HAL DUA PULUH LIMA.

11.4K 1.3K 17
                                    

Jangan Lupa Vote ya guys..
..

Nadine terus meneteskan airmatanya kala mengingat ucapan Althar, ia merasa hatinya sangat sakit saat menyadari bahwa selama ini Althar tidak benar benar mau berbaikan dengannya meski ia sudah berbuat baik. Nadine tahu, ia tidak berhak marah karena hubungan ini milik Tamara dan Althar. namun saat ini, yang ada di dunia ini adalah dirinya.
Bukan Tamara, Nadine tidak tahu harus bertanya pada siapa tentang akar masalah ini.

Ia juga tidak Tahu bagaimana Althar bisa tahu segala hal tentang dirinya, bahkan di tempat yang jauh. Nadine semakin kecewa saat menyadari Althar hanya berbohong tentang cinta dan niat nya untuk kembali berbaikan.

"mama, Nadine ingin pulang maa" isak Nadine sedih.

"mengapa aku harus terjebak didalam pertikaian yang melelahkan seperti ini, aku bahkan tidak tahu, pihak siapa yang benar atau salah, aku bahkan tidak bisa mengatakan bahwa aku adalah aku, dan bukan Ratu negri ini" batin Nadine teriris.

Tak lama ananta pun datang dengan wajah cemas saat melihat ratunya menangis setelah berdebat dengan raja.

" Ada apa yang mulia? Apa raja menyakiti anda lagi?" tanya Ananta seraya memeluk tubuh ringkih Nadine.

" ana aku ingin pulang" isak Nadine yang merasa lelah dan ia tidak bisa lagi bertahan di dalam masalah pelik ini.

" yang mulia apa maksud anda? Ini rumah anda, istana ini adalah rumah anda setelah anda resmi menjadi ratu dan tidak ada siapa pun yang berhak mengusir anda dari sini"

" tapi aku lelah" bisik Nadine tak berdaya.

" hamba memahami kesedihan anda yang mulia, hamba mohon bertahanlah, anda harus ingat mimpi anda untuk membuat dunia ini damai dan penuh kebahagiaan"  ucap Ananta menyemangati.

" tapi aku bukan Tamara ana, aku tidak memiliki kekuatan sebesar itu untuk merubah dunia" batin Nadine semakin terisak.

Nadine kembali mengingat perdebatan nya dengan Althar.

*Mode ingatan *

" bagaimana aku tidak mencurigai dirimu Tamara, sedang kau selalu memiliki pembicaraan rahasia dengan kakak ku!!"  ujar Althar tak mau kalah.

" kau sungguh memata matai ku??"  tanya Nadine tidak percaya bahwa selama ini Althar tidak pernah berniat berbaikan dengannya meski ia sudah melakukan banyak hal untuk Pria itu.

" aku hanya---"

" apa hatimu sekeras itu Althar?? Kau tega melakukan itu padaku??? "

" cepat katakan saja padaku apa yang sebenarnya kalian rencanakan Tamara!? Jangan bermain trik seperti ini padaku!" tatapan Althar kian mendingin saat menatap wajah Nadine.

Ia seperti bukan Althar, pria yang kemarin selalu tersenyum pada Nadine dengan tulus kini berubah bengis.

" dengarkan aku baik baik Tamara, aku akan menerima segala perlakuan mu padaku tapi tidak pada negara yang susah payah ku bangun, aku tidak akan membiarkan kau dan pasukan Asseudhal menghancurkan Arth hanya karena amarah konyol kalian"

" aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan!!"

" jangan bersandiwara lagi Tamara" pekik Althar kesal

" jika besok aku melihat pasukan Asseudhal muncul, maka akan ku pastikan hubungan kita akan benar benar berakhir dan kau benar benar membuka jalan perang diantara kita"

" ada apa Althar apa kau takut dengan pasukan Asseudhal???" tanya Nadine penasaran Bercampur kesal.

" aku tidak takut pada siapa pun Tamara, percaya lah aku bisa memusnahkan pasukan kalian dalam hitungan menit jika aku ingin "

" kau tidak lupa bukan, bahwa aku adalah Aramun Zajyi Althar " imbuh Althar menekankan kata Aramun 

*Aramun adalah pria yang di berkati oleh Ragaz, karena saat Althar Lahir hujan lebat disertai petir turun bergemuruh memenuhi arth setelah beberapa tahun bangsa Arth mengalami kemarau panjang. Ia juga terlahir dengan sayap hitam di tubuhnya yang mana hal itu diyakini oleh para Penyihir Arth sebagai titisan dari dewa Ragaz dan sejak itu Althar di yakini sebagai reinkarnasi Ragaz yang tuhan kirim untuk membangun dunia baru.

Althar juga tumbuh dalam pengawasan para penyihir yang melayani kuil Agung dewi Amu. Ibu dewa Ragaz yang tinggal di atas Langit. Artinya selama Althar hidup ia sudah menguasai segala jenis sihir. Hanya saja Althar memilih bertarung dengan tangan dan senjata seperti manusia lain. Namun ada kalanya ia menggunakan sihirnya untuk melawan musuh beratnya.

Nadine terdiam saat mengingat ucapan ananta bahwa Althar memang memiliki sayap di punggung nya hanya saja selama ini Nadine tidak pernah melihat hal itu, jadi Nadine menganggap hal itu hanyalah isu belaka, ia tidak yakin apa Althar titisan malaikat atau iblis namun setelah melihat amarah nya kini Nadine yakin Althar adalah titisan iblis. Yaa Nadine merasa Bangsa ini adalah awal dari perjalanan iblis setelah jatuh dari surga dan dirinya kemarin terjatuh kedalam Arung laut dimana kata para penduduk disanalah iblis tinggal.

" berhenti berfikir Nadine kini kau sudah benar benar terjebak didalam masalah tamara."  batin Nadine semakin cemas. Dan tidak mengerti apa yang sedang menimpa dirinya..

" mengapa kau diam Tamara? katakan padaku apa yang sebenarnya kalian rencanakan "

" demi apa pun aku tidak pernah mengatakan apa pun soal Pasukan Asseudhal!! Aku bahkan tidak ingat seperti apa mereka" nada bicara Nadine pun mulai melemah.

" apa kau bersungguh sungguh!!!??"

" bunuh saja aku jika aku berbohong!! lagi pula mengapa kau sangat khawatir dengan pasukan Asseudhal? Mengapa kau tidak memusnahkan mereka seperti yang kau ucap tadi" sungut Nadine menantang.

"aku tidak ingin menyakiti rakyat ku, terlebih pasukan Asseudhal adalah pasukan yang ku latih selama kita berperang untuk menyatukan Arth, mereka sudah seperti bagian hidup ku"

" lalu mengapa kau sangat khawatir jika pasukan Asseudhal muncul."

" Karena jika mereka muncul maka pasukan Garwald akan kembali - - -"

" jadi kau marah padaku dan pasukan Asseudhal semata mata hanya demi selir mu!!???"

" bukan itu maksudku-- aku hanya tidak ingin adanya peperangan ditengah kedamaian yang baru saja ku dapatkan selama ini "

" berhenti bicara yang mulia, aku sudah mengerti semua ucapan dan amarah nu, pada dasar nya semua ini hanya demi selir Agung, apa kau begitu mencintainya hingga kau takut bangsa nya akan hancur karena peperangan? "

" Tamara aku hanya tidak ingin melihat peperangan di kerajaan ku!! "

" aku tahu yang mulia Sebaiknya sekarang kau kembali. "

" Tamara aku belum selesai menjelaskan segalanya "

" tapi aku sudah lelah yang mulia"

*******

Queen Evil  Eternal Love END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang