Seperti biasa, pukul 6 tepat arrayan dan ansara sudah ada dikelas, berbeda dengan beberapa hari yang lalu dimana ansara lebih dulu sampai.
Pagi ini begitu hening, sudah 2 hari sejak arayyan mengikuti ansara sampai ke rumahnya, gadis itu tak mau membuka mulutnya untuk mengucapkan apapun lagi pada rayyan.
Berbeda dengan ansara yang fokus, rayyan justru meperhatikan gadis itu, dia tidak tahu bahwa hari ini ayahnya akan datang menemuinya.
Jika memang sekarang ansara sudah membuat garis untuk rayyan mendekat maka sekalian saja membiarkan gadis itu membuat benteng untuknya, toh benteng bisa saja runtuh.
"Biasanya orang yang menyendiri itu adalah orang yang kesepian, tapi kenapa ia seolah-olah tidak ingin punya teman" ucap rayyan asal
kali ini ia akan mengeluarkan segala macam kata-kata yang sebenarnya ingin dia ucapkan sedari bertemu dan mendengar cerita tentang ansara dari beberapa temannya.
Ansara masih acuh dan tidak mau menggubris, toh banyak kata-kata lain yang lebih menyakitkan dari kata-kata yang di lontarkan rayyan kali ini.
"Atau alasan sebenarnya adalah agar tidak ada yang tahu bahwa dia kesepian"
"Mungkin dia lupa kalau manusia tetap membutuhkan manusia lain, dia tidak akan melakukan apapun sendirian"
"Apa enaknya sih menjadi orang yang dibenci? Bukankah telinga diciptakan untuk mendengar, mendengarkan pendapat orang lain tentang dirinya"
"Bukankah seharusnya orang akan senang jika berubah menjadi lebih baik"
Rayyan masih saja asyik mengeluarkan semuanya. Tetapi ansara malah beranjak keluar kelas. Rayyan yang melihat itu langsung berdiri menghalangi ansara.
"Apa lo gak dengerin gue ngomong barusan" tanya rayyan
Ansara menggeleng, tentu ia dengar dan hampir 90% kata yang diucapkan rayyan benar, dan sangat menohok ansara, tapi ada hal yang membuatnya bertahan, rayyan tidak tahu kalau dia sekarang sendirian, bukankah ia memang harus kuat.
Hadirnya orang lain dihidupnya akan menyita pikirannya, termasuk kehadiran rayyan.
"Oke gue ulang,dengerin baik baik ya" ucap rayyan
"Gak perlu rayyan, lo gak tahu sama sekali tentang hidup gue, lo boleh berspekulasi apapun tapi tolong berhenti ikut campur masalah gue" ucap ansara sambil membendung air matanya yang hendak jatuh
Kali ini rayyan diam, mereka memang bisa membungkam lawan bicaranya masing-masing, rayyan bisa membuat ansara terdiam dan ansara bisa membuat rayyan terdiam.
Ansara berhasil keluar dari kelas, dadanya terasa sesak, ia semakin berpikir bahwa tuhan memang tidak adil, menghadirkan rayyan orang yang awalnya menawarkan diri menjadi temannya kini dan malah menyakitinya.
Setelah tiga puluh menit ansara duduk di taman sekolah, bel masuk pun berbunyi, ia cukup lega fokusnya akan teralihkan dari kata-kata rayyan
Dan ketika ansara masuk ke kelas dengan mata sembab, ia kembali menjadi sorotan, semua orang menatapnya iba, terkecuali rayyan, ia yang menjadi pelakunya. Ia yang membuat ansara seperti itu, rasa bersalah menyelimutinya.
Dua pelajaran berlalu, bu nanik guru BK di sekolah memanggil ansara ke ruangannya, ansara bertanya-tanya ada apa, begitupun anak-anak yang lain, tapi rayyan tahu pasti ada ayahnya.
Ansara terpaku melihat laki-laki berjas hitam dengan dandanan formal tak lupa kacamata minus yang selalu ia pakai, ansara tidak asing dengan laki laki yang ada dihadapannya ini, ayahnya datang. Ia melupakan panggilan om yang sempat disematkan pada bastian sebelumnya, hatinya luruh, ia ingin memangggil laki-laki itu Ayah
"Ayah" ucap ansara lirih, yang lalu disusul pamit bu nanik pada ayahnya
"Ansara, ayah rindu nak" ucap bastian, ansara tidak percaya, ia kira ayahnya datang untuk memarahinya dan bertanya kenapa tidak menghubunginya, kenapa menghilang, berganti nomor handphone, dan berganti rekening bank
"Iya ayah" hanya itu yang bisa lolos dari mulutnya, ia juga rindu pria itu, hingga lagi-lagi air matanya jatuh
Bastian memeluk anak tirinya itu dengan rasa sayang, rindu yang membuncah, ia ingin sekali mendengar ocehan dan omelan ansara lagi di rumah besarnya.
"Ansara tidak ingin pulang ke rumah?" tanya bastian dengan tatapan sendu
"Ayah... Ansara ingin mandiri, ansara tidak ingin merepotkan ayah" ucapnya sambil terisak
"Kamu tanggung jawab ayah ansara, kamu anak ayah, putri ayah, ayah sayang ansara, ayah tidak merasa direpotkan, justru ayah sangat kesepian, rumah sepi sekali nak, tanpa ada kamu" ucap bastian berusaha tenang
"Beri ansara waktu ayah, ansara hanya ingin mencoba bertahan hidup sebagai anak yatim piatu ayah" ucap ansara
"Kamu masih punya ayah, dan saudara kamu, ayah menyekolahkan dia disini" ucap bastian
Ansara bertanya-tanya siapa saudaranya itu
Dan hanya ada satu nama dibenaknya rayyan"Namanya arayyan, ansara sudah kenal?"tanya bastian
"Udah ayah, kami satu kelas" ucap ansara
"Karena sekarang kamu sudah ada teman,jadi sara mau kan tinggal di rumah ayah bastian lagi?" tanya bastian
Mengingat kejadian dengan rayyan tadi pagi rasanya ansara akan semakin yakin untuk keluar dari rumah itu.
Ansara menggeleng, wajah bastian kembali berubah sendu
"Ya sudah kalau ansara masih enggak mau kembali ke rumah ayah, ayah akan urus dan serahkan semua tabungan mama juga aset-aset mama ke ansara" ucap bastian
"Ayah jangan sedih, ansara hanya ingin berusaha mandiri" ucap ansara
"Ayah hanya ingin ansara tidak menganggap ayah orang lain, tapi ansara mau kan kalau ayah ajak ansara ketemu atau jalan-jalan bersama rayyan?" ucap bastian
"Hanya jalan-jalan kan atau bertemu, waktu 24 jamnya juga tidak akan terbuang"batin ansara
"Iya ayah, ansara mau" ucapnya
Bastian tersenyum lega, setidaknya ia bisa melihat dan bertemu anaknya lagi.
"Ya sudah, ayah pamit yah, kamu bisa ikut pelajaran lagi, nanti pulang sekolah ayah tunggu di panti asuhan, sudah lama sekali kita tidak kesana" ucap bastian
Ansara hanya mengangguk, dia juga rindu saudara-saudaranya (anak panti) yang ada di panti, biasanya satu minggu sekali ayah dan mamanya datang ke panti itu.
Dengan berbuat baik kepada anak yatim, kita akan mendapat kebaikan dari arah yang tidak terduga-duga
Dalam sebuah hadist, Rasulullah SAW bersabda:
“Ada seseorang yang datang kepada Rosulullah Saw dan mengeluh kekerasan hatinya. Nabi pun bertanya,”Suka kah kamu jika hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu terpenuhi? Kasihanilah anak yatim, usaplah wajahnya, dan berilah makan dari makananmu, niscaya hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu akan terpenuhi”

KAMU SEDANG MEMBACA
ANSARA JOURNEY
General Fiction"Gue hanya ingin sendiri, gue ga butuh lo, jadi jangan ganggu gue" -Ansara "Gue juga gatau sejak kapan gue menerima tugas ini, tugas untuk selalu ngelindungin lo" -Arayyan Sejak kepergian kedua orang tuanya Ansara memutuskan untuk keluar dari rumah...