Bagian 8

64 10 0
                                    

Biasanya hari libur akan dihabiskan untuk bersantai dan berkumpul bersama keluarga setelah penat bekerja atau bersekolah, tetapi tidak untuk rayyan yang memutuskan untuk ikut latihan futsal.

Di lapangan sudah terlihat cowok jakung berkulit putih memakai kaos dan celana selutut, bersama 5 orang lainnya.

Rayyan menghampiri mereka dan masuk ke dalam lapangan.

"Sorry telat" ucap rayyan, latihan dimulai pukul 7 dan sekarang sudah pukul 7.30, rayyan datang terlambat karena ia telat bangun. Ia tidak tahu kenapa bisa tidur selama itu

"It's okay" ucap axel

Rayyan pun langsung ikut bermain, tak lupa ia pemanasan terlebih dahulu.

Disela-sela istirahat, ada pria lain yang menghampiri rayyan, permainan pria itu juga cukup menonjol daripada axel, rayyan duga dia juga akan mencecarnya dengan pertanyaan tentang ansara.

"Nama gue juna, lo akrab banget sama axel, saudaraan lu berdua? "tanya juna

"Gue rayyan, gue ketemu axel kemarin pas kalian latihan, mungkin lo gak lihat gue, kita baru ketemu kemarin" ucap rayyan

"Iya kayanya lo emang ga terlihat" ucap juna

Anak ini emang aneh,  tapi dia berusaha ngelucu jadi rayyan ketawa aja deh

"Iya gue memang kadang bisa gak terlihat?" ucap rayyan

"Ha? Serius lo? Lo punya ajian apa? Bagi ke gue dong rasanya gue ingin gak terlihat supaya kalau latihan futsal gue gak perlu boong lagi ke ortu gue" ucap juna nampak serius

Ctaakk, juna menoleh, axel menjitak kepalanya

"Kalau bodoh jangan dipelihara dong jun" ucapnya sambil  terkekeh kemudian merangkul juna

"Xel, biarin dong, gue tanya serius sama tuh bocah" ucap juna masih berharap

"Nanti gue kasih tau setelah latihan" ucap rayyan

Axel melongo, ia kira rayyan becanda tapi wajahnya tampak serius

"Beneran yan?" tanya axel

"Ya kagak lah, kenapa sih orang yang dianugerahi wajah tampan macam kalian bisa berpikir sebodoh itu haha" ucap rayyan

Sial

"Lo becanda pake muka serius mana ada yang percaya" ucap axel, yang disusul anggukkan juna.

Rayyan pun pergi meninggalkan keduanya untuk mengambil bola, dan mereka kembali bermain di lapangan.

Tak terasa matahari mulai meninggi, sebentar lagi akan adzan dzuhur, latihanpun berhenti.  Rayyan yang mendengar adzan langsung pamit ke masjid sekolah mereka untuk shalat, diikuti oleh beberapa teman yang lain.

"Heh juna lo gak ikut sholat noh sama yang lain?" ucap axel

"Ntar ah masih keringetan nih, nunggu kering" ucap juna

Rayyan berbalik

"Yakin pas keringet lo kering, lo masih hidup? Kalau pas lo ngeringin keringat tiba-tiba malaikat izrail nyabut nyawa lo gimana?" tanya rayyan

"Ish serem amat sih lo ray, yaudah deh tungguin gue, mau ganti baju" ucap juna, yang diikuti oleh kekehan beberapa anak yang lain.

****

Setelah latihan fustal, rayyan memutuskan untuk mampir sebentar ke toko kue ansara, ia mau minta maaf untuk perkataannya yang kemarin. Terlihat gadis itu tengah melayani para pembeli, sebentar lagi shiftnya berakhir.

Rayyanpun menunggu didepan toko, tepatnya di tempat duduk yang ada diluar toko kue tersebut, tak lama gadis yang ditunggunya pun keluar dari toko.

"Ansara tunggu, kayanya kita perlu bicara sebentar" ucap rayyan, kali ini ansara berusaha menjadi lebih sabar untuk menghadapi rayyan ia pun menghentikan langkahnya dan duduk didepan rayyan

"Ada apa?" tanyanya

"Gue minta maaf untuk yang Kemarin" ucap rayyan

"Sudah gue maafkan" ucapnya datar

"Gue tahu kondisi lo, makanya gue bicara seperti itu, maksud gue supaya lo bisa menerima keadaan dan berhenti menutup diri" ucap rayyan

"Gue nyaman seperti ini ray" ucap ansara

"Harusnya waktu hari pertama gue pindah, gue langsung bilang kalau gue saudara tiri lo, dan gue mau menjadi teman lo, bukannya malah memaksa lo untuk berubah, dan membuat lo menyamaratakan gue dengan anak lain yang mencoba dekat dengan lo" ucap rayyan

"Lo cuma tau kondisi gue dari ayah doang ray, lo gak tau yang sebenarnya gue rasakan" ucap ansara

"Makanya sini, lo cerita ke gue, gue akan menjadi pendengar yang baik" ucap rayyan

"Lo ga perlu tahu ray, lagian ini masalah gue" ucap ansara

"Kalau lo mau berbagi, setidaknya sedikit beban lo akan berkurang, walaupun entah akan ada penyelesaiannya atau engga" ucap rayyan

"Gue gak mau ray, gue nyaman dengan kondisi gue sekarang" ucapnya lagi

Rayyan terkadang merasa dongkol dengan ansara, walaupun ia bukan saudara kandungnya tapi ia juga bagian dari hidup ansara sekarang, bukankah keluarga adalah tempat berkeluh kesah, tapi kenapa ansara selalu menganggap ayahnya dan dia adalah orang lain.

"Gue pulang dulu ya ray" ucapnya kemudian

***
Setelah berpamitan pada rayyan, ia yakin bahwa ansara tidak akan langsung pulang ke rumahnya, soalnya ia memesan taksi online dan ia tidak tahu mengapa ia mengikuti taksi online itu sekarang. Dan kini taksi itu berhenti di pemakaman, ia yakin ini adalah makam orang tua ansara

Rayyan berdiri dibelakang pohon besar dekat makam mama dan papa ansara, sehingga ketika ansara berbicara rayyan bisa mendengarnya dengan jelas.

"Assalamualaikum ma, pa, ansara kangen sekali dengan mama papa, mungkin sekarang mama sama papa lagi ada disini ya? Tapi cuma bisa lihatin ansara doang, kemarin ansara habis dari panti sama ayah ma, ansara senang sekali.

"Mah, pah, ternyata rayyan yang ansara ceritakan kemarin adalah saudara tiri ansara, dia sudah minta maaf karena berkata buruk ke ansara, sebenarnya bukan salah rayyan sepenuhnya, ini adalah salah ansara, ansara yang tidak ingin rayyan tahu dan dekat dengan sara."

"Ma, Ansara sudah mulai memafkan ayah, tapi bayangan kecelakaan yang membuat mama meninggalkan ansara masih membekas, kadang rasa benci itu muncul kembali ma, melihat rayyan yang berlagak baik membuat ansara ikut muak, apakah dia tahu bahwa karena ayah bastian ansara harus kehilangan mama"  ucap ansara sambil menangis tersedu-sedu

Deg..

Jadi alasan ansara menghindarinya adalah ia mengira bahwa ayahnya yang membuat kecelakaan itu terjadi.

Ia ingat kejadian dimana mama ansara meninggal, ayahnya juga sangat sedih dan terpukul tapi rayyan tidak bisa kesana karena saat itu ia sedang ikut lomba dan ujian.

Karena tidak ingin membuat rayyan tidak fokus jadi bastian yang datang menemui rayyan, meminta doa untuk mama ansara, ia juga tahu ayahnya terluka parah, bahkan baru bisa menemuinya setelah 3 bulan mama ansara meninggal, dan agar kondisinya benar-benar pulih.

Kecelakaan ini juga sempat diselidiki oleh polisi, tapi rayyan tidak ingin tahu bagaimana kelanjutannya, tapi dalam benaknya kini, mana mungkin ayahnya seteledor itu dalam mengemudi, ia tahu bahwa bastian takkan mengemudi dalam keadaan tidak fit atau tidak sadar.

Setelah ini rayyan perlu pulang dan bertanya pada ayahnya serta memberi tahu alasan ansara selama ini menjauhi ayahnya.

ANSARA JOURNEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang