LIMA PULUH ENAM

9.7K 1K 13
                                    

Jangan lupa Vomen
..
Xie Xie
..

Gerak Nadine terhenti saat ia melihat seseorang yang sejak pertama ia datang ingin Nadine temui. Yaps, dia adalah Edghar. Pria itu tampak mengulum senyum hambar karena besarnya rasa bersalah yang Edghar miliki pada tamara.



" Pangeran? " panggil Nadine tiba tiba bersikap formal pada Edghar.



" yang mulia maafkan hamba --" tiba tiba Ananta terduduk di samping Nadine dengan wajah bersalah.



" apa kau menemuinya?? " tanya Nadine yang merasa asing dengan keluarga kerajaan.Ya, semenjak mendengar kabar pernikahan dan pengangkatan Ratu Nadine jadi kehilangan ras hormat pada para pria yang sudah ia anggap sebagai keluarga itu.



Nadine merasa mereka begitu kejam karena melakukan semua hal ini padanya, terlebih lagi Edghar sudah tahu jika Hasa menyimpan perasaan padanya dan ia malah membuat Althar menikahi gadis malang itu. Nadine kesal karena Edghar selalu saja bersikap skeptis terhadap sesuatu. Belum lagi karena hal itu, Nadine jadi kehilangan suami juga kehidupan nya di sini.



Nadine benar benar kesal pada mereka semua, yang sudah melakukan hal ini padanya. Bahkan pada ananta, wanita ini seharusnya mendapatkan tempat terbaik karena sudah melayani Ratu seumur hidup nya. Alih alih memberikan kebebasan mereka malah memberikan rumah gubuk yang hampir runtuh ini padanya.



" aku mohon ampun yang mulia, tadi siang saat hamba berada di pasar, pangeran tiba tiba datang menemui hamba karena mendengar tentang makanan kita, hamba sudah berusaha menutupi keberadaan yang mulia namun semua anggota kerajaan sangat mengenal hamba yang bodoh akan hal hal seperti ini" terang Ananta berpura pura bodoh.



Karena bagaimana pun Ananta masih tangan kanan Althar yang memang sengaja Althar perintahkan untuk menjalani hidup di luar, agar kelak jika Ratu kembali, ia pasti akan mencari pelayan setianya itu. Bahkan Althar sengaja menempatkan sebuah rumah untuk ananta di jalan yang paling strategis dan mudah di temukan karena selain karena letak, di tempat ini juga hanya ada beberapa rumah saja. Sebenarnya pun Althar pada awalnya memberikan rumah yang cukup mewah, namun ananta menolak karena itu bukanlah gaya hidupnya. Pada akhirnya ia memilih tinggal di rumah yang sudah hampir usang ini.



Saat ia menemukan Nadine pun ananta segera melaporkan hal ini pada Althar, untuk meminta petunjuk apa yang harus ia lakukan. Dan althar meminta ananta untuk mengikuti alur serta keinginan Ratu, althar berharap dengan seperti ini Ratu akan merasa bahagia.


Bagi althar, saat ini yang paling penting adalah kebahagiaan Ratu, juga agar ia tetap berada di dalam pandangan matanya. Althar tidak memerlukan apa pun jika dengan membebaskan sang istri akan membuat nya jauh lebih bahagia.



" sudah lah kau bisa pergi " ucap Nadine akhirnya mau menerima kedatangan Edghar.



" Yang mulia --aku "



" aku sudah bukan lagi Ratu negri ini pangeran, kau bicara lah dengan benar " sindir Nadine. Yang entah sejak kapan ia memiliki wibawa dan ketegasan.



" aku tahu mungkin aku sudah mengecewakan mu, tapi aku mohon mengerti lah, semuanya sangat rumit untuk di jelaskan, karena kepergian mu begitu tiba tiba!? Kami bahkan sudah melakukan segala hal agar semua keadaan sama seperti semula " jelas Edghar mencoba meyakinkan sang Ratu bahwa ia dan kedua saudaranya masih tetap menganggap bahwa tamara adalah Ratu negara ini.



" aku tidak kesal atau pun marah karena kalian mencari pengganti diriku, lagi pula negri ini membutuhkan seorang Ratu dan tidak mungkin bagi kita menunggu selama 7 tahun bukan? " balas Nadine sudah malas dengan pembahasan ini. Lagi pula sebenarnya Nadine jauh lebih senang menjadi warga biasa seperti ini, meski pada awalnya ia sangat kecewa, dan yang ia kecewakan bukanlah karena kehilangan status sebagai Ratu melainkan status sebagai istri satu satunya.



" tamara bagaimana caraku harus menjelaskan bahwa sampai saat ini kau masih sama seperti dulu, di dalam hati dan hidup kami, kau masih dan akan tetap menjadi Ratu Arth "



" kaka kenapa kau terus mengatakan hal tidak penting seperti ini?? Kenapa kau tidak menanyakan bagaimana keadaan ku apa aku baik baik saja?? Mengapa kau begitu mengecewakan?? " ujar Nadine semakin kesal pada Edghar.



" maafkan aku tamara, aku terlalu senang melihat mu, tapi aku juga khawatir dengan keadaanmu sampai sampai melihat mu seperti ini aku hanya takut kau akan marah padaku dan ---"



" sudahlah kak, aku baik baik saja" sela Nadine yang tersadar bahwa saat ini yang Edghar coba bujuk adalah tamara, mungkin tamara memang wanita yang seperti itu. Bahkan selama ini bukankah Althar dan tamara berebut kekuasaan meski mereka adalah suami istri? .



" jadi apa kau bersedia memaafkan aku? "



" yaa, aku selalu memaafkan kesalahan siapa pun karena untuk itu lah aku hidup " batin Nadine merasa sedih.



" tentu saja kak, aku sudah memaafkan siapa pun sebelum mereka meminta maaf, namun maafmu saja tidak akan membuat aku dan Althar bersatu karena kau enggan menikah " balas Nadine menyadarkan kesalahan yang Edghar lakukan dan hal yang membuat Nadine marah pada Edghar.



" tapi --- "



" yang mulia sebaiknya kita bicara sambil makan malam, ini sudah mau larut malam dan anda belum makan " sela Ananta dengan perasaan takut karena sudah berani menyela pembicaraan para penguasa itu.



" aku masih kenyang ana, kau saja yang makan. Cepat makan dan jangan sampai sakit karena perjalanan kita masih panjang " ucap Nadine seraya kembali menatap buku catatan di depan nya.



" yang mulia, bisakah kita berhubungan seperti dulu? Aku tidak bisa bermusuhan denganmu begitu lama " erang Edghar yang memang sudah menganggap tamara / Nadine sebagai adik kandung kesayangannya.


Siapa pun sudah pasti tahu bahwa Edghar siap mati untuk Ratu Arth. Bahkan ia sampai menolak pernikahan ini pun karena tidak ingin hatinya terisi oleh wanita lain.



" kak, mengapa kau bersikap seperti ini? Jika kau terus melakukan hal ini sampai kapan pun kau tidak akan pernah bahagia atau memiliki kehidupan mu sendiri!? "



" mengapa aku harus memiliki semua itu sedang kau ada di depanku? Tamara sejak dahulu sampai saat ini aku sudah mengatakan bahwa selama kau masih hidup, aku tidak akan pernah mencintai wanita lain meski kau tidak mencintaiku! Aku tidak peduli dengan apa pun selain dirimu, bahkan kau sudah melihat bagaimana aku mengalah kepada Althar dan merelakan kau bersama nya! Tidak kah kau ingat janji kita? " jelas Edghar mulai mengatakan kembali isi hatinya.



" kakak, apa yang kau katakan? Bagaimana pun Aku ini masih adik iparmu! " sergah Nadine tidak ingin sampai ada yang mendengar ucapan gila Edghar.



" lalu bagaimana caraku agar bisa membuat kekecewaan di hatimu hilang? "



" aku tidak pernah kecewa padamu, kak kau harus tahu bahwa aku bukan lah tamara yang dulu! Aku tidak pernah mencintaimu atau pun memiliki janji dengan mu " entah siapa yang merasuki Nadine tiba tiba ia merasa teringat akan sebuah hubungan tamara dengan Edghar.



" tamara mengapa kau mengatakan hal seperti itu? Apa kau benar benar sudah melupakan semua tentang kita? "



" tentang kita?? Apa maksudmu? Aku tidak ingat apa pun dan tidak pernah memiliki perasaan apa pun padamu " tolak Nadine .



" kepalaku, mengapa tiba tiba aku merasa pusing --" gumam Nadine sebelum ia jatuh pingsan.



" tamara --. " Edghar pun segera menghampiri Nadine yang tergeletak di lantai.



Namun belum sempat ia mengangkat tubuh Nadine tiba tiba sebuah suara lantang menghentikan geraknya.



" jauhkan tangan kotormu dari istri ku Edghar!!! "



Queen Evil  Eternal Love END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang