Bagian 17

35 4 0
                                    

Hampir seharian ansara tidak bertemu dengan rahma, sebagai seorang teman ia merasa kehilangan sosok rahma yang ceria, biasanya ketika istirahat mereka bertemu, atau pagi sebelum bel masuk berbunyi.

Gadis itupun berjalan menyusuri tiap koridor sekolah, menuju kelas rahma. Ia mencari sosok gadis berjilbab itu, atau paling tidak jika rahma tidak berangkat ia tahu apa alasannya.

Tak perlu banyak waktu, ia menemukan gadis itu, ia tampak murung duduk di bangku kelasnya, padahal sudah satu jam lebih mereka pulang sekolah.

"Assalamualaikum" ucap ansara sembari mengetuk pintu kelas, menyadari kehadiran ansara, rahmapun langsung mendongak dan membalas salam ansara

"Walaaikumsalam ra" ucapnya, wajahnya nampak pucat dan gugup, ansara yakin temannya itu sedang tidak baik-baik saja.

"Ada apa ma?"tanya ansara langsung

"Gak apa-apa kok, sorry ya gue buat lo nyariin gue ya? "ucapnya sambil terkekeh dan raut wajahnyapun kembali ceria

"Enggak lah, ngapain nyariin lo" ucap ansara berbohong, walaupun jujur mereka saling mengkhawatirkan satu sama lain.

"Ya siapa tau lo kangen gue gitu ra" ucap rahma

"Gue gak nyariin lo, tapi nungguin lo muncul" ucap ansara

"Sama aja lah ra" ucap rahma

"Beda lah, lo kan biasanya tiba-tiba aja dateng gitu, tapi tumben hari ini enggak, jadi gue memutuskan untuk langsung ke kelas lo, memastikan lo gak kenapa-kenapa" ucap ansara

"Hm tenang aja, gue baik-baik aja kok" ucap rahma

"Ya udah syukur kalau gitu" ucap ansara

"Lo gak kerja? Udah mau ganti shift kan bentar lagi?" tanya rahma

"Iya sih, tapi agak telat gapapa lah, eh lo juga kan bentar lagi masuk kerja ayok ah cabut" ucap ansara sambil menarik rahma, tapi rahma sama sekali enggan bergerak

"Hm lo duluan aja deh" ucap rahma

"Enggak ah pokonya gue mau sama lo" ucap ansara

"Tapi nanti lo telat ansara" ucap rahma

"Pasti ada yang lo sembunyikan dari gue, lo gak jago bohong rahma, ayo cerita"

Rahma menarik napas panjang ia sebenarnya ingin memberitahu ansara, tapi ia rasa masalahnya cukup untuknya sendiri, ia tidak ingin masalahnya menjadi beban untuk ansara dan dia tidak mau berbohong.

"Gue udah gak kerja" ucap rahma akhirnya, ansara terkejut mendengar ucapan rahma

"Kenapa?" tanya ansara

"Lo tahu akhir kasus kita dan bella? " tanya rahma, ansara menggeleng

"Bella dan dua temannya dikeluarin dari sekolah" ucap rahma

"Hah? Serius? Gue kira bakal di skors doang" ucap ansara

"Gue juga mikirnya gitu, nah karena bella cerita ke orang tuanya, gue jadi dipecat" ucap rahma

"Kok gitu sih? Kan seharusnya orang tua bella bisa menerima kalau ini kesalahannya bella, bukan lo" ucap ansara

"Ah udah gapapa, kayak lo gak tahu bella aja sih" ucap rahma

"Gue emang gak tahu bella ma" ucap ansara

"Lo inget gak sih kejadian di ruang bk waktu itu? Yang bella berkata bohong sama pak bowo, tapi untungnya pak bowo lebih percaya kita" ucap rahma

"Iya sih dia bisa aja bohong, dan bilang kalau dia enggak salah, tapi apa bukti video itu nggak cukup ya ma? " ucap ansara

"Begini deh ra, setiap orang tua pasti akan lebih mempercayai anaknya, apalagi kalau anaknya memang selalu jujur, mungkin saja ini kali pertamanya bella berbohong, atau mungkin orang tua mana sih yang mau anaknya di keluarkan dari sekolah? Walaupun kesalahan itu ada sama anaknya tetap saja kalau ada pihak lain yang bisa disalahkan mereka pasti tidak akan menyalahkan anaknya sendiri" ucap rahma

"Ah terlalu positif pikiran lo ma, tapi kalau orang tuanya bella sifatnya sama kaya bella kan percuma ma, mau jujur atau enggak tetep aja anaknya yang benar, dan semua ini tergantung didikan dari orang tuanya bella, seperti pepatah buah jatuh tidak jauh dari pohonnya" ucap ansara

"Iya ra lo benar, tapi pergaulan juga mempengaruhi sikap seseorang, hm ya udalah gue gak mau terlalu memikirkan, kalaupun bela berkata bohong ke orang tuanya biarin dia pertanggungjawabkan di akhirat kelak" ucap rahma

"Iya sih tapi kelamaan kalau nunggu di akhirat ma" ucap ansara

"Hm bisa jadi di dunia dan akhirat, yang penting kita gak boleh suudzhan" ucap rahma sambil terkekeh pelan

"Iya sih ma, tapi... " ucap ansara terpotong

"Udah deh, gue pernah mendengar sebuah hadist, begini bunyinya Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin Mas’ud ra., Rasulullah SAW. bersabda, “Hendaklah kamu berlaku jujur karena kejujuran menuntunmu pada kebenaran, dan kebenaran menuntunmu ke surga. Dan senantiasa seseorang berlaku jujur dan selalu jujur sehingga dia tercatat di sisi Allah Swt. sebagai orang yang jujur. Dan hindarilah olehmu berlaku dusta karena kedustaan menuntunmu pada kejahatan, dan kejahatan menuntunmu ke neraka. Dan seseorang senantiasa berlaku dusta dan selalu dusta sehingga dia tercatat di sisi Allah Swt. sebagai pendusta.” (H.R. Muslim).

Nah gimana? Sudah jelaskan ra? "

"Jelas banget ma, gue jadi takut kalau gue bohong ini mah" ucap ansara

"Ah gue juga masih sering khilaf terkadang, gue bacain hadist tadi biar kita lebih berhati-hati lagi aja" ucap rahma

"Ya sudah ma, gue harus segera pergi nih" ucap ansara

"Bareng deh ra hehe, gue rasa hari ini gue perlu me time di kosan" ucap rahma

"Hehe ya udah yang penting lo gak boleh sedih" ucap ansara

"Enggak lah ra, gue bisa cari kerjaan lagi kok, mungkin nanti sehabis ujian" ucap rahma

"Nanti gue bantu deh, barangkali di tempat ayah gue butuh karyawan" ucap ansara

"Serius lo? Nanti gue gak disuruh ngerjain PR lo kan? Hehe" ucapnya sambil terkekeh

"Aman kok, lagian otak gue masih berfungsi dengan baik" ucap ansara

****
Menurut Rayyan, ada tempat disekolah ini yang menenangkan, tempatnya melepas penat setelah seharian belajar, yaitu rooftop. Kedua temannya sudah pulang sedari tadi, kini ia menaiki tangga menuju rooftop perlahan kemudian membuka pintunya

Ceklek

"Lo lagi? " tanya gadis itu sembari menatap pintu rooftop yang baru di buka

"Harusnya gue yang ngomong gitu, lo gak bosen tiap hari nangis di rooftop? " tanya rayyan

Gadis itu hanya menggeleng

"Ya udah, tapi gue mau disini" ucap rayyan

"Ya udah gue yang pergi" ucapnya

Setiap pertemuan mereka hanya diakhiri oleh kata "Ya udah gue yang pergi" dan bagi rayyan itu tidak masalah, cukup untuknya ikut campur masalah orang lain, bahkan ayahnya saja melarangnya untuk ikut campur masalah ansara.

Tapi satu yang rayyan tau, dia gadis yang baik, karena dia juga turut membantu ansara dari pembulian yang dilakukan bella.

***

ANSARA JOURNEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang