Now playing | cerita kita ~ Salsabila adriani
Vote dan komen
Happy reading
•
•
•Di siang terik yang panas begini Qilla mengajak Jio untuk bersepeda. Menyuruh cowo itu memboncengnya ke mana pun hatinya ingin pergi.
Sedangkan Jio hanya bisa menuruti apa kata Qilla. Awal nya menolak dan ogah-ogahan pun akhirnya akan dituruti juga.
Oh ayolah, sejak kapan seorang Kejio bisa menolak permintaan Qilla?
"Capek ya?" tanya Qilla melirik peluh Jio yang sudah membanjiri dahinya. Ia pun mengambil tissue di tas kecil berbentuk ikan yang ia bawa, dan mengelap keringat yang lancang jatuh di dahi tegas sahabatnya.
Jio bukanlah orang yang suka dengan olahraga seperti Adam atau Bima. Tapi bukan juga seorang yang malas berolahraga.
Ia biasa menghabiskan waktunya di ruangan ber AC sambil mengerjakan soal-soal mata pelajaran yang membuat Qilla ingin muntah melihatnya.
Jadi wajar jika sekarang Jio banjir keringat.
Tak ada masalah jika seorang laki-laki merasa letih meski baru berolahraga sebentar. Baik itu perempuan atau laki-laki, semua sama aja.
Tidak ada peraturan nya jika laki-laki harus kuat berolahraga.
Semua orang memiliki kemampuan nya dibidang masing-masing.
Seperti Jio yang kemampuannya di bidang akademik dan kurang di non-akademik.
Dan Adam yang kemampuannya berada di bidang non-akademik dan kemampuan nya kurang di bidang akademik.
Semua memiliki kemampuan dan kekurangan nya masing-masing.
"gue mau ke rumah Mira. Kira-kira bawa apa ya buat mamahnya?""
Qilla berdecak, ternyata pemahaman Jio masalah pendekatan dan percintaan nol besar.
"Bawain buah aja lagi sakit kan mamahnya"
"gitu ya?"
"Dasar bodoh"
"Lo ngomongin diri sendiri?"
Langsung saja Qilla memukul punggung milik lelaki di depannya "gausah terlalu jujur"
Jio hanya terkekeh melihat balasan Qilla. Ia kembali fokus ke jalanan, menjalankan sepedanya memutuskan untuk ke taman yang berada di komplek perumahan nya. Disana banyak pohon rindang, meski siang begini pasti sangat segar.
Setidaknya beristirahat, setelah bersepeda berkeliling sejak tadi.
Keduanya duduk di rumput hijau taman yang bersih dibawah rindangnya pohon besar yang sepertinya sudah berumur tua.
"meong"
Qilla dan Jio menoleh bersamaan saat seekor kucing kecil berwarna putih mendekati mereka. Kepala nya ia elus-eluskan ke kaki Jio yang yang sedang menyelonjor.
"lucu banget" ucap Qilla sembari mengelus-elus kepala anak kucing itu.
Bulunya berwarna putih dan lembut. Matanya bulat terang, suaranya pun menggemaskan. Sedikit tidak mungkin jika kucing ini adalah kucing liar. Sepertinya milik orang sekitar taman ini.
Pikir Qilla.
Dari dulu sebenarnya Qilla ingin memelihara kucing, tapi mamihnya tidak mengijinkan. Alasannya karena ada Farel yang masih kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDSHIP [ SELESAI ]
Novela JuvenilQilla dan Kejio. Bukti bahwa seorang perempuan dengan laki-laki bisa bersahabat. Tanpa melibatkan perasaan [ ? ]