Bagian 30

27 1 0
                                    

"Gimana perasaan lo Ra?" tanya Shakira

"Gak gimana-gimana sih, ya Alhamdulillah gue  nyaman kaya gini" ucap Ansara

"Tapi serius sih, lo cantik banget berhijab gini" ucap Rahma

"Kalo itu sih gue setuju, jadi minder gue, gak pake hijab sendirian, tapi gue juga gak mau pake hijab cuma karena biar sama kaya kalian, gue pengen semuanya berasal dari hati gue sendiri" ucap Shakira

"Iya dong sha, gak usah gimana-gimana, gue juga masih proses aja kali, doain aja biar kita semua istiqomah" ucap Ansara

"Aamiin" ucap Rahma

"Soal omongan temen-temen gimana Ra, lo gapapa kan?" tanya Rahma

"Ah, mereka mah mau gue pake hijab, gak pake hijab, tetap aja diomongin, yang bisa gue lakuin ya diem aja sih, toh kita gak bisa memaksakan semua orang suka dan menerima kita kan?" ucap Ansara

"Alhamdulillah sikap lo udah bagus Ra, gue ada cerita nih tentang hijrah, mau dengerin nggak?" ucap Rahma

"Mau dong ma" ucap Ansara diikuti anggukan Shakira, lalu Rahma mulai bercerita

Ada sebuah kisah tentang turunnya perintah berhijab pada zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Ketika sumber air masih terbatas dan toilet kerap sulit ditemukan. Hanya ada tanah lapang yang disediakan khusus untuk tempat membuang hajat untuk kaum muslim di sana, dan hal itu juga berlaku untuk kaum perempuannya.
Ada sebuah aturan untuk kaum perempuan bahwa mereka hanya dibolehkan membuang hajat pada malam hari. Ketika malam buta sudah gelap gulita, dan tak ada orang yang berkeliaran di sekitarnya.

Namun, khalifah Umar bin Khattab, sahabat Rasulullah, memikirkan sebuah gagasan.

"Ya Rasulullah, bagaimana jika para wanita memakai hijab saat melakukan buang hajat?" cetusnya pada Rasulullah. Akan tetapi, ide Umar bin Khattab tidak langsung ditanggapi karena Rasulullah memiliki pertimbangan lain.

Hingga pada suatu hari salah seorang istri Rasulullah, Saudah binti Zam'an, keluar dari rumahnya. Saat itu bertepatan dengan waktu shalat Isya', dan Saudah berniat untuk membuang hajat. Namun, postur tubuh Saudah yang lebih tinggi dari wanita kebanyakan membuatnya mudah dikenali oleh orang lain, terutama sahabat Rasulullah. Saat itu pun lewatlah Umar bin Khattab.

"Hai, Saudah. Aku sangat mengenal postur tubuhmu," ujar Umar bin Khattab dalam gulita malam.

Sejak saat itulah, Allah subhanahu wa ta'ala menurunkan wahyunya. Sebuah perintah bagi kaum wanita muslim untuk berhijab. Ketika ayat perintah menutup aurat itu diturunkan, wanita muslimah pada zaman itu segera mengambil kain dan memakainya sebagai jilbab. Mereka sangat patuh pada perintah Allah subhanahu wa ta’ala yang baru saja diturunkan. Perintah itu mereka lakukan tanpa berpikir panjang dan tanpa beralasan, apalagi mencari penjelasan. Karena mereka tahu, bahwa yang datang dari Allah subhanahu wa ta’ala adalah senantiasa kebaikan.

"Masya Allah, jadi hijab itu selain buat menutup aurat juga merupakan identitas muslimah ya ma?" tanya Ansara

"Iya Ra, jadilah semua wanita muslim diwajibkan untuk berhijab" ucap Rahma

"Masya Allah, gue jadi makin yakin buat pake hijab,  doain gue ya Ra, Ma, semoga bisa secepatnya bisa nyusul kalian" ucap Shakira

"Aamiin, kita sama-sama berdoa ya Sha" ucap Rahma.

-------
Sementara itu, Rayyan bersama dua temannya kini tengah duduk di kantin. Tentunya Axel dan Juna membanjirinya berbagai macam pertanyaan, tentang perubahan penampilan Ansara.

"Yan, bukan lo yang nyuruh Ansara pake hijab kan?" tanya Axel

"Emang kenapa?" tanya Rayyan

"Ya lo liat aja sikap lo macam ustad gini, gue yang jadi temen lo aja ngerasa panas tiap deket sama lo, apalagi Ansara, dia kan tinggal serumah sama lo, ya mungkin aja abis lo ceramahin" ucap Juna

"Sebenernya gue juga belum nanya Alasan pastinya ke dia, tapi kalo menurut gue, circle pertemanan itu penting sih, lo liat aja temen Ansara, anak baik semua, ya wajar dia jadi ikutan baik" ucap Ansara

"Yaa iya sih, cuma kesempatan gue untuk deket sama dia jadi menipis" ucap Axel

"Itu tuh sebenernya kode, biar lo mudur xel, lagian susah amat dibilangin, cari yang seiman aja napa sih" ucap Juna, Axelpun diam.

"Iya udah pokonya, jodohkan di tangan yang di atas, kalo emang takdir lo sama Ansara ya gue harap lo yang ucap syahadat" ucap Rayyan.

"Kenapa lo diem aja? Susah kan? " tanya Juna

"Gue balik kelas dulu deh, lagi ga mood gue bahas agama mulu, rasis lo pada"  ucap Axel

"Tuh kan ngambek, bener-bener ya tuh anak" ucap Juna

"Dah sana susulin Jun, ntar gue susul kalian, mau bayar kantin dulu" ucap Rayyan

"Sip deh, makasih ya yan, udah bayarin" ucap Juna

Tanpa sepengetahuan Rayyan dan Juna, Axel meminta Ansara untuk bertemu dengannya tentunya Ansara meminta supaya ia bisa datang bersama temanya, dan Axel setuju.Ia tau tujuannya untuk menjadikan Ansara pacar pasti sangat tipis, tapi setidaknya ia sudah mengungkapkan perasaannya.

----------
Menurut kalian gimana part ini? Apakah Axel bakal diterima atau enggak?

Jangan lupa voment:)

ANSARA JOURNEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang