Bagian 4

97 19 0
                                    

Pagi ini ia harus bisa menghindari arrayan, cowok yang menyita pikirannya semalaman, sempat terbesit apa arrayan adalah saudara tirinya? Anak laki-laki ayah bastian, tapi ia mengurungkan niatnya untuk berspekulasi seperti itu.

Bukannya anak ayah tirinya itu tinggal di bandung, di asrama sebuah sekolah agama yang terkenal di kota bandung, rasanya tidak mungkin dia mau pindah ke jakarta nyatanya bandung lebih nyaman menurutnya, hingga saat mama dan ayah bastian menikahpun dia tidak datang dan lebih memilih tinggal disana.

***

Seperti biasa, gadis itu telah sampai di sekolah jam 6 tepat, tidak ingin membuang waktu ia lalu mengeluarkan buku pelajaran fisika dan mulai mengerjakan latihan soal sebelum disuruh oleh gurunya.

Ceklek...

Ia mendongak, melihat siapa yang masuk ke dalam kelasnya, setaunya tidak ada anak kelas yang datang sepagi ini walaupun ada tugas yang harus dikumpulkan sebelum bel masuk.

"Assalamualaikum" ia masih terpaku dengan pria itu, yap yang masuk ke dalam kelasnya adalah arayyan dan sekarang dia mengucapkan salam, dan setelah matanya memastikan bahwa yang dilihatnya adalah rayyan ia langsung menjawab salamnya

"Waalaikumsalam" ucapnya, rayyan kemudian menarik bangku disampingnya tanpa suara dan juga mengeluarkan buku pelajaran lalu membacanya

Ansara terpaku, tumben sekali anak ini tidak banyak bicara sambil memandangi pergerakan orang disampingnya itu.

"Lo nunggu gue ngomong?" tepat sekali, rayyan bisa menebak pikirannya

Ansara hanya menggeleng dan kemudian menjadi hening, 30 menit berlalu

Rayyan terbiasa bangun pagi, selama di asrama kegiatan paginya bahkan jauh lebih sibuk daripada ketika ia pindah di jakarta,  ada agenda tadarus, shalat malam dan murojaah serta shalat dhuha. Dan tujuan ia datang lebih pagi dari jam masuk adalah untuk mengulang materi yang sudah ia pelajari semalam.

Pandangan rayyan menyusuri kelas, mencari papan yang bertuliskan "Jadwal Piket" ketika menemukannya dia membaca satu per satu nama, dan yang piket hari ini bukanlah ansara...

"Ini jadwal piket kelas?"tanya rayyan

Mengingat hanya ada rayyan dan ansara di kelas, rayyan sudah pasti bertanya padanya.

"Iya, nama lo belum ada karena lo baru pindah, mungkin hari ini adam akan menambahkan lo ke kelompok piket" ucap ansara

Ajaib, memang hanya rayyan yang bisa membuat gadis itu berbicara sedikit lebih panjang dari biasanya.

"Gue ga nyari nama gue, hari ini lo gak piket tapi lo datang lebih pagi, ada apa? "tanya rayyan heran

"Bukan urusan lo" jawab ansara

"gue tau, lo pasti belajar atau latihan soal untuk ngerjain tugas yang bakal di kasih hari ini kan? " tebak rayyan

"ga penting" ucapnya

Rayyan tidak akan menyerah, dia akan terus membuat ansara berbicara dan terbiasa berbicara dengan orang lain.

"Lo udah sarapan? " entah kenapa ia malah menanyakan itu

Jujur ansara tidak sarapan, ia merapel makan pagi dan siangnya menjadi satu. Ia akan makan pada istirahat kedua yang waktunya lebih panjang, dan sekarang ia mengangguk, berbohong untuk mengurangi interaksinya dengan arrayan.

"Ya sudah, kalau lo udah sarapan tolong antar gue ke kantin, karena gue gak tahu letak kantinnya dimana" ucap rayyan

"Lurus, belok kanan, ada lorong lagi, belok kiri lo bisa melihat banyak bangku dan tempat duduk untuk orang makan, disitu kantinnya" ucap ansara

ANSARA JOURNEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang