Gadis itu berlari dari pintu gerbang menuju pintu rumahnya rasanya baru kemarin dia datang kesini walapun hanya mampir sebentar.
Ia tidak sabar ingin bertemu ayahnya dan meminta maaf, harusnya hari ini menjadi hari yang berarti untuknya. Kata-kata rahma kemarin masih terngiang-ngiang dalam benaknya, mungkinkah ayahnya mau memafkan dia?
Langkah gadis itu berhenti di depan pintu megah rumahnya, jantungnya berdegub kencang, ia bingung dan takut serta khawatir. Khawatir ayahnya akan berubah dan tak mau mempedulikannya lagi.
Sore ini halaman rumahnya terasa sepi, ia pun bertanya-tanya apakah ayahnya sudah pergi ke bandung? Tapi kata rayyan mereka akan berangkat ke bandung dua hari setelah pembagian rapor. Dan itu masih empat hari lagi.
Ia mengetuk pintu itu perlahan dan mengucapkan salam
"Assalamualaikum"
"Walaaikumsalam " ucap seseorang dari dalam rumah
"Non ansara?" tanya wanita itu memastikan, Bi inah lah yang membukakan pintu untuk ansara, ansarapun langsung berhambur memeluk bi inah.
"Dimana ayah bi? "tanya gadis itu to the point.
"Hm tuan, tuan di bawa mas rayyan non ke rumah sakit" ucap bi inah sambil gemetar
"Ayah sakit? Sakit apa bi? Sejak kapan?" tanya ansara dengan nada panik
"Saya nggak tahu non, tiba-tiba tuan pingsan di kamarnya, setelah itu mas rayyan langsung membawa tuan, mereka pergi sekitar dua jam yang lalu" ucap bi inah
"Mang adin dimana bi? Saya mau minta tolong untuk mengantar saya ke rumah sakit" ucap ansara
"Ada kok non, sebentar saya panggilkan" ucap bi inah
Ansara diam, kini pikirannya kacau, ia takut sesuatu yang buruk terjadi pada ayahnya, ia tidak ingin kehilangan lagi.
Dan jika itu terjadi sudah dipastikan ia akan menyesal***
Tak lama ansara dan mang adin pun sudah sampai di rumah sakit, mereka langsung menuju UGD, dan disana sudah ada laki-laki yang sangat ansara kenal, wajahnya nampak murung dan cemas."Gimana keadaan ayah?" tanya ansara sambil menatap rayyan, berharap orang yang ada di depannya mau menjawab.
"Sedang ditangani dokter" ucap rayyan
"Kenapa lo gak pernah cerita kalau ayah sakit?" ucap ansara kesal
"Gue gak tahu kalau ayah punya penyakit jantung, ayah gak pernah cerita. Dan sejak kapan lo peduli? " tanya rayyan
Kalimat terakhir yang diucapkan oleh rayyan begitu menohok, hingga dada ansara terasa sesak. Ia bahkan tidak tahu apapun tentang ayahnya, sementara bastian berusaha mati-matian untuk mengenal ansara.
"Gue ingin minta maaf sama ayah yan" ucap ansara sambil menangis tersedu-sedu.
"Syukurlah kalau lo udah sadar betapa ayah sangat sayang sama lo" ucap rayyan
"Gue menyesal yan" ucapnya lagi
"Tenangin diri lo" ucap rayyan
KAMU SEDANG MEMBACA
ANSARA JOURNEY
General Fiction"Gue hanya ingin sendiri, gue ga butuh lo, jadi jangan ganggu gue" -Ansara "Gue juga gatau sejak kapan gue menerima tugas ini, tugas untuk selalu ngelindungin lo" -Arayyan Sejak kepergian kedua orang tuanya Ansara memutuskan untuk keluar dari rumah...