Bagian 31

72 4 0
                                    

"Langsung aja ya xel, gue harus buru-buru pulang, soalnya gue ditungguin Ayah" ucap Ansara, ia ditemani oleh Rahma.

"Kayanya juga gue ga mau jelasin terlalu panjang deh, mungkin juga lo udah tau, kalo gue suka sama lo, udah lama Ra, gue terlalu pengecut untuk bisa ngomong ini semua, ya gue harap apapun jawaban lo, kita masih bisa temenan" ucap Axel

"Sebelumnya gue ucapin makasih karena lo udah mau jujur, tapi gue bener-bener nggak ada rencana ke arah situ, gue minta maaf nggak bisa nerima cinta lo" ucap Ansara

Tepat sudah dugaannya, Ansara benar-benar menolaknya dengan jelas, langsung to the point gak minta waktu kaya kebanyakan cewe.

"Sorry ya xel, gue pulang dulu" ucap Ansara diikuti Rahma.

Setelah kejadian tadi, Rahma langsung menasehati Ansara.

"Bagus Ra, kalo bisa sih gausah pacar-pacaran, nikah aja" ucap Rahma

"Perjalanan gue masih panjang Ma, gue pengen kuliah dulu, bahagiain Ayah lalu baru gue mencari jodoh gue" ucap Ansara

"Lo bener Ra, kadang gue gak abis pikir, sama yang pacaran, mereka ngabisin waktu bertaun-taun untuk hal yang gak pasti, mubadzir gak sih?" ucap Rahma

"Hahaha iya juga ya, ya semoga kita terhindar deh ma dari pacaran" ucap Ansara

"Ya udah yuk pulang" ajak Rahma.

--------------
"Assalamualaikum yah" ucap Ansara memberi salam pada Bastian yang menunggu di depan pintu

"Waalaikumsalam Nak, gimana sekolah tadi? Lancar?" tanyanya

"Lancar aja sih yah, bentar lagi udah masuk semester 2 itu artinya gak lama lagi Ansara bakal kuliah, cepet banget ya yah" ucap Ansara

"Ngomong-ngomong kuliah, kita belum obrolin ini ya? Kamu ganti baju dulu gih, 30 menit lagi Rayyan pulang" ucap Bastian

Ansara sendiri masih bingung ia mau kuliah dimana, baginya semua bidang menarik, selain karena ia di anugerahi otak yang encer ia juga orang yang cepat belajar. Tapi ada satu bidang yang ia minati.

30 menit kemudian, ternyata Rayyan pulang lebih cepat, dan mereka kini tengah berkumpul di Ruang tengah.

"Jadi gini, kalian bentar lagi mau kuliah, Rayyan mau ambil jurusan Apa? Ansara juga mau ambil apa?" tanya Bastian

"Kalo Rayyan pengen ambil jurusan Arsitektur di UI yah, doain ya" ucap Rayyan dengan mantap

"Kalau Ansara? Udah ada pilihan jurusan?" tanya Bastian

"Masih bingung yah" ucapnya

"Ya udah istikharah ya abis ini, biar dikasih petunjuk, tapi kira-kira ada bidang yang Ansara sukai atau minati?"tanya Bastian

"Kalo Ansara ambil kedokteran cocok gak ya yah?" tanya Ansara

"Waah bagus dong, cocok banget." ucap Bastian

"Bagus, nilai lo cukup kok untuk masuk situ, gue yakin jalur nilai aja lo pasti masuk, apalagi sertif lo banyak" ucap Rayyan

"Tapi yah, Ansara pengen kuliah di luar negeri boleh?" tanyanya ragu-ragu

"Dimana?" tanya Bastian

"Jerman, ada beasiswa kok yah"ucap Ansara

"Lo yakin? Bisa jaga diri disana?" tanya Rayyan

"Ya doain dong yan, gini-gini kan gue udah latian belajar mandiri dari kemaren-kemaren" ucap Ansara

"Ya udah kalau Ansara udah yakin, Ayah selalu dukung apapun keputusan kalian, kalau memang itu yang terbaik" ucap Bastian

"Makasih ya yah" ucap Rayyan, diikuti juga oleh Ansara.

"Jangan lupa shalat, jaga diri lo, tetep pake hijab lo, jangan kebawa pergaulan, Ayah dan gue bakal sering jengukin lo kesana" ucap Rayyan

"Belum juga daftar yan" ucap Ansara

"Ya kan gue cuma mewanti-wanti lo sejak awal, supaya lo inget terus" ucap Rayyan

"Iya iya makasih" ucap Ansara

Merekapun masuk ke kamar masing-masing,  di dalam kamar Ansara tiba-tiba kepikiran, gimana Ayah sama Rayyan ya kalau ia pergi? Siapa yang jaga Ayah?

----------------
Halo guys, gimana part ini ? Makin bingung gak sih jadi Ansara? Kalau kalian pilih apa?

Jangan lupa voment yaa:)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 26, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ANSARA JOURNEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang