Hal . Tujuh

21.8K 2.5K 137
                                    

-Invitation-

Jangan lupa Vote komen dan Save
..
Xie xie

Suasana pun berubah menjadi canggung setelah Ragon muncul dan membuat Nadine teringat akan sosok kekasihnya di dunia sana. Wajah Ragon begitu mirip dengan Axel, hingga Nadine berfikir bahwa mungkin saja ruang lingkupnya di dunia ini pun akan sama saja.

Sebenarnya tidak hanya Ragon, Nadine juga menyadari bahwa wajah ananta pun mirip dengan wajah ibu nya saat masih muda dulu.

" Yang mulia sebaiknya anda segera kembali ke istana, dunia luar sangat lah tidak aman untuk mu " pinta Ragon lembut

" Haa?? Tapi bukan kah saat ini aku sedang berjalan dengan seorang pangeran ? " Balas Nadine yang merasa tidak ingin berpisah dengan Ragon.

Mendengar ucapan Nadine, sontak saja Ragon terbatuk. Ia tidak pernah mengira perubahan yang terjadi akan seperti ini. Ya jujur saja, ragon memang menyimpan perasaan pada Tamara, bahkan sejak mereka masih kecil. namun ia sangat tahu bahwa tamara sangat mencintai kaka nya Althar.

Sejak saat itu juga ragon memutuskan untuk menyimpan perasaan nya dalam dalam serta menjaga tamara dari kejauhan, entah tamara akan menganggap nya berarti atau tidak setidaknya Ragon sudah melakukan tugas nya untuk melindungi wanita yang ia cintai, termasuk dengan kejadian kemarin.
Tanpa ragu Ragon ikut menjatuhkan dirinya ke dalam air demi menyelamatkan Tamara, meski ia tahu bahwa saat tamara bangun ia hanya akan mencintai Althar.

Ragon mengulum senyum hambarnya setelah mendengar ucapan manis Tamara.

" Ada apa ? " Tanya Nadine yang tak melepas pandangan nya pada Ragon

" Tidak, yang mulia hamba harus segera pergi jadi sebaiknya anda kembali. Hamba takut paduka akan mengkhawatirkan anda " sahut Ragon tegas.

Mendengar nama Raja, kini wajah Nadine berubah menjadi muram, ia sangat kesal jika mendengar nama pria itu di sebutkan!

" Baik lah, aa-- Pangeran??" Panggil Nadine sebelum Ragon pergi.

" Apa kita bisa bertemu lagi?" Tanya Nadine tanpa bisa ia kontrol, entah lah hati merasa sangat tidak ingin berpisah dengan Ragon karena ia memiliki wajah axel.

Nadine terdiam sesaat, ia mengingat kebersamaan nya denganaxel, ya saat mereka sedang bersama axel hanya akan pergi jika Nadine sudah tertidur. Tapi saat ini, sepertinya hal itu tidak akan pernah ia rasakan lagi.
Ragon berbeda dengan Axel, lihat lah bahkan baru setengah jam mereka bertemu Ragon sudah ingin pergi.

" Yang mulia kenapaa wajah anda terlihat murung?" Tanya Ananta saat Ragon pergi meninggalkan mereka.

" Tidak, ayo anna. Kita kembali ke istana "

******

Pagi ini seperti biasa ritual pagi anggota kerajaan adalah sarapan bersama, sebenarnya ini tidak bisa di sebut sarapan karena mereka hanya akan meminum teh dan memakan sedikit kue yang berukuran kecil.

Dan entah mengapa pagi ini, sosok Mu beak juga sudah ada di depan pintu kamar sang ratu untuk menyampaikan titah raja.

" Apa???  pria itu mengajak ku sarapan bersama??" Tanya Nadine saat mendengar ucapan Anna.
" Tapi, bukan kah kau bilang sudah satu tahun kami tidak pernah minum atau makan bersama??"  Sambung nya malas.

" Benar yang mulia, tapi pagi ini paduka menyuruj pengawal pribadinya untuk mengundang anda dan dia masih ada di luar" 

" Oh astaga! Sepertinya Althar benar benar tidak ingin membiarkan ku tertidur dengan tenang hingga dia harus memanggil ku sepagi ini?"  Gerutu Nadine yang merasa masih sangat kantuk.

Jelas saja, matahari pun belum terbit dan Althar sudah mengundang nya untuk minum teh.

Berbeda dengan Nadine, setelah melihat perubahan besar yang terjadi pada sang ratu, Althar tak bisa melupakan semua kenyataan itu sepanjang malam ia tak bisa tidur karena tak percaya dengan informasi yang Mu beak katakan setelah ia meminta nya mengawasi tamara seharian.

" Ratu benar benar terlihat berbeda, dia bahkan mau berbicara dengan pengemis di jalanan juga makan di sebuah kios di pinggir kota, dan wajah nya pun sangat ceria. Seolah ia menikmati perjalan baru " ucapan Mu Beak terngiang ngiang di kepalanya.

" Apa Tamara benar benar kembali menjadi gadis yang dulu membuat ku jatuh hati padanya?" Batin Althar merasa lega karena akhirnya Tamara mengerti dengan semua keadaan.

Sebenarnya Althar pun tidak ingin memiliki banyak istri seperti saat ini, namun ia tak bisa menolak karena sudah cukup banyak prajurit yang mengorbankan nyawa nya di medan perang. Althar berfikir jika ada jalan lain selain perang untuk menyatukan daratan Arth maka ia harus melakukannya. Althar juga memahami perasaan Tamara, ia juga yakin gadis itu merasa di khianati. Tapi mereka tidak memiliki pilihan selain ini.

Althar sangat berharap Tamara mengerti perasaan nya, ia juga ingin tamara tahu bahwa selama ini perasaan dan hati nya hanya untuk tamara, meski ia menikahi 16 wanita.
Di dalam hati Althar posisi tamara tidak bisa di gantikan dengan siapa pun karena ia hanya bisa jatuh cinta satu kali pada satu orang hingga dengan yakin Althar menjadikan Tamara sebagai seorang Ratu dari seluruh benua Arth untuk membalas semua yang sudah tamara lakukan juga intuk menebus kesalahan yang ia perbuat.

Ada pun ia memiliki banyak istri dan selir, semua tak lain hanyalah sebatas perjanjian politik saja, Tidak lebih.
Namun harapan Althar semakin pupus saat melihat sikap dan amarah yang tamara tunjukan padanya.
Meski pada awal nya Althar bisa memahami sikap dan kemarahan Tamara namun berjalan nya waktu ia pun mulai lelah dan bosan menghadapi gadis itu.

Bahkan di saat Althar lelah dan cemas, althar berharap ada seseorang yang bisa ia jadikan sebagai sandaran untuk segala kegelisahan nya, Althar berharap ia bisa mendapat kan semua itu dari Tamara, namun gadis itu seolah menutup mata dan hatinya
Ia terus melampiaskan amarah dan kebencian nya tanpa berfikir dan bertanya pada Althar. Semakin hari tamara semakin menjadi orang asing, Althar tak lagi menemukan sosok Tamara yang ia cintai dulu, tamara yang lembut, saat ini althar hanya melihat tamara seperti wanita berdarah dingin yang tak segan menghunuskan pedang nya pada leher siapa pun.

Tamara menghancurkan segala yang Althar bangun, dan tidak ada seorang pun yang bisa mencegahnya. Hingga suatu hari Althar akhirnya kehabisan rasa sabarnya dan memutuskan untuk mengabaikan tamara serta mengancam gadis itu jika ia terus membuat kekacauan di kerajaan nya.

Kecemasan Althar saat ini hanya satu, ia takut tamara mulai lelah dan memutuskan untuk melanjutkan hidupnya tanpa memberikan kesempatan pada hubungan mereka.
Setidaknya althar tidak ingin kehilangan gadis yang sangat ia cintai .

" Tamara apa kau sudah benar benar menyerah dengan hubungan kita?"

_______________________________

_______________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ragon Hazyi Mufasa

Queen Evil  Eternal Love END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang