Bagian 9 : friendship🍁

103 15 0
                                    

Now playing | bukan untukku ~ Rio Febrian

Vote dan komen yah

Happy reading

Terlalu baik sama bego itu beda tipis



Seminggu telah berlalu, Jio dan Mira pun sudah mengikuti lomba dengan hasil yang diharapkan. Tidak heran lagi jika kedua orang itu menang dalam perlombaan. Sudah biasa bagi para siswa Dover school.

Upacara bendera sedang dilaksanakan, tidak seperti biasa nya yang panas kali ini langit tampak bersahabat. Setidaknya mengurangi para beban siswa yang sudah mesah-mesuh mendengar kan amanat sang kepala sekolah.

"Sekolah ini sudah dikenal dengan citra yang baik di kalangan sekolah-sekolah lain, maka dari itu kalian perlu menjaga nama baik yang sudah di dapatkan oleh Dover school ini" ucap Pak Hutomo menggelegar di tengah lapangan dengan mikrofonnya itu.

"Beberapa siswa yang ikut mengharumkan nama baik SMA bangsa diantaranya ada Kejio dari kelas 11 - B dengan Almira dari kelas 11 - A. Mereka baru saja mengikuti lomba dan mendapatkan hasil yang memuaskan"

"Silahkan untuk Kejio dengan Almira maju ke tengah lapangan. Beri tepuk tangan untuk mereka berdua" suara riuh tepuk tangan dari semua siswa beriringan dengan langkah Jio dan Mira yang mendekati pak Hutomo yang memandang mereka bangga.

"Mereka telah menjadi juara satu, tingkat nasional tim olimpiade"

Jio dan Mira tersenyum di depan sana. Berbanding dengan Qilla yang tersenyum sendu melihatnya. Ia senang atas kemenangan Jio ini, yang membuatnya sedih akhir-akhir ini Jio yang seolah-olah menghindari nya untuk tidak bertemu.

Suara tepuk tangan semakin keras dan riuh para siswa merasa ikut bangga dan senang karena temannya mencapai sesuatu yang luar biasa.

***

Jam istirahat seperti biasa, Qilla, Aileen, Sifa, sedang ada dikantin mengisi perut mereka sambil ngobrol-ngobrol ala cewe.

Sifa dan Aileen memesan nasi goreng seperti biasa. Tapi kali ini Qilla ikut memesan, tidak yakin akan dihabiskan Sifa bertanya kepada Qilla.

"Beneran mau nasi goreng? Disetengah porsiin aja ngga?" tanya Sifa yang dibalas gelengan oleh cewe itu.

Sifa melirik Aileen minta pendapat, namu Aileen hanya menatapnya juga tanpa bicara. Tanpa membuang waktu lagi, takut bel masuk keburu berbunyi. Ia cepat-cepat ke stand nya ibu Juhro, penjual nasi goreng dengan nasi uduk di kantin Dover school

Ngomong-ngomong penjual di kantin Dover school, teh neng sudah balik lagi jualan setelah sebelumnya tutup karena habis lahiran.

Teh Eneng mengantarkan pesanan jus strawberry ketiganya. Lalu balik lagi ke tempat jualannya.

"Ohiya sekolah bentar lagi mau ada Porseni, gue takut disuruh Bu Dewi tampil deh" kata Aileen mengawali pembicaraan yang sebelumnya hening.

"Bukannya kamu udah dipilih sama dia jadi dance bareng aku sama anak-anak lain" beritahu Sifa.

"Hah? Kapan? gue gatau kalau gue dipilih"

"Setelah praktek seni itu, makanya jangan ngaca mulu"

Aileen memanyunkan bibirnya. Merasa sebal.

Dia memang kemana-mana pasti membawa kaca, yang Sifa dan lain tau Aileen itu jadi model fashion gitu. Makanya, gayanya terlihat sangat modis.

"Gue juga seharusnya nyanyi bareng Jio sama Bima" ucap Qilla terdengar helaan nafas disaat dia bicara "tapi jadinya cuma sama Bima doang"

Aileen dan Sifa saling melirik. Bingung harus bagaimana.

"Kenapa Jio ngga jadi tampil sama Lo?"

"Dia sama Mira mau dikenalin ke donatur sekolah dan para dewan murid sebagai siswa paling berprestasi di Dover"

"ohiya Sif gimana hubungan Lo sama Bima?" tanya Qilla tak ingin memperpanjang pembahasan tadi.

"ngga gimana-gimana"

Kali ini gantian, Aileen dengan Qilla yang saling melirik.

"Masa iya si Bima kayanya suka banget tuh sama Lo" cetus Aileen.

Sifa mengendikkan bahunya "ya terus? suka tinggal suka kan"

Ketiganya langsung terdiam ketika orang yang dibicarakannya tadi tiba-tiba duduk di kursi
samping Sifa.

"Kursinya kosong manggil-manggil gue nih daritadi buat duduk disini" ucap Bima dengan tangan menumpu ke meja sambil menatap Sifa yang bahkan tidak melihatnya.

Qilla dan Aileen hanya memandang kedua insan itu dengan senyum tertahan. Jika kalian berpikir apakah Qilla cemburu, tentu saja jawabannya tidak. Ia sudah sadar, kalau rasa sukanya ini ya sekedar menyukai karena Bima seorang yang di idola-idola kan di sekolah. Dalam dirinya tak ada niat untuk memiliki dan berpacaran dengan cowo itu.

Anggap saja Qilla salah satu fans dari seorang Bima Abraham, most wanted Dover school. Secara Qilla kan pecinta cogan.

Bahkan ia sekarang mendukung Bima untuk mendekati sahabatnya. Habisnya Sifa itu terlalu sibuk sama dunia kerja nya. Sampai-sampai tidak pernah menikmati masa-masa muda.

"Ayo bang Bima Pepet terus, aku dukung!" Seru Qilla yang mendapatkan tatapan tajam dari Sifa.

"Siap adek Qilla. Abang akan selalu berjuang untuk mendapatkan cintanya Kaka Sifa"

Balasan Bima tadi membuat Qilla dengan Aileen tertawa terbahak-bahak. Seorang most wanted bisa alay juga rupanya.

"gue suka sama Lo sif. Masa Lo ngga suka gue" Rajuk Bima yang masih tidak dihiraukan Sifa.

"Jadi pacar gue yah" Bima terus mendekat ke sisi Sifa membuat cewe itu kesal dan mendorong nya.

"Apa sih sana jauh-jauh. Aku ngga suka sama kamu"

Namun dengan sigap Bima mencekal tangan Sifa yang habis mendorong dadanya tadi. Dengan serius serta tatapan tajamnya Bima berujar pelan.

"Apapun yang gue ingin miliki. Harus jadi milik gue. Apapun caranya, Lo harus tau itu"

Sifa mengerjap, ia menelan salivanya. Merasa merinding melihat tatapan Bima yang seperti itu.

Dengan cepat Bima merubah raut wajahnya kembali. Ia tidak ingin Sifa takut dan semakin menjauh darinya.

"Akting gue udah bagus belum buat nakut-nakutin Lo?" tanya dengan kekehan.

Sifa berdecak kesal lalu memalingkan muka kembali fokus memakan nasi gorengnya "gak lucu"

***

Thanks for reading



FRIENDSHIP [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang