan Adam, ia tidak bisa mempercayakan nasib nyawa nya pada makhluk aneh itu.
"Gabut banget asli" Qilla terus mendumel, gadis itu meraih ponselnya menggulir gulir layar dengan tatapan tidak tertarik, gerakan nya langsung berhenti ketika otaknya mengingat sesuatu.
"Apa gue ke rumah Jio aja ya main sama puppu" Qilla bangkit dari tempat tidurnya, rambut dan seragamnya sudah acak-acakan, kalau Qilla turun ke bawah dan di lihat mamihnya dengan penampilan begini pasti langsung dikatain gembel atau di ceramahi begini...
'Qilla kamu itu anak gadis, cewe. Mani acak-acakan gitu, malu atuh sama tetangga... Mau kamu ngga laku? Siapa yang mau ngangkat kamu jadi menantu kalau penampilan kaya gitudamamihmah malu ih'
Untung Qilla sayang mamih nya yang bicara terlalu jujur itu.
Dengan malas-malasan Qilla bangkit dari tempat tidurnya, berjalan ke lemari untuk mengganti seragam yang masih membalut di tubuhnya.