Bagian 27

44 2 2
                                    

Hari ini mereka berencana untuk main ke rumah om Rudy adik dari Ayah Bastian. Sebenarnya ini adalah hari terakhir mereka di Bandung, besok mereka sudah harus pulang ke Jakarta.

"Sara masih inget om gak?" tanya pria bertubuh tegap yang tersenyum ramah menyambut kedatangan mereka

"Inget om, Apa kabar?" tanya sara, sembari menyalami om Rudy

"Baik Alhamdulillah, Ayo duduk duduk" jawab om Rudy

"Udah lama kita gak ketemu ya kak?" ucap om Rudy ramah pada kakaknya,Bastian.

"Iya maaf kakak jarang mampir karena terlalu sibuk dengan pekerjaan di Jakarta. Gimana kabar Anne dan anak-anak?" tanya Bastian

"Baik Alhamdulillah, mereka semua lagi liburan sama sekolahnya ke Puncak, lusa paling pulang"

"Waah sayang sekali kita nggak bisa ketemu" ucap Rayyan

"Kamu kan sering kesini" ucap om Rudy, lalu sedetik kemudian ia ingat bahwa sekarang Rayyan tinggal di Jakarta

"Oh iya om lupa sekarang kamu di Jakarta, yah jadi sedih deh gak ada teman mancing lagi di danau" ucap Om Rudy

"Udah lama ya om kita gak mancing? Terakhir kali mancing waktu itu si sean kecebur di danau Hehe" ucap Rayyan

"Sara bingung ya?" tanya Om Ruddy

Ia hanya tersenyum tipis hanya memperhatikan obrolan antara om Rudy, Rayyan dan Ayahnya.

"Sejak Ayah Bastian tinggal di Jakarta dan menikah dengan Mama Ansara, Rayyan tinggal di Asrama tapi kalau liburan dia sering main kesini, banyak hal yang kita lakukan seperti memancing ikan di danau dan memetik teh. Om Rudy ini dekat sekali dengan Rayyan, bukan seperti om dan ponakan lagi, tapi juga seperti teman"

"Oh gitu ya om pantas akrab sekali hehe" Ansara tersenyum

"Kapan-kapan ikut mancing lah ke danau, kemarin om mancing dapat ikan Mas bagus sekali, sampai-sampai tidak jadi dimasak dan akhirnya om pelihara disitu" ucap Om rudy sembari menunjuk ke arah Akuarium besar didepan mereka.

"Eh iya om, Ansara mau kok" ucap Ansara

"Pulang kapan ke jakarta?" tanya om Rudy

"Besok om" ucap Ansara

"Ya sudah nanti sore kita mancing, sekarang istirahat aja dulu, sambil makan odading atau bala-bala mumpung masih hangat" ucap Om rudy sembari menyodorkan piring didekat Ansara

"Kalau disini makanan favorit keluarga itu odading sama bala-bala sayang, enak kok Ayah juga suka banget jajan ini"ucap Bastian
Sambil menggigit odading yang masih hangat

Ansarapun ikut menikmati makanan khas bandung itu.

"Kalau kangen bandung Ayah biasanya ngapain?" tanya Ansara tiba-tiba

"Ke Bandung, jakarta bandung dekat, yang membuatnya terasa jauh adalah niatnya. Kadang suka malas aja gitu hehe" ucap Bastian

"Kenapa Ayah kalo ke Bandung gak pernah ajak Ansara?" ucap Ansara

"Kamu kan sekolah sayang, Ayah ke Bandung juga untuk bertemu Rayyan dan makan ini nih" ucap bastian sambil memegang odading dan bala-bala

"Wah pantes jarang nemuin aku, ternyata cuma mau ini doang hm" ucap Om Rudy menampakkan wajah sebal yang kemudian diikuti oleh tawa

Ansara betul-betul merasakkan kehangatan keluarga kembali, dari dulu memang keluarga Ayahnya selalu ingin dekat dengannya, tapi ia yang menutup diri, dan kini ia merasa semakin menyesal.

Beberapa jam kemudian mereka memutuskan untuk pulang dan beristirahat untuk mancing nanti sore bersama om Rudy.

"Gue perlu bawa apa yan?" ucap Ansara sambil berdiri di tengah-tengah pintu kamar Rayyan

"Baju ganti sama Alat mandi" ucap Rayyan

"Kan gue ga mau mandi yan, cuma mancing doang" ucap Ansara

"Takutnya lo jatuh kecebur soalnya tanah samping danau itu licin, jadi buat jaga-jaga aja"

"Oke deh, lo juga bawa baju ganti?" ucap Ansara

"Iyalah jelas, gue mau berenang, belum afdol kalo belum berenang di danau sar" ucap Rayyan

"Danaunya dalem gak yan?"ucap Ansara

"Gak terlalu sih, pokonya danaunya tuh bersih banget, airnya seger dan cocok banget buat berenang, lo gak akan nyesel deh" ucap Rayyan

"Gue juga mau berenang kalo gitu,oke makasih yan" ucap Ansara

"Udah sana cepet siap-siap" ucap Rayyan

***

"Om Rudy belom dateng ya?" tanya Ansara, kali ini mereka hanya berdua saja, karena Ayah Bastian memutuskan untuk beristirahat di Rumah

"Belom, mungkin bentar lagi" ucap Rayyan sembari menata tempat duduknya

"Lo mau langsung berenang atau nanti?" tanya Ansara

"Nanti aja nunggu Om Rudy" ucap Rayyan

Kali ini keheningan terjadi diantara mereka, hingga Ansara membuka suara lagi

"Yan"

"Hm"

"Gue boleh denger cerita tentang lo? Sebelum kita ketemu?" ucap Ansara

"Kenapa? Lo penasaran?" ucap Rayyan, Ansara mengangguk

"Oke deh gue cerita"

"Gue tinggal di Asrama semenjak Ayah menikah dengan Mama lo, dulu gue merasa bahwa gue anak yang paling bahagia, ibu gue dokter, cantik, baik hati, penyayang, Ayah gue juga hebat, Ayah pengusaha, baik, penyayang dan disiplin, walaupun mereka sibuk, mereka selalu ada buat gue, tiap hari kita ketemu. Hingga akhirnya pada suatu hari ibu mendapat tugas untuk menjadi relawan gempa di Palu, tapi Allah beri gue ujian, pesawat ibu jatuh, dan ibu meninggal saat itu. Ayah menggantikan peran ibu untuk memenuhi segala keperluan gue, keluarga kita masih baik-baik aja waktu itu. Walaupun sebenernya kita sering ngerasa sedih dan masih ingin ibu ada di antara kita." ucap rayyan, Ansara memperhatikan tiap perkataan Rayyan seolah-olah ikut merasakan

Ia mengehela napas sejenak

"Hingga kemudian Ayah ketemu sama tante sarah, mama lo. Ayah cerita tentang tante sarah dan Anaknya ke gue, waktu itu gue cuma berpikir kalau mereka hanya berteman. Waktu terus berlalu, tante sarah juga sering sekali ngajak gue untuk makan atau bermain bersama. Gue seneng karena Ayah gak murung lagi, gue juga seneng tante sarah hadir sebagai sosok ibu waktu itu buat gue. Sama seperti lo dulu, gue juga belum bisa menerima tante sarah sebagai pengganti ibu. Tapi gue gak mau egois, Ayah juga harus bahagia. Makanya gue memutuskan untuk tinggal di Asrama, selama disanapun Ayah dan tante sarah selalu ngunjungin gue, kita juga pernah liburan bareng, tapi rasanya gue masih belum bisa menerima beliau, hari demi hari berlalu hingga akhirnya gue mau menerima tante sarah dan udah gue putusin untuk ke jakarta setelah ujian kelulusan nanti, tapi gue denger kabar mobil Ayah kecelakaan dan Tante sarah meninggal. Gue gak bisa kesana karena saat itu gue masih ujian, setelah ujian gue selesai gue memutuskan untuk menyusul Ayah ke Jakarta, gue sedih banget saat itu, gue gak bisa ngebayangin perasaan Ayah yang harus ditinggal lagi oleh cintanya"

"Gue rasa itu yang bisa gue bagi ke lo"Ucap Rayyan

"Gue minta maaf ya yan, gue cuma berfikir kalau hanya gue yang punya masalah dan beban hidup yang berat, tapi lo, lo bahkan jauh lebih hebat dari gue"

"Gapapa sih sebenernya gue juga udah ikhlas atas segala sesuatu yang terjadi dalam hidup gue, makanya gue selalu bilang ke lo untuk enggak egois, setelah mama lo meninggal, lo fikir ayah akan bahagia kalau lo pergi dari rumah? Yang ada lo malah bikin hidup Ayah tambah berat, jangan kaya gitu lagi ya sar, gue gak mau liat Ayah sedih" ucap Rayyan

"Iya yan, gue minta maaf, gue ga tau harus ngomong apalagi selain maaf" ucap Ansara

"Iya gue maafin, udah ya jangan bahas apapun lagi, kita kan mau memperbaiki hubungan, semoga kedepannya kita bisa jadi keluarga yang SAMAWA, Aamiin"

"Aamiin"

Tak lama kemudian om Rudy datang dan membawa alat pancing lengkap, merekapun memancing dan berenang di danau itu. Setelah memancing dan cukup mendapatkan banyak ikan, merekapun pulang ke rumah dan berpamitan pada Om Rudy.

Mungkin Ansara akan lebih sering lagi ke Bandung, selain karena kehangatan keluarga yang ada di Bandung, kota ini juga menjadi kota favorite untuk Ansara.

ANSARA JOURNEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang