EMPAT PULUH

10.6K 1.2K 6
                                    

Jangan lupa Vomen ya guys
..
..

🎋🎋🎋

Nadine POV

Semua tatapan itu kini beralih padaku, tangan yang tadinya mencengkram kuat pada pelana kuda pun mulai mengendur, saat melihat rombongan prajurit kerajaan. Terutama saat melihat wajah pria yang selalu menemaniku setiap hari di istana.

Aragon tercengang saat melihat kehadiran ku, dia seakan tidak percaya sekaligus bahagia karena aku masih hidup. Memang aku tidak tahu apa orang orang di istana masih menganggap diriku ada atau tidak, namun setelah melihat ini, aku yakin mereka masih menginginkan diriku ada.

" yang mulia ratu?? " ucap Aragon seperti memastikan apa itu aku?

Karena sampai saat ini aku masih terdiam membeku di samping Kanmerou yang terus mengendus endus diriku.

" Cepat beri hormat pada yang mulia " titah Aragon yang di ikuti cepat oleh semua orang. Bahkan Hasa yang sejak tadi terlihat bingung kini ikut menunduk.

" hasa bangunlah, ayok kita pergi dari sini " ajak ku seraya meminta hasa berdiri.

" tapi Ana---"

" tuan sepertinya anda salah sangka, saya hanya rakyat biasa dan soal kuda- kuda -- saya hanya pernah menaiki kuda dan cukup mengerti tentang kuda-- yaa hanya itu " oceh ku yang tidak tahu lagi harus mengatakan apa.

" apa nona tahu kuda apa yang sedang anda bicarakan? " balas Aragon kekeuh.

" aku tidak tahu tuan, dan saya harap hal ini tidak di besar besar kan, kami mohon pamit " ucapku seraya menarik lengan Hasa dan bergegas mengajaknya pergi dari tempat ini.

" Ana tapi mereka adalah pasukan kerajaan? Apa kita tidak apa apa mengabaikan mereka " tanya Hasa cemas.

" sudahlah Hasa, aku tidak ingin berurusan dengan mereka, lagi pula aku hanya berniat menolong kuda itu dan rakyat yang sedang menikmati malam perayaan! Apa salahku?? " protes ku semakin kesal dan cemas

Bak angin tiba tiba saja sebuah panah melesat di hadapanku, dan panah itu berhasil menghempaskan cadar dan topeng yang ku pakai, lidahku kelu, bukan karena penutup wajahku yang terlepas tapi karena siapa yang memanah. Dia adalah pria yang ingin aku lupakan dan pria yang ingin ku hindari saat ini, raja Arth yang sangat menyebalkan itu kini berada tepat di depanku dengan wajah menyeramkan, tatapan nya begitu tajam seolah ingin menerkam ku.

Normal POV

" salam hormat kami yang mulia ratu " seru Harez meminta semua orang kembali membungkuk hormat pada Ratu Arth itu.

" Ratu kau hendak kemana??" goda Althar yang sudah sangat gemas dan rindu pada istri nya itu.

" Ana apa yang sebenarnya kita hadapi ini?? " bisik Hasa merasa tak karuan

" entahlah Hasa, mari kita berdoa agar pria di depan kita tidak melenyapkan kita " balas Nadine semakin cemas.

" bukan dia adalah paduka Raja??? " hasa kembali berbisik.

" entahlah, aku tidak kenal" balas Nadine bersikukuh bahwa dirinya tidak akan kembali menjadi Tamara.

" A--ada apa paduka menghentikan perjalanan kami?? " tanya Nadine dengan wajah Inoncent.

" yang mulia ratu? Apa yang kau katakan? Tentu saja aku datang untuk membawamu kembali ke istana "

" seperti nya yang mulia salah sangka, saya bukan ratu dan mengapa saya harus menjadi ratu?? " ujar Nadine terus menolak.

" Tamara, aku tahu, aku sudah banyak melakukan kesalahan tapi, kumohon jangan seperti ini!! Rakyat Arth membutuhkan dirimu " jelas Althar memohon.

Kini tatapan Nadine beralih pada semua orang yang masih menunduk hormat, pada mereka.

" yang mulia tolong ampuni saya tapi saya akan katakan sekali lagi, bahwa saya bukanlah yang mulia ratu "

Raut kekecewaan mulai menyelimuti wajah tegas raja Arth, karena kini sang istri benar benar menolak untuk kembali. Namun tak. Kehabisan akal kini Althar membahas mengapa Nadine bisa mengendalikan konmerou sedang semua orang tahu hanya titisan Hirwal dan sang ratulah yang dapat menyentuhnya.

" yang mulia, saya katakan sekali lagi bahwa saya cukup mengerti tentang kuda dan mengendalikan satu kuda bukan lah, hal yang sulit."

" bagaimana mungkin? Jika kau memang menganggap kuda kerajaanku adalah kuda biasa, maka aku akan memberikan satu kantung emas pada siapa pun yang bisa memanggil atau menaikinya " ucap Althar meminta semua orang untuk menaiki Kanmerou, yang jelas jelas hal itu mustahil dilakukan dan ada pun hal lain, tentu saja rakyat tidak berani menyentuh kuda raja sembarangan.

" kalau begitu aku akan mempersilakan pada penasihat kerajaan pangeran Edghar untuk membawa kuda itu kehadapan nona ini" tantang Althar yang tidak sabar ingin melihat hal lucu di hadapan nya.

Nadine yang sangat mengenal dan mengetahui jelas tentang konmerou tentu saja semakin takut juga khawatir bahwa semua ucapan Althar terbukti dan rakyat akan menganggap dirinya tidak bertanggung jawab karena memilih menjauh dari raja serta kerajaan dari pada mengayomi rakyat.

" yang mulia, ini tidak mungkin--" tolak Edghar seraya menatap kearah Nadine.

" mengapa?? Nona ini mengatakan bahwa konmerou kita sama dengan kuda kuda biasa yang sering ia tunggangi.

" cepat bawa kuda itu kemari " titah Althar keras.

Dengan susah payah Edghar pun berusaha menaiki konmerou yang terus mengelak karena enggan di tunggangi oleh orang lain. Bahkan konmerou terus meringik keras karena kesal. Nadine yang melihat hal itu pun semakin cemas ia khawatir Kanmerou akan kembali mengamuk karena merasa tertekan.

" ada apa nona? Mengapa tatapan mu begitu hanya pada seekor kuda?? " ledek Edghar.

Dan benar saja, hal yang di takuti semua orang pun terjadi, Konmerou kini mulai menendang kesana kemari bahkan tubuhnya yang tertunduk mulai mengangkat badannya keatas seakan siap menerjang siapa pun yang berani menyentuhnya.

Semua prajurit pun mulai terlihat khawatir dan bingung harus melakukan apa karena itu kuda sang ratu, mereka juga tidak berani menyakiti atau melukai konmerou.

" Ada apa penasehat negara?? Apa kuda biasa itu masih tidak bisa kau taklukkan? Ck bagaimana aku harus menghadapi rakyatku, jika penasehat agung pun kalah dalam menaklukkan kuda BIASA" cibir Althar menekan kan kata biasa di depan Nadine.

" ahh tenang saja nona, Pangeran Edghar sangat ahli dalam menangani kuda " imbuhnya pada Hasa yang terlihat memasang wajah cemas.

Beberapa menit berlalu dan Konmerou masih saja mengamuk kali ini bahkan lebih parah, beberapa prajurit juga hampir kewalahan menahan ikatan mereka karena Konmerou begitu kuat.

" ckck sekeras itukah keinginanmu untuk pergi dari ku Tamara ??? "

------

Queen Evil  Eternal Love END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang