Bagian 24

37 2 0
                                    

"Udah selesai makannya?" tanya Rayyan pada ansara yang sedang makan ayam goreng favoritnya.

"Udah yan" ucap ansara setelah menghabiskan satu gigitan terakhir ayam gorengnya.

"Habis ini lo pulang aja deh, biar gue yang jagain ayah"

"Nanti aja deh yan, lagian ayah masih tidur, masa gue ga pamitan"

"Ya udah tapi kalo nanti ayah bangunnya sore yang ada lo kemaleman lagi beres-beresnya."

"Iya juga sih, yaudah gue balik ke rumah dulu deh buat beres-beres"

"Ya udah nih" ucap rayyan sembari menyerahkan kunci mobil pada ansara.

"Lo gila ya ngasih nih kunci ke gue?" ucap ansara kesal

"Ha? Maksudnya? Lo mau jalan kaki? "

Ansara lupa kalau rayyan tidak tahu bahwa dulu ia hampir kecelakaan ketika menyetir mobil

"Eh enggak enggak" ucap ansara sembari membenarkan rambut

"Gue naik taksi online aja deh yan" ucap ansara

"Yakin lo?"

"Yakin"

"Kok gue yang jadi ga yakin ya" ucap rayyan ragu

"Udah gapapa, udah biasa kok, gue pamit ya yan"

"Ya udah hati-hati, kalau udah nyampe jangan lupa telpon gue"

"Iya"

***
Setelah sampai di rumah ansara langsung menelpon rayyan, ia kini berada di kamarnya membereskan semua barang-barangnya dan menatanya ulang, meskipun tidak banyak barang yang ia bawa ketika meninggalkan rumah.

Dibalik figura foto ia bersama ayah dan mamanya terlihat sebuah amplop berwarna putih, ia pun perlahan membuka amplop itu.

"Dari ayah, untuk anak ayah... " begitu kira-kira pembukaan dari surat tersebut.

Ia membaca surat itu seksama, setelah tau bahwa surat itu seharusnya diberikan ketika ia masih meninggalkan rumah, banyak memori yang terbentuk selama hidup bersama ayahnya, ia ingat betul meskipun saat itu ia sudah beranjak dewasa, tetapi ayahnya selalu memberikan kasih sayang penuh layaknya anak kecil yang masih harus dijaga.

Ansara...
Ayah bersyukur bertemu kamu dan mama mu, memulai hidup baru bersama kalian. Ayah tau perasaan kamu waktu pertama kali kita bertemu, kamu belum bisa menerima ayah.
Tapi waktu terus berjalan, Ayah senang ketika kamu mulai terbiasa dengan kehadiran ayah, dan menerima ayah sebagai keluarga.

Kejadian beberapa tahun lalu memang menyakitkan buat kita, mama harus pergi meninggalkan kita. Tapi percayalah nak, ini sudah ketentuan Allah. Maafkan ayah sekali lagi, karena ayah nggak bisa jagain mama.

Pulanglah nak, ayah rindu.

"Non ansara" panggil bi inah, membuat Ansara langsung menutup surat itu

"iya bi" ansara menyaut.

"Ada yang bisa bibi bantu?"

"Udah kok bi, bibi kerjain yang lain aja hehe"

"Oke siap non"

Setelah bi inah berbalik, ia langsung merapikan barang-barang di kamarnya, ternyata setelah pindah ada banyak hal baru yang ia dapatkan, tetapi ada banyak hal yang harus ia perbaiki.

Ansara yakin keputusannya untuk kembali ke rumah tidak salah, semua ini berkat orang-orang baru yang hadir dalam hidupnya. Rayyan, Rahma, dan Shakira membuat ia berpikir ulang tentang keputusannya dan tersadar.

Rahma, ia bahkan lupa bagaimana kabar anak itu sekarang? Ansara kemudian mengeluarkan ponselnya dan menelpon rahma, tidak lama panggilannya pun diangkat oleh rahma.

"Assalamualaikum ma"

"Waalaikumsalam ra, gimana? Lo udah pindahan kan? Ada yang perlu gue bantu? "ucapnya berurutan

Ansara tertawa dalam hati, temannya yang satu ini memang paling gercep kalo masalah bantu membantu, bahkan ketika tidak butuh bantuanpun ia akan tetap menawarkan bantuan.

"Enggak kok ma, gue cuma.. "belum selesai bicara Rahma langsung memotong ucapan ansara

"lo kangen gue? Yaampun ra, baru juga pisah sebentar" ucap dia sambil tertawa geli

"Ih pede banget lo, gue cuma khawatir sama lo aja, gimana keluarga lo? Kalo masalahnya belom selesai mending lo ikut gue ke bandung" ucap Ansara

"Enggak ah ra, ke bandung itu kan acara lo sama keluarga lo, momen penting buat quality time, nanti kalo gue ikut yang ada lo malah asyik ngobrol sama gue lagi hehe"

"Kenapa si lo jadi makhluk pede banget sumpa, oke gue perjelas, gue kasian ama lo wkwk" ucap ansara terkekeh

"Serius gue gapapa kok, lo santai aja, kabar-kabar aja nanti kalo udah di bandung ya ra, salan buat ayah dan saudara lo"

"Oke deh, lo juga hati-hati ya, selamat berlibur, awas loh jangan ambis, nanti waktu liburan lo pake buat belajar lagi" ucap Ansara

"Wah ide bagus tuh, makasih ya lo udah menyadarkan gue bahwa ini adalah kesempatan bagus untuk gue belajar"  Ucap Rahma

"Sialan lo" Ucap Ansara

"Mulut lo udah mulai kasar, hati-hati lo ntar ditumpangi setan kata-kata lo" Ucap rahma

"Ishh udah ah udah, gue tutup ya Assalamualaikum" ucap Ansara

***
"Non tadi Mas Rayyan telpon, katanya non nggak bisa dihubungi" Ucap Bi inah

"Eh iya bi, tadi rahma nelpon, jadi saya ga bisa angkat telpon rayyan" ucap Ansara

"Iya nanti non Ansara telpon lagi aja mas Rayyannya" ucap bi inah

"Iya bi makasih ya" Ucap Ansara

"Iya non, bibi ke dapur dulu ya" Ucap bi Inah

Ansarapun langsung mengambil ponselnya dan menelpon rayyan

"Assalamualaikum yan, gimana? " Ucap Ansara panik

"Waalaikumsalam ra, lo mau gue pesenin makan apaan?" Ucap rayyan

"Kirain ayah kenapa-kenapa" Ucap Ansara

"Ayah gapapa, malah kata dokter besok ayah udah bisa pulang" Ucap Rayyan

"Waaah serius yan?" Ucap Ansara

"Serius, Ayah udah membaik" Ucap Rayyan

"Syukurlah" Ucap Ansara

"Cepetan mau makan apa nih?" Ucap Rayyan

"Samain aja kaya lo" Ucap Ansara

"Oke deh, lo balik lagi ke rumah sakit kapan?" Ucap Rayyan

"Abis ini gue balik, gue udah selesai kok"Ucap Ansara

"Ok deh hati-hati ya" Ucap Rayyan

Ansara sangat bersyukur ayahnya sudah bisa kembali pulang ke rumah dan kondisinya membaik, sama seperti hubungan mereka kini, sekarang tugasnya adalah menjaga ayahnya agar tidak sakit lagi, tentunya dengan izin Allah.

ANSARA JOURNEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang